Pembakaran Al-Qur’an baru-baru ini yang dilakukan oleh Wayne Sapp seorang pendeta sekte kristen radikal di Florida, AS, dan Sion Owen, seorang politisi British National Party mendapatkan reaksi yang keras di dunia Islam. Protes terjadi di berbagai belahan dunia, di Afganistan belasan pengunjuk rasa meninggal dalam aksi mengutuk pembakaran Al-Qur’an.
Di Indonesia, MUI dalam siaran persnya mengutuk pembakaran tersebut. KH. Ma’ruf Amin saat dihubungi inpasonline.com mengatakan haram hukumnya membakar Al-Qur’an dengan maksud penghinaan. Tetapi bila misalnya ada Al-Qur’an sobek, tercecer lalu dibakar agar tidak lagi tercecer, ini berarti menjaga kitab suci. Bagaimana jika seorang muslim membakar kitab suci agama lain? “Haram” jawabnya.
Di tempat terpisah, Gus Sholah, sapaan akrab KH Shalahuddin Wahid, pengasuh PP Tebuireng saat dimintai tanggapan atas peristiwa pembakaran Al-Qur’an mengatakan “Tentu saja saya tidak suka, kita berharap agar kedua pelaku itu ditangkap dan dihukum. Kita harus protes, mau demo monggo tapi jangan membalas dengan hal yang sama” jawab Gus Sholah. Bagaimana jika seorang muslim membakar kitab suci agama lain? “Islam tidak mengajarkan seperti itu” katanya.
Islam memang mengkritik konsep ketuhanan Yahudi dan Kristen, tetapi Islam juga mengajarkan untuk menghormati simbol-simbol agama mereka. Seperti kitab suci dan tempat ibadah mereka. Oleh karena itu, Islam melarang merusak tempat ibadah dan kitab suci agama lain, dalam keadaan perang sekalipun. Sikap tersebut pernah di perlihatkan Sholahuddin Al Ayyubi ketika merebut kota Yerussalem dari tangan pasukan salib kembali ke pangkuan Islam. Beliau tetap menghormati simbol-simbol Kristen, berkebalikan dari sikap kaum salib ketika mereka merebut Yerusalem satu abad sebelumnya. (mk)