Inpasonline, 10/08/09
London: Jumlah penduduk Muslim di Inggris, Spanyol dan Belanda dalam waktu dekat akan mengalami kenaikan yang tinggi, demikian berita dari harian The Telegraph.
Harian tersebut menyatakan bahwa tahun lalu menunjukkan lima persen dari keseluruhan jumlah penduduk di 27 negara Uni Eropa (EU) adalah umat Islam. Namun peningkatan jumlah pendatang dari negara Islam dan rendahnya kelahiran dikalangan penduduk asal Eropa akan meningkat jumlah penduduk Islam menjadi 20 pesen pada tahun 2050.
Data yang dihimpun dari beberapa sumber menunjukkan bahwa ketiga negara di atas akan mempunyai jumlah penduduk Muslim yang lebih tinggi dalam waktu dekat.
Inggris yang pada saat ini mempunyai jumlah penduduk 20 juta lebih kecil dibanding Jerman diperkirakan menjadi negara dengan jumlah penduduk paling banyak sekitar 77 juta orang menjelang 2060
Sebuah penelitian juga mengungkap bahwa seiring dengan terus meningkatnya jumlah Muslim di Eropa, terdapat kesadaran yang semakin besar dalam menjalankan agama di kalangan para mahasiswa. Menurut survei yang dilakukan oleh surat kabar Prancis Le Monde di bulan Oktober 2001, dibandingkan data yang dikumpulkan di tahun 1994, banyak kaum Muslims terus melaksanakan sholat, pergi ke mesjid, dan berpuasa. Kesadaran ini terlihat lebih menonjol di kalangan mahasiswa universitas. Dalam sebuah laporan yang didasarkan pada media masa asing di tahun 1999, majalah Turki Aktüel menyatakan, para peneliti Barat memperkirakan dalam 50 tahun ke depan Eropa akan menjadi salah satu pusat utama perkembangan Islam.
Islam, Bagian Tak Terpisahkan dari Eropa
Bersamaan dengan kajian sosiologis dan demografis ini, kita juga tidak boleh melupakan bahwa Eropa tidak bersentuhan dengan Islam hanya baru-baru ini saja, akan tetapi Islam sesungguhnya merupakan bagian tak terpisahkan dari Eropa.
Eropa dan dunia Islam telah saling berhubungan dekat selama berabad-abad. Pertama, negara Andalusia (756-1492) di Semenanjung Iberia, dan kemudian selama masa Perang Salib (1095-1291), serta penguasaan wilayah Balkan oleh kekhalifahan Utsmaniyyah (1389) memungkinkan terjadinya hubungan timbal balik antara kedua masyarakat itu. Kini banyak pakar sejarah dan sosiologi menegaskan bahwa Islam adalah pemicu utama perpindahan Eropa dari gelapnya Abad Pertengahan menuju terang-benderangnya Masa Renaisans. Di masa ketika Eropa terbelakang di bidang kedokteran, astronomi, matematika, dan di banyak bidang lain, kaum Muslim memiliki perbendaharaan ilmu pengetahuan yang sangat luas dan kemampuan hebat dalam membangun.(agns)