Meski ibadah haji merupakan ibadah fisik, namun banyak makna dan hikmah, baik yang tersirat maupun yang tersurat dalam pelaksanaan ibadah tersebut.
Perintah ibadah haji tidak hanya untuk berdzikir kepada Allah SWT, menziarahi tempat suci dan menapaki jejak para nabi, tetapi punya tujuan yang lebih besar yaitu menyatukan umat Islam yang tersebar di seluruh dunia.
Allah memilih tempat yang penuh rahmat sejak nabi Adam dan Ibrahim AS serta anak cucunya untuk mengajar manusia betapa pentingnya kesatuan dan persatuan di antara mereka. Jalan yang mereka lalui hanya satu yaitu jalan nabi, siddiqin, syuhada, dan salihin.
Ibadah haji menjadi istimewa karena inilah momen penyempurnaan rukun Islam seorang muslim. Harta, fisik, dan jiwa dikorbankan untuk menggapai ridho Allah ’azza wa jalla.
Ibadah haji yang dilaksanakan dengan pakaian ihram, tawaf mengelilingi Baitullah, sai antara Safa dan Marwah, wukuf di Arafah, melempar Jumrah, tahallul, menyembelih hewan dan dam, semuanya mengandung arti simbolik.
Ihram yang menjadi rukun ibadah haji memiliki arti pembebasan diri dari keinginan hawa nafsu dan daya tarik luar selain Allah. Ihram melambangkan penyerahan sepenuhnya kepada kebesaran dan keindahan dzat dan sifat Allah. Membebaskan ikatan kedudukan dan pangkat, darah, keturunan, harta, miskin, kaya yang sering memisahkan seseorang dari saudaranya.
Awal thawaf dimulai dengan bismillahi Allahuakbar sambil menyentuh atau menghadapkan telapak tangan kanan kita ke arah Hajar Aswad yang melambangkan Pencipta. Kemudian thawaf 7 putaran yang melambangkan putaran tujuh langit yang mengelilingi Arsy Allah. Thawaf menggambarkan kebebasan manusia beraktifitas. Namun aktiftas itu tetaplah harus berada dalam orbit aturan Allah.
Sa’i yang secara harfiyah artinya usaha, melambangkan upaya Siti Hajar saat mencari air untuk anaknya Ismail. Di tengah gersang dan tandusnya gurun, Siti Hajar tidak berputus asa mencari air berulangkali antara Bukit Shofa dan Marwah Usaha itu pun berbuah manis dengan keluarnya mata air dari henatakan kaki anaknya sendiri yang sedang menangis. Hal ini mencontohkan manusia untuk gigih dalam upaya mendapatkan karunia Allah.
Wukuf di Arafah atau berdiam diri di Padang Arafah bermakna pengenalan. Saat inilah seorang muslim diharapkan bisa lebih mengenali dirinya dan Allah sebagai Rabbnya dengan berdiam, merenung, introspeksi dan bertaubat.
Hal ini menggambarkan bagaimana manusia di padang Mahsyar, diam, cemas dan penuh harap saat menunggu keputusan Allah Swt: Surga atau Neraka.
Melontar Jumrah berkaitan dengan kisah Ibrahim A.S. yang melempari setan yang menggoda dirinya agar mengabaikan perintah Allah untuk menyembelih anaknya, Ismail A.S. Inilah simbol perlawanan sepanjang umur manusia terhadap setan. Melontar Jamrah adalah simbol kutukan kepada unsur kejahatan yang sering membinasakan manusia. Melontar juga membayangkan keazaman dan tekad untuk tidak lagi melakukan amalan yang mendatangkan bahaya kepada diri sendiri dan masyarakat.
Tahalul yang berarti halal yaitu menggunting / mencukur rambut. Setelah bertahalullul, sesuatu yang semula tidak diperbolehkan menjadi boleh. Karena itu, muslim hanya melakukan yang dihalalkan Allah.
Penyembelihan haiwan untuk membayar dam mengartikan kesucian karena darah yang ditumpahkan itu seolah-olah darah kotor, dan membayangkan pengorbanan karena menuntut keridhaan Allah.
Dr Yusuf Qardawi memberikan keterangan tentang hikmah dan faedah haji antara lain:
1. Mengisi bekal rohani bagi hati dan jiwa manusia dengan iman dan takwa. Dengan niat dan semangat meningkatkan ketaatan kepada Allah, kecintaan kepada rasul-Nya, kesadaran tanggungjawab terhadap sesama Islam pada keseluruhannya.
