Kebebasan Berbeda dengan Penistaan Agama

Jakarta-Terjadinya perbedaan pendapat di kalangan masyarakat tentang Ahmadiyah karena adanya perbedaan pandangan terhadap  jemaat yang lahir dari Qodanian ini. Mereka yang membela berpendapat bahwa Ahmadiyah bebas menjalankan keyakinannya karena itu bagian dari kebebasan beragama. Sedang kaum muslimin dengan tegas mengatakan bahwa yang dilakukan Ahmadiyah adalah penistaan agama terhadap islam.

Dalam hal ini Menteri Agama Suryadharma Ali mengatakan, dialog tentang Ahmadiyah yang melibatkan ormas-ormas Islam dan LSM melahirkan pergumulan pemikiran antara kebebasan beragama dengan penistaan agama. Menurut mereka yang berpandangan kebebasan beragama, agama apapun keyakinan apapun wajib diberikan hak hidup sebebas-bebasnya.

“Sedangkan yang berpandangan penistaan agama berpendapat kebabasan beragama harus ada batasnya. Kebebasan tanpa batas cenderung menjadi penistaan agama,” kata Menag kepada wartawan di sela acara dialog yang berlangsung di Gedung Kementerian Agama Jl. MH Thamrin Jakarta Pusat, Rabu (30/3).

Menag menyatakan, simbol-simbol agama tidak bisa dimaknai dengan sebebas-bebasnya. Seperti Kasus Temanggung, katanya, dimulai dengan penghinaan terhadap simbol agama, dengan memberi persepsi yang salah tentang Hajar Aswad diartikan sebagai kelamin perempuan, dan Jamarat sebagai kelamin laki-laki.

“Jadi simbol agama jangan diartikan dengan persepsi yang salah. Setiap kebebasan pasti ada batasnya. Kebebasan memberikan persepsi terhadap sesuatu akan menganggu terhadap kerukunan umat beragama di Indonesia,” tandas Suryadharma Ali.

Menurut Menag, dialog Ahmadiyah sekarang ini cukup berkembang dan berkeadilan dari berbagai sudut pandang semua pihak diundang. Ada yang mengatakan ajaran Ahmadiyah tidak bertentangan dengan Islam seperti yang dianut LSM dan Ahmadiyah. Sedangkan ormas Islam seperti FUI dan FPI berpendapat ajaran Ahmadiyah bertentangan dan menodai Islam sehingga harus dibubarkan.

Namun, kata Menag, sangat disayangkan jika sampai akhir dialog Ahmadiyah JAI tidak mau datang. “Jadi semua pandangan telah disampaikan dalam dialog selama 4 hari tersebut. Jadi dialog ini seimbang dan seluruhnya diakomodir,” tegas Menag.

Seperti diketahui dialog Ahmadiyah digelar Kemenag sejak Selasa dan Rabu (22-23/3) yang dilanjutkan Selasa dan Rabu (29-30/3) di Kantor Kemenag jalan Thamrin. “Akan dibentuk tim perumus untuk menyimpulkan hasil dialog ini. Tim perumus nantinya akan merumuskan secara tuntas dan komprehensf hasil dialog. Jadi sampai sekarang belum ada kesimpulannya. Saya sendiri tidak akan mendahului kesimpulan hasil dialog,” ujar Menteri Agama Suryadharma Ali. (ks/r)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *