Oleh :M. Anwar Djaelani
Inpasonline.com-“Ahok Ancam KH Ma’ruf Amin, Warga NU Sangat Marah” (www.jawapos.com 01/02/2017). “GP Ansor DKI: Ahok Tabuh Genderang Perang dengan NU” (www.republika.co.id 01/02/2017. “Laskar Santri Siap Jihad Bela KH Ma’ruf Amin” (www.tribunnews.com 01/02/2017).
Picu Resah Lagi
Itulah, negeri ini kembali gaduh karena ulah orang bernama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang tak bisa menjaga perasaan orang atau pihak lain.
“Mulutmu Harimaumu”, rupanya, bukanlah pepatah yang secara ketat dijadikan pedoman dalam sikap keseharian seorang Ahok. Banyak catatan kalimat-kalimat dia yang menyakitkan berbagai kalangan.
Sekadar mengulang satu di antaranya, pada 27/09/2017 di Kabupaten Kepulauan Seribu Ahok membuat pernyataan yang sangat menyakitkan umat Islam. Untuk itu, hari-hari ini dia menjalani persidangan dengan status sebagai terdakwa atas kasus penghinaan agama.
Luar biasa, pada sidang tanggal 31/01/2017 mulut Ahok kembali tak terkontrol. Dia mengancam akan mempolisikan KH Ma’ruf Amin. Seperti yang bisa kita ikuti di sejumlah media, di sidang itu Ahok menilai KH Ma’ruf Amin –dalam kapasitasnya sebagai saksi- menutupi latar-belakangnya yang pernah menjadi Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ahok mengatakan, pengacaranya memiliki bukti tentang adanya telepon dari SBY kepada KH Ma’ruf Amin agar KH Ma’ruf Amin bertemu dengan Agus-Sylviana. Oleh karena KH Ma’ruf Amin membantah adanya telepon itu, Ahok mengatakan akan memproses secara hukum Ketua Umum MUI tersebut. Lantas, Ahok juga mengatakan bahwa KH Ma’ruf Amin tidak pantas menjadi saksi karena tidak obyektif.
“Sikap keras Ahok yang kasar, arogan, dan ngancam-ngancam Kyai Ma’ruf saat persidangan menjadi sikap yang sangat blunder. Ahok kali ini membuat warga NU menjadi sangat marah,” tegas Wakil Sekretaris Jenderal PKB Daniel Johan. Hal ini, karena KH Ma’ruf Amin merupakan sosok yang paling dihormati warga NU sebagai pimpinan tertinggi di PBNU saat ini (www.jawapos.com 01/02/2017).
Gelombang protes atas sikap Ahok yang tak beradab itu mengalir deras. Lihat saja, antara lain berita-berita ini: “Aa Gym: Demi Allah, Kami Tak Rela KH Ma’ruf Amin Direndahkan” (www.republika.co.id 01/02/2017. “Ahok Hardik Ma’ruf Amin, Mahfud-MD: Saya ikut tersinggung” (www.okezone.com 02/01/2017. “Warga NU Tak Rela KH Ma’ruf Amin Dilecehkan Tersangka Penista Agama” (www.okezone.com01/02/2017).
Siapa, Siapakah
Siapa Ahok? Banyak yang tahu tentang dia, terutama dalam hal sikap-sikap kontroversialnya selama ini. Lalu, siapa KH Ma’ruf Amin? Beliau seorang ulama.
Secara bahasa ulama berarti ”orang yang mengerti” atau ”orang yang berilmu” atau ”orang yang berpengetahuan”. Dalam perspektif Islam, ulama adalah manusia yang berkategori sebagai pewaris para Nabi. “Sesungguhnya ulama itu adalah pewaris para Nabi” (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi).
Dengan perannya yang vital, seluruh umat Islam wajib taat kepada ulama, sejauh ulama itu benar-benar setia mengikuti Allah dan Rasulullah Saw. Sebab, setelah Nabi Saw wafat, maka peran kenabian dalam melakukan dakwah amar makruf nahi munkar berpindah kepada Sang Pewaris yaitu ulama. Ini, antara lain, bersandar kepada: “Para ulama itu sebagai pelita di permukaan bumi ini, sebagai pengganti-pengganti para Nabi, dan sebagai waris saya -Muhammad-, dan sebagai pewaris para Nabi” (HR Ibnu Ady).
Ulama berperan sebagai pembimbing dan pembina aqidah umat. Ulama harus responsif dengan aktif memberi pencerahan kepada umat. “Sesungguhnya perumpamaan ulama di bumi adalah seperti bintang-bintang di langit yang memberikan petunjuk di kegelapan bumi dan laut. Apabila dia terbenam, maka jalan akan kabur” (HR Ahmad).
Kembali ke pokok soal, siapa KH Ma’ruf Amin? Dia adalah ulama yang lahir di Tangerang Banten pada 11/03/1943. Beliau ulama besar yang sangat berpengaruh di Indonesia. KH Ma’ruf Amin termasuk ulama ahli fiqh yang disegani. Ia ulama multi-talenta yang menguasai banyak persoalan di samping ilmu fiqh. Ia dikenal responsif menghadapi berbagai persoalan umat.
Ulama yang sering menyampaikan fatwa–fatwa MUI ini memang cukup lama menjadi pengurus Komisi Fatwa MUI Pusat, dari tahun 2000 sampai 2007. Sementara, di ormas keagamaan beliau mengemban amanah sebagai Rais Amm PBNU 2015–2020.
Pengabdian KH Ma’ruf Amin di level negara juga mengesankan. Beliau pernah mengemban jabatan sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden, 2007-2010. Pernah pula menjabat posisi sebagai Ketua Komisi VI DPR-RI.
Siapa KH Ma’ruf Amin? Beliau merupakan keturunan dari Syaikh Nawawi Al-Bantani yang berjuluk Al-Sayyid Al-Ulama Al-Hijaz (Tokoh Ulama Hijaz). Kecuali itu, Syaikh Nawawi Al-Bantani juga bergelar Al-Imam wa Al-Fahm Al-Mudaqqiq (Tokoh dan Pakar dengan Pemahaman yang Sangat Mendalam). Gelar itu berasal dari kalangan intelektual yang sezaman dengan Nawawi Al-Bantani. Sementara, banyak ulama Indonesia menggelarinya sebagai Bapak Kitab Kuning Indonesia.
Tak pelak lagi, aneka gelar itu mengabarkan kepada kita bahwa sang pemilik adalah ulama yang memiliki ilmu yang sangat tinggi. Memang, Syaikh Nawawi Al-Bantani adalah ulama asli Indonesia yang ternama di banyak kawasan. Nama belakang dia –Al-Bantani- dinisbatkan kepada kota tempat dia lahir, Banten. Dia lahir pada 1813 dan wafat di Mekkah pada 1897.
Siapa saja di antara murid Syaikh Nawawi Al-Bantani yang dari Indonesia? Mereka adalah, antara lain, Ahmad Dahlan (PendiriMuhammadiyah), Hasyim Asy’ari(Pendiri Nahdhatul Ulama), Muhammad Khalil Bangkalan (ulama besar yang murid-muridnya banyak juga yang lalu menjadi ulama terkemuka), dan lain-lainnya.
Tak Takutkah
Alhasil, dengan kajian ringkas di atas, siapa berani melawan KH Ma’ruf Amin? Siapa berani menantang ulama? Siapa berani menista “Pewaris para Nabi”? []