Oleh M. Anwar Djaelani, penulis dua belas buku sosial-keagamaan

inpasonline.com – ”Darurat! Maraknya Kasus Mahasiswa Bunuh Diri, Apa Penyebab dan Bagaimana Mencegahnya?” Ini, adalah judul artikel di https://fkm.unair.ac.id/ edisi 14 Desember 2024. Bahwa, kata artikel itu, di sepanjang 2024 antara lain ada empat mahasiswa bunuh diri.

Pada 23 Desember 2024 seorang mahasiswa memperpanjang contoh di atas. Dia meloncat dari lantai 8 sebuah gedung di kampusnya. Sebuah media online menyebutkan bahwa dua menit sebelum peristiwa tragis itu, si mahasiswa menulis status di WhatsApp: Selamat tinggal.

 

Sangat Terlarang!

“Hidup adalah perjuangan yang tak pernah selesai”, demikian motto hidup yang dipegang oleh banyak orang. Ini sangat bisa kita mengerti, sebab di antara warna hidup itu adalah bagaimana cara kita dalam mengatasi berbagai ujian / cobaan yang datang silih berganti. Perhatikan ayat ini: ”Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar” (QS Al-Baqarah [2]: 155).

Betapapun sangat berat cobaan yang kita hadapi, hendaknya tetap sabar. Yakinlah, jika kira berusaha mengatasi masalah dengan selalu tetap menjalankan syariat Allah, kita akan dapat mengatasinya. Cermatilah ayat ini: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS Al-Baqarah [2]: 286). Yakinlah, tak akan pernah ada kesulitan yang tak pernah berakhir seperti yang Allah janjikan di ayat ini: “Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan (QS Alam Nasyrah [94]: 6)

Oleh karena itu mengambil keputusan untuk bunuh diri saat menghadapi masalah sama sekali tak punya landasan. Saksamailah ayat ini: ”….. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu” (QS An-Nisaa’ [4]: 29). ”….. dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan” (QS Al-Baqarah [2]: 195).

Dengan demikian, bunuh diri sama sekali bukan pilihan untuk menyelesaikan masalah. Hindarilah! Jauhilah!

 

Menunduk, Menunduklah!

          Pengetahuan tentang keseluruhan ajaran Islam memang harus kita miliki. Dengan tahu dan paham insya Allah kita terbimbing secara benar dalam meniti kehidupan ini. Berikut ini telaah ringkas yang mudah-mudahan bisa menjadi pegangan kita dalam bersikap, bahwa bunuh diri sangat terlarang.

Islam sangat menghargai jiwa manusia. Tak boleh kita membunuh tanpa hak sebab yang demikian itu termasuk salah satu dosa besar yang Allah mengancamnya dengan azab yang pedih di neraka jahanam. Allah murka jika ada hamba-Nya yang melakukan pembunuhan tanpa hak.

Perhatikan dua ayat berikut ini: “Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah neraka jahanam, dia kekal di dalamnya dan Allah murka kepadanya dan mengutukinya serta menyediakan adzab yang besar baginya” (QS An-Nisaa’ [4]: 93).

“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israel, bahwa: barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan, sesungguhnya telah datang kepada mereka Rasul-Rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak di antara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi” (QS Al-Maaidah [5]: 32).

Terlihat, Islam menilai manusia sangat tinggi. Maka, apapun alasannya, perbuatan membunuh (termasuk bunuh diri) tidak ada landasannya, seperti petunjuk di atas.

Islam melarang keras bunuh diri. Dalam hal bunuh diri, sebagaimana penjelasan Imam al-Nawawi, pelakunya bisa murtad dan kafir jika menganggap hal itu diperbolehkan sehingga menyebabkan di neraka selamanya. Adapun jika tidak menganggap seperti itu, maka dosa besar.

Apapun alasan dan cara membunuh diri (seperti dengan meminum racun, gantung diri, terjun bebas, melukai diri, dan lain-lain) hukumnya adalah haram dan pelakunya akan kekal di dalam neraka.

Sungguh, pelaku bunuh diri siksaannya sangat pedih. Simak hadits ini: ”Barang siapa membunuh dirinya dengan besi, maka tangannya akan menusuk-nusukkan besi itu ke perutnya di neraka jahanam dan kekal di dalamnya. Barang siapa meminum racun untuk membunuh dirinya, maka dia meneguk racun tersebut di neraka jahanam kekal di dalamnya. Dan barang siapa yang menjatuhkan dirinya dari gunung untuk membunuh dirinya maka dia akan menjatuhkan dirinya di neraka jahanam dan kekal di dalamnya” (HR Bukhari-Muslim).

Perhatikan pula ilustrasi di bawah ini. Misal, ada seorang pejuang Islam ditangkap dan ditawan musuh. Dia lalu mengalami intimidasi dan penyiksaan yang luar biasa tak tertahankan. Situasi yang seperti itu tak jarang memunculkan pikiran negatif seseorang untuk lebih baik segera mati dengan cara bunuh diri ketimbang hidup dengan menanggung derita yang menyayat.

Jika pikiran negatif itu lalu diwujudkan dengan membunuh dirinya sendiri, maka tindakan seperti ini jelas haram. Berdasar riwayat berikut ini kita bisa mengambil pelajaran: “Pernah ada seseorang yang terluka, kemudian dia membunuh dirinya. Maka, Allah pun berfirman: ‘Hamba-Ku telah meminta kepada-Ku menyegerakan (kematian) dirinya, maka Aku haramkan surga untuknya’.” (HR Bukhari).

Renungkanlah ayat ini: ”….. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu” (QS An-Nisaa’ [4]: 29).

Jaga Keluarga

Islam mengajarkan agar kita benar-benar bisa menjaga diri dan keluarga kita dari kemungkinan terseret ke neraka. Renungkanlah ayat ini: ”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (QS At-Tahrim [66]: 6).

Terkait, oleh karena bunuh diri adalah dosa yang tak terampuni, maka kita wajib melakukan usaha-usaha agar diri dan keluarga kita terjauh dari pikiran untuk menjadikan bunuh diri sebagai pilihan dalam menyelesaikan masalah seberat apapun. Mari saling mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran. Alhamdulillah! []

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *