CSR Dan MLM Sebagai Bukti Kegagalan Ekonomi Liberal

Sistem ekonomi liberal dikenal juga sebagai sistem ekonomi pasar bebas, dalam sistem ekonomi ini, modal menjadi faktor yang sangat penting. Sebuah sistem ekonomi dimana jalannya ekonomi diserahkan sepenuhnya dengan mekanisme pasar, negara sangat dibatasi perannya dalam mengintervensi pasar. Sistem ekonomi ini juga melarang adanya pembatasan-pembatasan, dan diarahkan kepada kebebasan bersaing. Oleh karenanya ia disebut sebagai sistem ekonomi Liberal.

Salah satu ciri utama sistem ekonomi liberal adalah persaingan bebas dalam pasar. Persaingan bebas ini membawa beberapa konsekuensi, diantaranya:

 

1.     menciptakan kesenjangan ekonomi, jurang antara kaya dan miskin makin melebar. Hal ini dikarenakan pemilik modallah yang memiliki kesempatan untuk mendapatkan laba yang lebih banyak dibandingkan orang-orang yang tidak memiliki modal. Dengan kata lain, semakin besar modal yang dimiliki (kaya) semakin besar pula kesempatan untuk mendapatkan laba yang banyak. Dengan bahasa yang agak satir, untuk menumbuhkan satu orang miliarder, harus mengorbankan ribuan yang gagal secara ekonomi. 

2.     persaingan dalam memperebutkan pasar yang sangat bebas akan mengakibatkan pihak-pihak yang kalah akan tersisih dari persaingan. Akibatnya mereka menjadi semakin terpuruk secara ekonomi. Mereka yang tidak mendapatkan pasar akan berusaha menciptakan pasar-pasar baru yang eksklusif. Pada akhirnya mereka menciptakan sebuah sistem pasar yang baru yang disebut Multi Level Marketing (MLM) sebuah sistem pasar berantai yang melibatkan individu-individu sebagai pasar eksklusif.

 

Corporate Social Responsibility

Corporate Social Responsibility (CSR) dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai sebuah bentuk pertanggungjawaban sosial sebuah perusahaan pengumpul laba (Profit oriented). Sebuah perusahaan melalui kekuatan modalnya, diharapkan mencari dan membina sekelompok masyarakat binaan agar mereka mampu secara ekonomi dan dapat keluar dari garis kemiskinan. Hal ini sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban sosial sebuah perusahaan. Hal ini dianggap sebagai sebuah kompensasi yang layak atas akumulasi modal yang mereka jalankan. Sistem ekonomi liberal yang justru memperlebar kesenjangan ekonomi, berusaha diperbaiki dengan diciptakannya CSR, dengan harapan dapat mengurangi kesenjangan ekonomi yang ada.

 

Multi Level Marketing

Persaingan pasar yang sangat bebas telah menciptakan pihak-pihak yang dianggap kalah dalam persaingan pasar. Mereka ini, sejak saat itu, tidak menyukai sistem pasar bebas. Mereka pada akhirnya berusaha menciptakan pasar sendiri untuk memasarkan produk mereka. Sebuah pasar yang diciptakan secara khusus untuk mengkonsumsi produk mereka. Pada kemudian, tercipta sebuah sistem pasar yang dikenal dengan Multi Level Marketing (MLM). Sebuah sistem yang berusaha menciptakan pasar-pasar secara berantai dan tertutup.

Ide dasarnya, agar produk yang ada bisa dijual, haruslah diciptakan pasar yang secara khusus mengkonsumsi produk tersebut. Agar produk tetap survive, maka pasar haruslah terus dikembangkan. Untuk merangsang pasar terus berkembang, maka diciptakan mekanisme berantai (multilevel) dengan memberikan imbalan berupa materi bagi pihak-pihak yang berhasil mengembangkan pasar. Pendapatan atas komisi penciptaan pasar baru ternyata lebih tinggi daripada laba yang diperoleh dari hasil penjualan produk. Pada perkembangan selanjutnya, ternyata penciptaan pasar lebih penting dari pada produk yang dipasarkan.

CSR ditujukan untuk menutupi kebobrokan liberalisme ekonomi dan MLM diciptakan agar produk tetap memiliki pasar, sebagai respon atas persaingan pasar yang bebas. Namun karena keduanya lahir dari rahim kapitalisme, maka worldview-nya tetaplah kapitalisme, “Buah jatuh tak jauh dari pohonnya”. MLM yang pada awalnya adalah untuk menghindari ganasnya pasar bebas, tetap memberi iming-iming pendapatan yang besar. Orang-orang yang belum jadi anggota MLM di iming-imingi pendapatan gede!, “Dengan mencari 3 anggota baru dalam level ke tiga, anda sudah bisa beli mobil baru, cukup dengan duduk-duduk di rumah!” kata seorang anggota MLM yang berusaha mengindoktrinasi temannya agar mau jadi anggota. “Dasar kapitalis!” gerutu sang teman. (mhm)

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *