Yahya Sinwar (1962-2024); Syahid di Garis Depan Palestina setelah Nyaris Separo Hidupnya Dilalui di Penjara

Oleh M. Anwar Djaelani, aktivis InPAS

inpasonline.com – ”Yahya Sinwar Menggapai Syahid yang Ia Rindukan, Gugur di Medan Perang”. Terkait, Hamas telah mengonfirmasi bahwa Yahya Sinwar gugur dalam pertempuran dengan Israel (www.republika.co.id 18/10/2024).

Kalimat ”Syahid yang ia rindukan” itu boleh jadi keluar karena orang-orang ingat dengan pernyataan Yahya Sinwar yang menggetarkan. Kala itu, di pidatonya pada 2021, ia berkata: “Hadiah terbesar yang bisa diberikan oleh musuh dan pendudukan kepada saya adalah membunuh saya”.

Lalu dunia menyaksikan bahwa pada usia 62 tahun, syahid yang Yahya Sinwar impikan itu terwujud. Dia gugur dalam pertempuran di Gaza selatan.  Innalillahi wa inna ilaihi roji’un.

Syahid, Membanggakan!

Yahya Sinwar syahid! Pada Rabu 16/10/2024, sebuah patroli Israel sedang melakukan pencarian di lingkungan Tal as-Sultan di Rafah. Mereka melihat sekelompok kecil pejuang bergerak di antara gedung-gedung, salah satunya kemudian diidentifikasi sebagai Yahya Sinwar.

Patroli Israel menggunakan drone untuk membantu menentukan lokasi para pejuang. Lalu patroli Israel bertukar tembakan dengan kelompok pejuang. Ini, membuat gugur tiga pejuang.

Seorang pejuang, yaitu Yahya Sinwar, bergerak ke sebuah bangunan yang rusak. Patroli Israel mengirim drone untuk mengejarnya. Menantang sampai akhir, Yahya Sinwar yang terluka dan duduk di kursi yang rusak, melemparkan tongkat ke arah drone yang sedang menyisir gedung.

Saat itu Yahya Sinwar menutup wajahnya dengan kafiyeh kecuali bagian mata. Bangunan itu kemudian ditembaki oleh tank Israel. Gugurlah Yahya Sinwar.

Yahya Sinwar syahid! Selanjutnya, berikut ini pernyataan resmi Hamas melalui situs resminya. Kita simak.

Bismillahirrahmanirrahim.

Pernyataan Duka Komandan Mujahid Syahid dan Simbol Nasional Besar Yahya Sinwar “Abu Ibrahim,” Pemimpin Pertempuran Thufan Al-Aqsa.

“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu dan mereka tidak mengubah (janjinya)” (QS Al-Ahzab [33]: 23).

Dengan penuh kebanggaan, kehormatan, kemuliaan, dan martabat, Gerakan Perlawanan Islam Hamas mengumumkan kepada rakyat Palestina, kepada seluruh umat, dan kepada seluruh pembela kebebasan di dunia, bahwa salah satu dari laki-laki terbaik, yang paling mulia dan paling berani, telah gugur.

Seorang yang telah mendedikasikan hidupnya untuk Palestina, mengorbankan jiwanya di jalan Allah demi membebaskannya. Dia telah memenuhi janjinya kepada Allah, dan Allah pun memilihnya sebagai syahid bersama saudara-saudaranya yang telah lebih dahulu syahid.

Kami mengumumkan duka cita atas syahidnya saudara kami, mujahid besar dan pemimpin nasional, Syahid Yahya Sinwar (Abu Ibrahim),
Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) dan Pemimpin Pertempuran Thufan Al-Aqsa.

Demikianlah, terlihat Hamas tegas menyatakan bahwa Yahya Sinwar adalah ”Salah satu dari laki-laki terbaik, yang paling mulia dan paling berani, telah gugur”. Hamas, dengan bersandar kepada QS Al-Ahzab [33]: 23 mantap berkesimpulan bahwa ”Dia (Yahya Sinwar) telah memenuhi janjinya kepada Allah dan Allah pun memilihnya sebagai syahid”.