Tanah suci dan tempat yang dilaluinya meninggalkan kesan mendalam pada hati seseorang Muslim. Diharapkan ketika pulang ke tanah air dengan hati yang bersih, berakhlak mulia dan semangat menentang segala bentuk kemungkaran. Jika haji dikerjakan dengan ihlas, bekasnya lebih positif yang berfungsi melahirkan manusia berwawasan seperti sabda Rasulullah SAW yang artinya: “Siapa yang mengerjakan haji dan tidak melakukan dosa dan kefasikan, niscaya bersih dari dosanya seperti pada hari ia dilahirkan ibunya.”
2. Ibadah haji berfungsi melapangkan pemikiran seorang Muslim, menghubungkan dirinya dengan alam sekitar, dengan meninggalkan keluarga, tanah air, berkorban harta benda dan jiwa, yang semua itu bertujuan melatih manusia supaya bersedia menanggung susah.
3. Dari aspek kebendaan, ibadah haji membuka peluang melakukan pertukaran barang dagangan di kalangan umat Islam. Firman Allah: “Tiada apa-apa kesalahan bagi kamu untuk mencari kelebihan rezeki dari Tuhan kamu.”(al-Baqarah, ayat 198) Perlu diingat urusan perniagaan tidak mempengaruhi ibadah haji seseorang.
4. Menyemarakkan semangat persatuan, melatih seseorang menghidupkan prinsip kemanusiaan yang tinggi dan mulia dibawa Islam. Pada masa jahiliah orang Arab mengambil kesempatan pada musim haji untuk menunjukkan kebesaran masing-masing, dengan keturunan dan pangkat. Lalu Rasulullah SAW menyampaikan ucapan yang sangat penting untuk mendidik dengan ajaran Islam yang bersifat dunia. Diantara ucapan Rasulullah: “Wahai manusia, Tuhan kamu satu, bapa kamu juga satu, ingatlah tiada keistimewaan orang Arab atas orang bukan Arab, tiada keistimewaan kulit putih atas kulit hitam, tiada keistimewaan kulit hitam atas kulit putih, kecuali karena takwa.”
5. Mewujudkan kawasan aman dan sejahtera saat ibadah haji. Tamu Allah di Tanah Suci mengadakan perjalanan yang aman menuju bumi yang dijamin Allah, bumi yang dibangun padanya Baitul Haram (Rumah yang dikontrol).
Kawasan aman yang dikenal sebagai Tanah Suci, bukan hanya menjamin kepada manusia, tetapi meliputi burung di udara dan di daratan, pohon dan rumput semuanya wajib dilindungi. Tidak boleh membunuh hewan dan memotong pohon. Inilah keamanan yang tidak pernah dirasakan di tempat lainnya.
6. Sebagai muktamar dan pertemuan agung sedunia dalam ibadah haji. Mereka menghadiri pertemuan ini tidak diundang siapapun kecuali Allah. Allah mewajibkan hamba-Nya menunaikan ibadah ini setiap tahun.
Dalam pertemuan tahunan ini, semua golongan hadir menemui saudaranya seluruh dunia, pemimpin, tokoh politik, ulama dan sebagainya, untuk bermusyawarah mencari kesamaan untuk mewujudkan suatu jalan yang lebih baik untuk mencapai cita dan wawasan umat Islam sejagat.
Rasulullah SAW mengingatkan umatnya betapa pentingnya pertmuan ini, sehingga beliau naik mimbar dan berkhotbah yang isinya menyentuh kepentingan seluruh umat Islam pada musim haji wadak, yiaitu hubungan antarabangsa dibicarakan bersama dalam kesempatan tersebut.
Itulah beberapa rahasia adan hikmah diwajibkannya haji. Sungguh sangat disayangkan jika kita dalam melaksanakan ibadah haji ini kehilangan hikmah atau pelajaran yang terkandung di dalamnya.
Hikmah ibadah haji disini memiliki maksud agar calon jamaah haji dapat mengetahui, memahami dan menghayati tujuan dan hakikat pelaksanaan ibadah haji, sehingga diharapkan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT, karena semua ibadah yang kita lakukan pada dasarnya untuk membentuk manusia yang bertaqwa.
Sudah saatnya umat Islam meluruskan niat, bersungguh-sungguh dalam menunaikan ibadah haji, dan menjaga semangat haji dalam kehidupan sehari-hari, sehingga akan lahir perubahan-perubahan yang sangat signifikan dalam kehidupan pribadi yang otomatis akan berdampak pada kehidupan sosial dan berbangsa.
Bangsa ini sangat berharap terhadap masyarakat yang berakhlakul karimah, bermoral, memiliki idealisme yang luhur yang bersumber dari keyakinan yang benar, sehingga keberkahan-keberkahan Allah akan segera turun di bumi ini. (Redaksi Mujahidin)
7 kali putaran Thawaf mensimbolkan tujuh lapisan bumi dan langit. terima kasih kakak buat infonya.