Khawatir Islamisasi Eropa, Manifesto Breivik Sangat Anti-Islam

Dalam sidang tertutup di Pengadilan Pusat Oslo, Norwegia, Senin (25/7), Breivik yang berambut pirang dan berkulit putih tanpa jenggot mengatakan bahwa aksinya itu untuk menyelamatkan Norwegia.

Menurut Hakim Kim Heger yang menyidang Breivik, penembakan yang menewaskan 86 kader muda Partai Buruh di Pulau Utoya bertujuan untuk menghentikan proses rekruitmen dan kaderisasi partai yang dinilainya sarat nilai-nilai Marxisme dan memperjuangkan multikuturalisme itu. “Partai Buruh Norwegia bersalah atas kebijakan impor massal Muslim,” kata Heger mengutip breivik, seusai persidangan.

Breivik dalam manifestonya menyatakan kebencian kepada kelompok kiri yang mendukung Norwegia menjadi negara yang terbuka bagi imigran. Breivik sangat khawatir akan datangnya imigran dari negara Muslim secara besar-besaran ke Norwegia. Menurut hakim, Breivik ingin Partai Buruh membayar mahal akan pengkhianatan mereka yang membuat Muslim bisa mengolonisasi negeri itu.

Ahli forensik psikologi dari Universitas Edinburgh, Ian Stephen, menulis di the Telegraph bahwa isi manifesto Breivik setebal 1.500 halaman itu mencerminkan pria tersebut sangat memperhatikan detail dan seorang narsis yang sangat disiplin. Breivik sangat menaruh pandangan negatif atas Marxisme, Islam, feminisme, dan ideologi lain dalam manifesto yang menurut Stephen isinya ‘sangat menakutkan’ itu.

“Dia menjustifikasi tindakannya berdasarkan cara pandang Kristen, yang dilihatnya sebagai ajaran yang murni dan benar. Ini hal yang tidak normal dan menunjukkan dia hidup di alam fantasi,” kata Stephen. Mengenai ideologi politiknya, Stephen menaruh Breivik beberapa mil di sebelah kanan Hitler, atau secara harfiah sangat ekstrim kanan.

Tindakan Breivik ini memancing perdebatan apakah dia seorang Kristen taat ataukah hanya seorang ekstremis. Sejauh ini otoritas Norwegia menolak berkomentar banyak. Sebelumnya, Deputi Kepala Polisi Norwegia Roger Andresen mengatakan, berdasarkan manifesto itu Breivik berafiliasi politik kanan dan fundamentalis Kristen.

John Esposito yang diwawancarai Republika (26/7) menyatakan, aksi Breivik dilakukan karena dia khawatir akan kebangkitan Islam di negaranya dan Eropa pada umumnya. Saat ini saja tidak kurang dari tiga persen dari total lima juta penduduk Norwegia adalah Muslim. Mereka datang dari negara-negara Asia, salah satunya Pakistan. Breivik khawatir semakin tahun semakin banyak jumlah masyarakat Muslim sehingga mengikis identitas Eropa yang dianggapnya sebagai bangsa Kristen.

Anders Breivik menghabiskan tiga tahun menulis kompendium setebal lebih dari 1.500 halaman mengenai apa yang disebutnya sebagai buku pegangan kaum perlawanan konservatif Eropa. Dalam buku berjudul 2083 European Declaration of Independence itu, Breivik menuangkan ide-ide mengenai cara menghadapi ancaman kaum Marxis dan Islamisasi Eropa.

Substansi manifesto Breivik secara garis besar memuat kebencian Breivik terhadap tiga hal : Multikulturalisme & Marxisme, Multikulturalisme & Islam serta Ancaman Islam.

ØIdeologi Marxisme telah sukses menyebarkan multikulturalisme dan internasionalisme ke seluruh Eropa yang membuat para kaum konservatif terpojok. Multikulturalisme adalah ideologi kebencian yang dirancang untuk mendekonstruksi budaya dan tradisi Eropa, identitas Eropa, identitas Kristen Eropa, bahkan negara bangsa Eropa. Ini adalah bentuk genosida ideologi untuk menghilangkan semua yang berbau Eropa.

ØIdeologi multikulturalisme atau disebut budaya Marxisme adalah akar dari proses Islamisasi Eropa yang bakal menuju pada kolonisasi Islam atas Eropa melalui perang demografi (kependudukan). Semua ini difasilitasi oleh para pemimpin kita.

ØBersiaplah prajurit Kristen. Karena hanya dalam waktu 14 tahun, yaitu 2025, mayoritas ibu kota Eropa Barat akan menjadi kota Muslim, seperti Marseilles yang telah menjadi kota mayoritas Muslim pada 2010. Dalam waktu 39 tahun, yaitu 2050, nasib serupa juga akan menimpa negara kita. Kecuali, kita berhasil mengalahkan Aliansi Multikulturalisme yang berkuasa.

ØMultikulturalisme menjadi alat yang dipakai Islam untuk menginfiltrasi lembaga dan sistem politik kita. Asimilasi imigran Muslim tidak akan pernah berhasil karena Muslim tak bisa berasimilasi. Tapi, para multikulturalis tak tahu hal itu dan mereka menolak kenyataan. Jika kita membuka pintu kepada Islam, berarti kita membuka diri pada kekuatan yang menolak konsep kita akan toleransi dan inklusivitas.

 

Breivik kemudian mengirimkan manifesto tersebut kepada 5.700 orang via email. (Kartika/Republika).

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *