Mother Monster
Pernyataan Kiai Said bahwa “Sejuta Lady Gaga yang datang ke Indonesia tidak akan mampu menggoyahkan iman warga NU” menyentak banyak kalangan. Mengapa?
Sebelum menjawab pertanyaan ‘sederhana’ itu, mari kita buka dulu siapa Gaga, yang berjuluk Mother Monster itu. Gaga bernama asli Stefani Joanne Angelina Germanotta itu. Gaga sangat dipengaruhi sejumlah artis, terutama Freddie Mercury (vokalis rock band ’Queen’ yang meninggal pada 1991 karena AIDS dan santer disebut-sebut sebagai gay dan bisexual). Dari salah satu lagu terkenal Freddie Mercury –’Radio Gaga’- lahirlah nama panggung dia, “Lady Gaga”.
Apa sebagian kontroversi Gaga? Pertama, aksi panggungnya. Di antara penampilannya, ada yang bertema ‘darah muncrat’ seperti di The Monster Ball Tour. Kala itu, dia mengenakan korset kulit dan ‘diserang’ oleh penari berpakaian hitam yang menggerogoti tenggorokannya. Lalu, ‘darah’ yang didapat disemburkan ke dada Gaga. Setelah itu, Gaga berbaring ‘sekarat’ dalam genangan darah. Pernah pula dia mengenakan gaun dilengkapi dengan sepatu, tas dan topi yang masing-masing dibuat dari daging hewan mati. Di kemudian hari, kostum itu dikenal sebagai ‘pakain daging’.
Kedua, selera busananya nyentrik. Gaga kerap memakai pakaian yang sangat minimalis, yang menonjolkan bagian-bagian ‘rawan’ tubuhnya. Dalam konsernya, seringkali dia hanya mengenakan pakaian dalam dengan desain berbagai rupa.
Ketiga, pandangan hidupnya. Dia dikenal pro-gay/lesbian. Dari mulutnya pernah keluar kalimat, “Tuhan memberkati dan memberkati para gay”. Editor dari The Advocate berkomentar, Gaga telah menjadi “pembela sengit nyata” untuk kaum gay dan lesbian.
Keempat, dia dinilai menghina agama. Di Korea Selatan ditolak. Di Filipina juga ditolak sengit. Sekitar 60 anggota kelompok yang menyebut diri Pemuda Injil Filipina melakukan demonstrasi di depan gedung dewan kota dan menyatakan mereka tersinggung atas musik dan video Lady Gaga, terutama untuk lagu berjudul “Judas” yang menurut mereka mengejek Yesus Kristus (www.bbc.co.uk 18/05/2012). Ini artinya, tak hanya kalangan Islam yang menolak Gaga, tapi juga agama yang lain.
Kelima, Gaga juga dipandang sebagai Pemuja Setan yang doyan dengan sensasi. Busana yang dia gunakan banyak terilhami dari hal-hal berbau seram. Dia banyak menyerap inspirasi dari setan yang sudah tergambar oleh manusia. Gaga pernah berpenampilan ala setan dengan dua tanduk panjang menjulang ke atas. Dia pernah menggunakan kostum seperti Anubis, setan versi kebudayaan Mesir zaman Firaun (www.okezone.com 16/05/2012).
Pada 2009, Gaga tampil di MTV Music Video Awards Show dengan berlumur darah. Sebagian orang melihat gambaran penyanyi itu sedang mengorbankan kepada setan. Lagu-lagu Gaga juga dipandang banyak menyimpan pesan tentang hubungan sejenis, hingga dirinya tak menyembah Tuhan melainkan setan.
Ada sembilan tato di tubuh Gaga. Tato yang paling misterius adalah tato bergambar unicorn, kuda putih bertanduk, yang dibuatnya bulan September 2010. Di antara cula dan kepala unicorn itu terlilit spanduk berwarna gradasi biru dan ungu bertuliskan Born This Way. Tato yang terletak di paha kirinya ini dibuat untuk memeringati album ketiganya Born This Way. Selain itu, rupanya Gaga memilih gambar tersebut karena unicorn merupakan makhluk mistik favoritnya sejak kecil.
