Dalam dialog yang dipandu oleh KH. Abdurrahman Navis, Lc -anggota MUI Jawa Timur- ini, Syaikh al-Shobuni mengecam keras kelompok Rafidhah. Menurut ulama’ asal Syiria itu, Rafidhah itu penentang Allah, kafir dan terlaknat.
Dalam kesempatan itu, syaikh al-Shobuni juga menceritakan sedikit tentang keadaan Muslim Sunni di Syiria. Muslim di sana sedang mengalami cobaan.
Ia mengaku dicekal lima tahun tidak boleh masuk negaranya oleh pemerintah Bashar Asad yang berpaham Syiah.
Diceritakan, mereka kaum Rafidhah berlaku kejam dan melakukan tindakan keji. Membunuh anak-anak, wanita dan merobohkan masjid-masjid.
“Apakah ini yang disebut Muslim! Mereka kaum terlaknat, dan thoghut,” ujar penulis kitab Tafsir Ayatil Ahkam dan Shofwatu Tafasir ini.
Ia menerangkan, kebiasaan buruk tersebut bukanlah ciri Muslim. “Akidah Ahlussunnah tidak mengajarkan membunuh anak-anak, wanita dan mengutuk para Sahabat,” tegasnya.
Di hadapan para jamaah shalat Jum’at, Syaikh yang disebut-sebut mufassir abad ke-21 ini berpesan bahwa perbedaan di antara ulama’ Ahlussunnah adalah perbedaan pada soal ijtihad. “Perbedaan di kalangan Asy’ari, Maturidi dan lainnya termasuk perbedaan di antara fuqaha seperti membaca bismillah pada Fatihah shalat itu bukan perbedaan prinsip,” tegas ulama yang pernah mengajar di Ribath Sayyid Muhammad al-Maliki Makkah ini.
Di antara mereka, tidak ada yang mengutuk para Sahabat. “Mencela Sahabat dan mengubah-ubah al-Qur’ah itu bukan Ahlussunnah wal Jamaah”.
Mengutuk Sahabat seperti yang dilakukan kaum Rafidhah bukan akhlak Ahlussunnah. “Bagaimana mungkin seorang Muslim yang baik melaknat Sahabat. Padahal para Sahabat diridhai oleh Allah, dan Islam menyebar hingga saat ini berkat jasa Sahabat. Justru merekalah (Rafidhah) yang terlaknat,” pungkasnya.
Syaikh Ali al-Shobuni adalah mufassir kenamaan yang hidup di abad ke-21. Karyanya Tafsir Ayatil Ahkam dipelajari oleh pelajar di seluruh dunia. (kh)