Hubungan Indonesia dengan Malaysia selama ini seringkali dicitrakan buruk oleh banyak pihak sehingga menyebabkan hubungan saudara serumpun ini menjadi agak renggang
Namun menurut Menteri Dalam Negeri Malaysia, Dato’ Dr. Ahmad Zahid Hamidi adu-domba dua negeri serumpun ini hakekatnya hanya akan memperlemah kebangkitan Islam di kawasan Nusantara.
“Karena itu rakyat Indonesia dan Malaysia harus bekerja keras meningkatkan kualitasnya dan jangan sampai mau dipecah belah dan diadu-domba,” demikian ujarnya mengingatkan pada acara “Kenduri Nusantara” sebagai salah satu rangkaian kegiatan workshop Kepemimpinan Muslim Muda Indonesia-Malaysia di Hotel The Mirah, Bogor, belum lama ini.
Doctor of Philosophy lulusan Universiti Putra Malaysia ini percaya kebangkitan Islam akan muncul dari Indonesia dan Malaysia.
Karena itu ia meyakini, konflik yang terjadi antara Indonesia dan Malaysia selama ini merupakan upaya pelemahan terhadap hubungan Indonesia dan Malaysia.
Sebelumnya dalam forum yang sama, Dato’ Shahlan Ismail selaku Presiden Sekretariat Transformasi Serantau (STS ) mengatakan, kekuatan Indonesia-Malaysia jika disepadukan akan membangkitkan Islam.
Karena itu ia berharap kegiatan Kepemimpinan Muslim Muda Indonesia-Malaysia akan menjadi titik permulaan persaudaraan Islam Malaysia-Indonesia.
“Karena itu maka saya harapkan kepemimpinan Muslim muda ini bisa menjadi suatu titik permulaan untuk kita eratkan persaudaraan Islam Malaysia-Indonesia. Semoga bibit-bibit ini bisa menjadi suatu silaturahmi yang bisa menyemaikan bumi Indonesia dan Malaysia,” ujarnya dalam acara Kepemimpinan Muslim Muda Indonesia-Malaysia di Aula Mahoni MB Institut Pertanian Bogor.
Acara yang diselenggarakan Universitas Ibn Khaldun (UIKA) bersama Centre for Advanced Studies on Islamic Science and Civilization (CASIS) dan Sekretariat Transformasi Serantau (STS) ikut dihadiri pendiri CASIS – Prof. Wan Mohd Nor Wan Daud, Dato Shahlan Ismail dari Sekretariat Transformasi Serantau, Prof. Zainy Othman, Rektor UIKA – Dr. Ending Bahruddin dan Dr. Adian Husaini, Adnin Armas, MA dari INSISTS.
Kegiatan ini diharapkan bertujuan melahirkan kader-kader penerus pembangunan umat Islam di ranah Melayu dan memperkuat hubungan Indonesia dan Malaysia, juga sebagai perhatian Malaysia terhadap pendidikan Indonesia.
Terkait kepemimpinan, Pendiri dan Pengasas CASIS/Pusat Studi Kajian Tinggi Islam, Prof. Wan Mohd Nor Wan Daud saat memberikan kata sambutan dalam acara tersebut menghimbau agar kita tidak meremehkan pemuda yang berpotensi menjadi pemimpin.
“Seperti Muhammad Al-Fatih yang telah menaklukkan konstantinopel pada usia yang muda,” ungkapnya.
Begitu pun dengan Rektor UIKA, Dr. Ending Bahruddin, ia berharap dari acara tersebut akan lahir pemimpin-pemimpin yang memiliki hati dan memiliki komitmen tinggi terhadap Islam.
Rangkaian kegiatan yang digelar dari pagi hingga malam hari ini tidak hanya di isi dengan seminar, namun juga refleksi, tadzkirah dan para peserta yang sudah terbagi dalam tujuh grup diwajibkan untuk kerja lapangan di kota Bogor kemudian mempresentasikannya di depan peserta yang lain.
Hari kedua, Selasa 05 November 2013, diadakan Kenduri Nusantara dan launching buku Prof. Wan Mohd Nor Wan Daud yang berjudul “Islamisasi Ilmu-ilmu Kontemporer”.
Acara yang diadakan selama lima hari ini melibatkan 15 pembicara, 79 peserta yang terdiri dari 43 mahasiswa Indonesia dan 36 mahasiswa Malaysia dan diadakan di tiga tempat, Institut Pertanian Bogor, hotel Srigunting dan Hotel Mirah. [laporan: Sarah M/hidcom]