Dengan rekor seperti itu, Gaga ditolak di banyak negara, seperti –antara lain- Korea Selatan, China, Filipina, Singapura, Malaysia, dan Australia. Di Australia, misalnya, industri televisi di sana melarang peredaran video klip Gaga berjudul ‘Love Game’ karena liriknya sangat vulgar dalam menggambarkan seksualitas, begitu pula dengan adegan dalam video musiknya.
Tapi, inilah dunia! Suatu keburukan –sepertinya- selalu lebih banyak mendapat pendukung dan pengikut ketimbang kebaikan. Gaga –yang buruk seperti itu- memiliki pengaruh yang besar.
Gaga masuk dalam daftar ’100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia” versi majalah Time. Gaga juga tercantum di daftar tahunan majalah Forbes, “100 Selebriti Paling Berkuasa dan Berpengaruh di Dunia” (www.lampungpost.com 24/05/2012).
Melawan Arus
Gaga adalah penyanyi yang perilakunya sangat buruk. Ia pengumbar pornografi, pornoaksi, pendukung seks bebas (termasuk homoseks dan lesbian) dan pemuja setan. Gaga adalah pengusung kemunkaran yang harus dibendung.
Tapi, di negeri ini, sebagian pihak mengelu-elukan dan membela rencana kehadiran Gaga. Ini sebagian buktinya: Ribuan tiket konser bertajuk ‘Born This Way Ball’ ini ludes terjual. Tiket itu berharga Rp 465 ribu – Rp 2,250 juta (www.eramuslim.com 18/05/2012). Para pembeli tiket itu jelas penggemar Gaga, yaitu kalangan yang tak berkeberatan disebut ‘Little Monster’.
Di www.eramuslim.com edisi 18/05/2012, juga ada kabar: Ketua Pengurus Pusat Lembaga Seni dan Budaya Muslimin Indonesia NU, Al-Zastrouw Ngatawi menilai pelarangan konser Gaga sebagai sesuatu yang berlebihan. “Tidak usah berlebihan seperti itu. Jadi, mereka ini terlalu sok moralis,” kata Ngatawi.
Bahkan, yang paling ‘hebat’ -seperti yang telah disebut di atas- KH Said Aqil Siraj mengatakan bahwa: “Sejuta Lady Gaga yang datang ke Indonesia tidak akan mampu menggoyahkan iman warga NU”.
Apa yang disampaikan Kiai Said sangat berbeda dengan mantan Ketua Umum PB-NU KH Hasyim Muzadi yang menilai langkah polisi tidak mengeluarkan izin konser Gaga sudah tepat. “Apa yang diambil oleh polri untuk tidak mengeluarkan izin konser Lady Gaga sudah tepat,” katanya pada 19/05/2012.
Tak hanya bertolak belakang dengan KH Hasyim Muzadi, pendapat Kiai Said juga berseberangan dengan kalangan Islam lainnya. Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengharamkan menonton Gaga. Lalu, elemen Islam lainnya juga sama: menolak tegas Gaga. Mereka -antara lain- adalah MIUMI (Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia), Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Hidayatullah, Tim Pembela Muslim (TPM), Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Forum Umat Islam (FUI), Front Pembela Islam (FPI), dan sebagainya.
“Kami menolak kehadiran Lady Gaga,” demikian Ketua DPP HTI Rahmat Kurnia di depan Kepala Polda Metro Jaya, Irjen Pol Untung S Rajab pada 23/5/2012. Dalam pers rilisnya, HTI menyampaikan pernyataan sikap terkait konser Gaga. Bahwa, konser tersebut merupakan sebuah kemunkaran yang pasti akan menimbulkan kemudharatan. Rencana konser itu harus dihentikan, bukan dibiarkan apalagi didukung.
