Pendidikan Islam Harus Dikuatkan oleh Worldview Islam

Written by | Nasional

 

Selama dua hari mulai tangal 10 sampai 11 Februari 2012, M. Masykur dan Kholili Hasib, dari InPAS mengikuti Daurah Nasional Pendidikan Islam yang diadakan oleh PIMPIN (Institut Pemikiran dan Pembangunan Insan) Bandung. Daurah yang mengangkat tema “Dari Pendidikan Menuju Kebangkitan Islam” ini bertempat di aula BBPPKS (Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial) Dinas Sosial di Lembang Bandung. Pada sesi kedua daurah, Adnin Armas, MA membawakan materi tentang worldview Islam.

Sesi kedua daurah kemarin malam 10/02/2012 cukup diramaikan dengan diskusi mengenai makna worldview Islam (pandangan alam Islam). Adin Armas, MA, peneliti INSISTS, yang menjadi pemateri pada sesi malam hari menjelaskan secara detil filosofi pandangan alam Islam. Ia juga membeberkan teori-teori filsafat Barat yang tidak sesuai dengan worldview Islam.

Paparan yang detil dan rumit tentang teori-teori filsafat Barat Immanuel Kant, Karl Marx, Jacques Derrida, dan Michael Foucoult membuat peserta daurah antusias dan terpancing untuk mendiskusikan arti worldview Islam.

Di hadapan 80 peserta di aula  yang kebanyakan mahasiswa dari Surabaya, Yogyakarta, Jakarta dan Bandung, Adin Armas mempresentasikan makalah The Worldview Islam: Asas Pendidikan Islam. “Bicara tentang pendidikan Islam, maka basisnya harus dikuatkan oleh Worldview Islam,” jelas Adnin dalam mukaddimahnya.

Dalam keterangannya Adnin menjelaskan bahwa krisis yang terjadi adalah karena pendidikan melepaskan pandangan alamnya sebagai asas. Karena itu, kata Adnin, agar kaum muslimin mempertahankan keimanan, maka sangat mendesak belajar pandangan hidup  Islam. Memang pertama-tama, harus memahami konsep worldview Islam.

“Worldivew merupakan dasar pemikiran dari berbagai ideologi seperti komunisme, kapitalisme, materialisme, sosialisme, sosialisme, sekularisme, ateisme, agnotisme, skeptisisme, positivisme, rasionalisme, normativisme, historirisme, dan modernism,” lanjut kandidat doktor ISTAC Malaysia itu.

Worldview adalah istilah umum yang dipakai berbagai pemikiran non-Islam. Oleh sebab itu, terang Adnin, dalam pandangan Islam sebaiknya worldiview lebih tepat diterjemahkan sebagai pandangan alam, bukan pandangan dunia. Sebabnya, realitas bukan hanya mencakup dunia semata. Selain itu, kaum muslimin memiliki pandangan alam (the worldview of Islam) yang berbeda dengan pandangan alam yang menjadi dasar peradaban Barat.

Mengutip Syed Muhammad Naquib al-Attas, Adnin menerangkan, Islam memiliki pandangan alam yang berbeda dengan pandangan dunia peradaban lain. Dalam Islam, pandangan alam bukanlah semata-mata fikiran mengenai fisik dan keterlibatan manusia dalam sejarah, sosial, politik dan budaya. Pandangan alam Islam bukan juga bersumber dari spekulasi filosofis yang dirumuskan terutamanya dari pengamatan data pengalaman inderawi, apa yang terlihat mata atau terbatas kepada dunia yang dapat dilihat.

Tantangan worldiveiw Islam kini adalah kelompok postmodernisme. Dalam sesi tanya jawab, seorang mahasiwi jurusan psikologi UGM Yogyakarta menanyakan tentang apa itu psikologi Islam dan tantangannya terhadap postmodernisme.

Menurut Adnin, kaum postmodernisme menolak kosep worldview. Menurut kaum postmo, bahasa itu tidak mampu menggambarkan realitas. Mereka memakai teori dekonstruksi, yakni bahasa atau tulisan itu tidak bisa dipastikan maknanya, semuanya relatif.

Pemahaman demikian merupakan tantangan bagi pendidikan Islam. Kajian pendidikan Islam memiliki nilai yang berbeda dengan pandangan ideologi non-Islam. “Objek kajiannya mencakup realitas yang tampak dan yang tak tampak. Klasifikasi ilmunya dibangun atas wahyu, seperti fardlu ‘ain dan fardlu kifayah, ilmu syari’ah dan non-Islam, ilmu terpuji dan ilmu tercela,” tulis Adnin dalam makahnya.

Hal penting lainnya yang menjadi bahan diskusi peserta adalah, tentang pendekatan studi. Adnin menjelaskan bahwa pendekatan studi agama dalam worldview Islam itu tidak dikotomistik, tapi tauhidi. Logika yang diterapkan bukan sekedar deduktif tapi induktif yang dibangun atas khabar shadiq (informasi yang benar).

Maka dari itu, menjawab pertanyaan para peserta, Adnin menutup dengan pernyataan bahwa pandangan alam Islam harus dikaji secara komprehensif dan komparatif dari berbagai konsep pokok dalam Islam, seperti konsep Tuhan, manusia, alam, wahyu kenabian dan konsep ilmu. [kh]

 

Last modified: 03/03/2014

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *