Inpasonline.com–Bebarapa kali media umum telah menyudutkan umat Islam melalui pemberitaan yang tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Padahal hal itu bertentangan dengan prinsip jurnalistik yang mengharuskan kebenaran dan kejujuran dalam menyampaikan sebuah berita. Dari isu tersebut InPAS mengadakan kajian yang bertajuk “Media Islam di tengah Pemikiran Global” pada hari Sabtu 24/12/2016. Bertempat di Aula ikhwan Masjid Nuruzzaman Universitas Airlangga. Dalam Kajian tersebut hadir Ustadz Cholis Akbar, S.kom selaku editor Hidayatullah.com, sebagai pemateri.
Banyak berita yang cenderung memutarbalikkan fakta sehingga memunculkan opini yang keliru di mata masyarakat.
“Di akhir zaman ini, peran media begitu aktif dalam membuat citra negatif terhadap Islam. Masih ingat, Aksi Bela Islam 212 kemarin, ada stasiun televisi swasta yang menginformasikan bahwa umat Islam yang melakukan aksi hanya puluhan ribu. Padahal yang hadir waktu itu mencapai jutaan umat muslim dari berbagai kota. Inilah yang dibentuk oleh media. Mereka ingin memberitahukan kalau Aksi Bela Islam 212 sama dengan demo biasa”, jelas Ustad Cholis.
Dalam memberikan sebuah informasi mengenai Islam, media juga membentuk image bahwa Islam adalah agama teroris. Sehingga perspektif masyarakat terhadap Islam selalu identik dengan kekerasan.
“Media juga menciptakan gambaran atau pencitraan yang buruk terhadap ormas-ormas Islam. Misalnya FPI yang disebut sebagai Kelompok Preman Berjubah. Itulah yang membuat citra FPI menjadi tidak bernilai di mata masyarakat”, Ujar editor Hidayatullah itu.
Dengan membentuk opini dan image yang berbau radikal terhadap Islam. Media bertujuan untuk menanamkan nilai atau worldview kepada masyarakat bahwa Islam tidak layak memimpin sebuah peradaban. Sebaliknya, media lebih menonjolkan agama mayoritas kaum barat yaitu Kristen.
Pencitraan yang negatif terhadap Islam tentunya memberikan dampak kepada wanita muslim yang tinggal di negara yang mayoritas masyarakatnya beragama Kristen. Pasalnya wanita muslim ini selalu diperlakukan secara tidak adil oleh kaum barat.
“Citra negatif Islam yang dibentuk oleh media berdampak terhadap wanita muslim yang berada di luar Indonesia. Beberapa bulan yang lalu sempat beredar foto di media sosial mengenai wanita muslim berjilbab yang disuruh melepas jilbabnya ketika berada di pantai. Namun anehnya para Biarawati malah dibiarkan bebas bermain di pantai tanpa melepas kain yang menutupi rambutnya. Hal tersebut sungguh tidak adil”, Tutur Ustad Cholis.
Dengan demikian, sebagai umat muslim, kita harus bisa membedakan mana berita yang benar atau yang sengaja dibuat-buat oleh media karena saat ini sangat sulit membedakan antara yang hak dan batil. Oleh karena itu, kita harus pandai memfilter informasi yang tersebar di berbagai media. (Laporan:Pito Budi Prasetyo-Santri Pesma Baitul Hikmah)