Terasakan, Hamas mengungkapkan kebanggaannya atas pengorbanan Yahya Sinwar yang besar kepada perjuangan Palestina. Mereka mengenangnya sebagai pejuang tangguh yang telah menjalani hidup sepenuh dedikasi dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina.

Bagaimana dengan warga Gaza? Di ruas-ruas jalanan maupun di jejaring sosial, beberapa warga Gaza memuji Yahya Sinwar yang disebut telah berjuang sampai akhir. “Dia akan dikenang sebagai pemimpin yang gugur di medan perang,” ucap Ahmed Omar.

Sepanjang Hidup

Setelah Ismail Haniyah syahid pada Rabu 31/07/2024 akibat serangan Israel, Yahya Sirwan terpilih menggantikannya. Memang, pada 06/08/2024 Hamas menunjuk Yahya Sinwar sebagai Kepala Biro Politik Hamas menggantikan Ismail Haniyah. Dipilihnya Yahya Sinwar, diharapkan bisa memperkuat jalan perjuangan Hamas yang dimulai sejak serangan 07/10/2023.

Terutama sejak itu, di depan Israel Yahya Sinwar adalah ”nomor satu” yang paling dicari. Israel menempatkan Yahya Sinwar sebagai target utama. Hal ini, karena sebelumnya Yahya Sinwar adalah arsitek serangan paling mematikan pada Israel selama beberapa dekade. Lebih jauh, siapa dia?

Yahya Sinwar lahir 29 Oktober 1962, di Kamp Pengungsian di Khan Younis. Keluarga Yahya Sinwar diusir dari kampung halaman mereka di Majdal Asqalan (kampung ini sekarang berubah nama menjadi Ashkelon dalam peta aneksasi Israel). Pengusiran itu akibat Perang Arab-Israel 1948.

Yahya Sinwar tumbuh-kembang di pengungsian. Lalu, hidup di zona peperangan di Jalur Gaza. Di tengah kemiskinan dan pengasingan, pendidikan Yahya Sinwar tetap terjaga. Dia sarjana bahasa Arab lulusan Universitas Islam Gaza.

Yahya Sinwar dikenal dekat dengan pendiri Hamas, Syaikh Ahmad Yassin. Ia dikenal pula sebagai pendiri badan keamanan internal Hamas, Majd. Terkait, Yahya Sinwar menjalani hukuman 23 tahun karena memimpin Majd. Hal itu, karena Majd menargetkan dan membunuh warga Palestina yang dinilai menjadi mata-mata Israel (www.suaraislam.id 07/08/2024). Dari semua aktivitasnya itu, memberi Yahya Sinwar pengalaman yang bermanfaat terutama saat di belakang hari dia turut memimpin Hamas.

 

Terus ”Hidup”

Yahya Sinwar gugur terhormat. Dia syahid dalam sebuah pertempuran di garis depan bersama sejumlah pejuang melawan Israel. Ia tidak bersembunyi di terowongan, di benteng. Dia gugur sebagai pahlawan dalam usaha meraih kemerdekaan Palestina.

Khalil Hayya, Kepala Hamas di Gaza, mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi pada Jum’at 18/10/2024 bahwa Yahya Sinwar adalah pemimpin dengan pribadi yang teguh, berani, dan tak kenal takut. Yahya Sinwar mengorbankan hidupnya demi pembebasan rakyat Palestina. Ia menemui ajalnya dengan berdiri gagah berani, dengan kepala tegak, memegang senjata api, menembak hingga nafas terakhir, hingga saat-saat terakhir hidupnya (www.viva.co.id 19/10/2024).

Yahya Sinwar syahid! Dia telah meninggal dunia, tapi dunia insya Allah akan terus mengenangnya sebagai pejuang yang mulia. Ia akan terus ”hidup” di hati rakyat Palestina bahkan di hati semua insan di dunia yang paham makna perjuangan suci membebaskan Palestina dan Masjid Al-Aqsha. Ia akan terus ”hidup” seperti Syaikh Ahmad Yasin, Ismail Haniyah, dan semua pejuang Palestina lainnya yang telah syahid sebelumnya. Allahu Akbar! []

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *