Inpasonline.com-Peradaban Islam dalam sejarahnya dibangun oleh orang-orang berpengetahuan tinggi. Karena itu, pendidikan Islam perlu memfokuskan pada perbaikan institusi pendidikan tinggi.
Demikian dikatan Prof. Dr. Wan Mohd Nor Wan Daud, Direktur CASIS (Centre for Advanced Studies on Islam, Science and Civilisation) Universitas Teknologi Malaysia pada acara seminar sehari bertajuk “Pendidikan dan Pembangunan Tradisi Ilmiah Islam” pada hari Jumat (20/6/2014) di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
“Yang mengajar anak-anak, SD, SMA semuanya lulusan Perguruan Tinggi. Juga yang menjadi jurnalis, pengusaha, pejabat ” Jelasnya.
Karenanya, Universitas Islam sangat berperan menciptakan peradaban. Ia menekankan pentingnya umat Islam konsentrasi kepada kualitas universitas Islam.
Prof. Wan menjelaskan bahwa hasil peradaban Islam tak lain dan tak bukan adalah manusia itu sendiri . “Islam meninggalkan peradaban berupa manusia,” ungkapnya. “Dengan manusia itu, ia menyatukan nusantara, dengan bahasa melayu, dari Patani, Filipina, sumatera hingga Bugis,” tambahnya.
Menurut Prof. Wan, peradaban Islam tertinggi terjadi bukan zaman Abbasiyah, ummayyah, tapi zaman para sahabat. “Sahabat adalah para pemikir Islam, worldview mereka Islam. Dan produk manusia terbaik ada pada zaman Rasul, yaitu sahabat,” pungkasnya.
Seminar ini menghadirkan pembicara pakar pendidikan dan pemikiran Islam dari Casis UTM dan juga Institute for The Study of Islamic Thought and Civilization (Insists). Hadir sebagai pemateri, Prof. Dr. Wan Mohd Nor Wan Daud dari CASIS-UTM; Prof. Dr. Alparslan Açikgenç, Director of Postgraduate Studies, Yildz Technical University, Istanbul-Turkey; Prof. Madya Dr. Khalif Muammar A.H (CASIS) UTM; Adnin Armas, M.A Direktur Eksekutif Insists.
Rep: rm
Ed: Kholili