Sungguh sangat banyak yang menentang rencana konser itu, termasuk Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Lembaga ini menolak karena menilainya sebagai sesuatu yang dapat menimbulkan demoralisasi anak bangsa.
Bagaimana sikap polisi? Kepala Polda Metro Jaya, Irjen Pol Untung S Rajab menegaskan bahwa dirinya tetap menolak diselenggarakannya konser Gaga di Jakarta. Sikap ini, menurut Untung, bukan karena tekanan dari siapapun. “Justru sikap ini bentuk penolakan dari intervensi budaya yang akan dilakukan Lady Gaga melalui konsernya,” kata Untung.
Bahkan, sebelumnya –yaitu pada 18/05/2012- Polda Metro Jaya menganggap pertunjukan Gaga dapat berdampak negatif terhadap sosial budaya bangsa Indonesia. Maka, seperti dikutip Rikwanto (Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya), Kepala Polda Metro Jaya Untung S Rajab memerintahkan untuk membubarkan konser jika pihak panitia tetap menggelar pertunjukan itu.
Bagaimana sikap Menteri Agama (terutama selaku Ketua Harian Satgas Antipornografi)? Dia menolak konser Gaga dengan alasan tak sesuai moral bangsa, yang juga untuk melindungi agama-agama yang ada di Indonesia.
Menunduk, Ayo!
Sikap Kiai Said yang berbicara gagah –yaitu merasa beriman kuat dan tahan godaan sejuta Gaga- seperti tersirat dalam kutipan di atas, layak ‘dipuji’. Kiai Said ‘hebat’!
Berikut ini catatan untuk Kiai Said. Pertama, secara substansial pernyataan Kiai Said sama sekali tak berdasar. Aktivitas (bermusik plus aksi panggung) Gaga itu jelas munkar. Sementara, di saat menghadapi kemunkaran, Islam meminta kita untuk bersikap tegas. Umat Islam harus aktif bernahi munkar! “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah” (QS Ali-‘Imraan [3]: 110). Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa di antara kalian yang melihat suatu kemunkaran maka hendaklah ia mengubah dengan tangannya; jika tidak mampu maka dengan lisannya; jika tidak mampu maka dengan hatinya, dan yang ini selemah-lemah iman” (HR Muslim). Jika dengan berdoa saja agar kemunkaran lenyap digolongkan sebagai selemah-lemah iman, maka seperti apa status iman dari mereka yang ridha dengan kemunkaran karena membiarkannya leluasa bergerak?
Sikap paling tepat adalah dengan melakukan nahi munkar, agar kita terhindar dari resiko. ”Sesungguhnya manusia jika melihat kemunkaran tapi tidak mengingkarinya, maka dikhawatirkan Allah akan menimpakan azab-Nya, yang juga akan menimpa mereka“ (HR Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibn Majah).
Kedua, Kiai Said bahkan bilang bahwa Gaga tak haram. Padahal, umat Islam dilarang bersekutu dengan pelaku kemunkaran dan penyeru kebathilan! Kita tak boleh menjadi penolong kebathilan dengan bersedia -langsung atau tak langsung- ‘memfasilitasi’ acara Gaga. “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran” (QS Al-Maaidah [5]: 2).
Ketiga, tak benar konser Gaga tak akan memengaruhi masyarakat. Kita tahu, kadar iman seseorang bisa naik dan dapat pula turun. Keimanan seseorang akan naik bila dia taat kepada Allah. Sebaliknya, iman akan turun jika seseorang bermaksiat, termasuk dengan sekadar hadir di sebuah tempat pertunjukan yang kemaksiatan digelar di dalamnya.
Orang-orang yang menonton konser Gaga sudah pasti bermaksiat. Sebab, mereka pasti akan melihat dengan sengaja berbagai aksi Gaga, mulai dari busananya yang minim sampai ke ‘lain-lain’-nya.
Jadi, Kiai Said, marilah menunduk: Astaghfirullah! []