Israel berdalih bahwa serangan itu sengaja dilancarkan untuk memburu kelompok militan yang menyerang serta menembakkan roket ke wilayahnya pekan lalu.”Delapan orang tewas dalam serangkaian serangan yang mereka (Israel) lancarkan sampai subuh tadi (kemarin),” ujar Adham Abu Selmiya, kepala Dinas Kesehatan Kota Gaza.
Dua di antara korban tewas itu adalah militan yang menjadi anggota Jihad Islam. Enam lainnya warga sipil.
Serangan udara Israel yang pertama pada Rabu lalu menghantam sebuah mobil di selatan Kota Rafah. Serangan itu merenggut nyawa Ismail al-Ismar, 34, anggota Jihad Islam. Tak lama kemudian, petugas keamanan Palestina menemukan jasad Ismail Amum, 65, di Deir al-Balah, tak jauh dari Gaza.
Beberapa jam kemudian, Israel kembali melancarkan serangan udaranya. Kali ini serangan itu menewaskan Atiya Muqat, 20, anggota Jihad Islam. Bersamaan itu, serangan lain di dekat Rafah merenggut nyawa Hisham Abu Har. Ketika itu, tukang bangunan tersebut sedang menjalankan aktivitas rutinnya di dalam terowongan Rafah.
Jelang fajar kemarin, Israel melancarkan serangan udara lagi. Sasarannya adalah gedung olahraga di sisi utara Kota Beit Lahiya. Seorang warga sipil bernama Salam al-Masri tewas dan 20 warga lainnya terluka. Seorang di antaranya, Adnan al-Jakhbir, berada dalam kondisi kritis. Tapi, dalam perjalanan ke rumah sakit, nyawanya tak tertolong.
Bersamaan dengan itu, petugas di Rafah menemukan dua mayat di balik reruntuhan terowongan yang menjadi sasaran amuk rudal Israel pada Rabu malam. Keduanya diidentifikasi Imad Abu Harb, 32, dan Rajaa al-Sabhani, 19. Mereka adalah tukang yang bertugas di terowongan.
Serangan Israel itu membuat militan Gaza tak tinggal diam. Mereka membalas Israel dengan menembakkan roket dan mortir ke selatan negeri tersebut. Sedikitnya, 19 roket dan mortir mendarat di wilayah Israel. Tidak ada korban jiwa dalam serangan itu. Tetapi, seorang bayi dilaporkan luka ringan akibat roket militan Gaza.
Hujan roket dari Gaza memaksa Israel melipatgandakan pengamanan wilayahnya. Terutama di Kota Ashkelon yang selalu menjadi target serangan roket militan Palestina.
Menyusul serangan balasan itu, pemerintah membatalkan festival musik yang sedianya akan diadakan di selatan Ashkelon. Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu juga langsung menggelar rapat darurat dengan kabinetnya.(jpnn/kartika pemilia)