Agar Ingat dan Selalu Bersemangat

Agar Ingat dan Selalu Bersemangat

Ulasan buku oleh M. Anwar Djaelani, penulis buku Menulislah, Engkau Akan Dikenang dan 12 judul lainnya

andai-engkau-tahu

Judul buku  : Andai Engkau Tahu; Amal-Amal Istimewa yang Diajarkan Nabi Penulis     : Syaikh Muhammad Al-Arifi

Penerbit       : Pustaka Al-Kautsar Jakarta

Tahun terbit : April 2025

Tebal           : xi + 243 halaman

inpasonline.com – Kita mudah lupa. Buku ini potensial menjadi pengingat yang baik. Iman kita naik-turun. Buku ini bisa berfungsi sebagai pengungkit yang apik. Oleh karena itu, buku ini patut menjadi sahabat di keseharian.

Rasakanlah, misalnya, di h.32. Nabi Muhammad Saw mengingatkan ”Andai manusia mengetahui keutamaan shalat isya’ dan subuh, mereka pasti mendatanginya walaupun merangkak” (HR Bukhari-Muslim).

Penggunaan frase ”Seandainya engkau tahu” telah banyak kali Nabi Saw sampaikan. Hal itu menunjukkan bahwa yang disampaikan Rasulullah Saw itu sesuatu yang harus kita perhatikan dan laksanakan sebisa mungkin.

Tentang shalat isya’ dan subuh, misalnya, ditemukan berbagai hikmah bagi kehidupan seorang Mukmin. Misalnya, dari sisi hubungan yang kuat antara hamba dan Sang Pencipta. Juga, menjadi pembeda keimanan dan kemunafikan. Pun, terkait kesehatan dan lain-lain.

Penulis buku mengumpulkan lebih dari 50 hadits shahih yang kemudian dijelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami. Semua, dalam semangat ”Seandainya manusia tahu”, ”Seandainya kamu tahu”, ”Apakah kamu tahu”, dan lain sebagainya (h.1).

Berbagai Pesona

Buku dibuka dengan pasal tentang mengumandangkan adzan dan bergegas ke masjid untuk shalat berjamaah (h.2). Ini pilihan yang, rasanya, disengaja oleh penulis buku. Bukankah, dalam sehari-semalam kita mendengar adzan lima kali?

 Selalu ingatlah hadits ini: ”Seandainya manusia mengetahui apa yang ada dalam adzan shalat dan shaf pertama, lalu mereka tidak dapat meraihnya melainkan harus diundi, tentulah mereka mengundinya. Seandainya mereka mengetahui pahala bergegas menunaikan shalat berjamaah, tentulah mereka akan berlomba melakukannya. Seandainya mereka mengetahui apa yang ada dalam shalat isya’ dan subuh, tentulah mereka akan mendatanginya keduanya walaupun harus merangkak” (HR Bukhari-Muslim).

Terbit Cemburu

Cinta karena Allah merupakan tali iman yang kuat dan merupakan sebagian dari amal shalih. Pelakunya diberikan pahala. Terkait ini, bahkan para Nabi cemburu (h.117-118). Perhatikan hadits ini: ”Sesungguhnya saya benar-benar mengetahui suatu kaum yang bukan Nabi atau para syuhada tetapi para Nabi dan para syuhada cemburu kepada mereka di hari kiamat karena kedudukan mereka di sisi Allah.” Kemudian seorang bertanya, ”Wahai Rasulullah, beri tahu kami siapa mereka itu?”. Nabi Saw menjawab. ”Mereka adalah manusia dari berbagai kabilah yang berbeda tetapi mereka saling mencintai karena Allah. Demi Allah, wajah mereka bercahaya dan sesungguhnya mereka berada di atas cahaya. Mereka tidak takut di saat manusia lainnya takut dan tidak bersedih di saat manusia lainnya bersedih” (HR Abu Ya’la Al-Maushili).

Sabda Nabi Saw, amal shalih yang mereka lakukan berupa kecintaan orang-orang itu kepada sesama karena Allah, bukan kecintaan yang didasari urusan dunia. Mereka cinta saudaranya karena dia istiqomah di dalam agama Allah dan mereka tolong-menolong dalam ketaatan kepada Allah (h.119).

Cinta karena Allah merupakan ibadah yang besar pahalanya. Rasulullah Saw memuji orang-orang yang saling mencintai karena Allah (h.120-121). Nabi Saw bersabda, ”Amalan yang paling disukai adalah mencintai karena Allah dan membenci karena Allah” (HR Ahmad). ”Tidaklah dua orang saling mencintai karena Allah kecuali yang paling Allah cintai di antaranya adalah yang paling besar cintanya kepada sahabatnya” (HR Thabrani dan Abu Ya’la).

 

Sang Pengejar

Dulu, orang-orang fakir dari kalangan Muhajirin datang mengadu kepada Rasulullah Saw. Berikut ini sebuah riwayat, yang bersumber dari Abu Hurairah Ra (h.147).

Orang-orang fakir dari kalangan Muhajirin, berkata, ”Wahai Rasulullah, orang-orang kaya itu pergi membawa derajat yang tinggi dan kenikmatan yang abadi”. Rasulullah bertanya, ”Apa itu maksudnya?” Orang-orang itu menjawab, ”Mereka shalat sebagaimana kami shalat. Mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa. Namun mereka bersedekah, sedangkan kami tidak bersedekah dan mereka membebaskan budak sedangkan kami tidak membebaskan budak”. Rasulullah bersabda, ”Maukah kalian saya ajari sesuatu yang dengan itu kalian bisa mengejar orang yang sebelum kalian, mengalahkan orang-orang yang setelah kalian, dan tidak ada seorangpun yang lebih utama daripada kalian kecuali dia mengamalkan seperti yang kalian amalkan?” Mereka menjawab, ”Mau, wahai Rasulullah”. Rasulullah bersabda, ”Kalian bertasbih, bertahmid, dan bertakbir setiap setelah shalat sebanyak 33 kali”.

Lalu, orang-orang fakir dari kalangan Muhajirin itu kembali kepada Rasulullah Saw dan berkata: ”Saudara-saudara kami yang kaya mendengar amalan kami, kemudian mereka melakukan hal yang sama.”

Rasulullah Saw bersabda, ”Itulah keutamaan Allah yang Dia berikan kepada siapapun yang Dia kehendaki”.

Terus Istiqomah

Sedikit Amalan tapi Rutin. Ini, judul di h.172. Diriwayatkan dari Aisyah Ra, bahwa Rasulullah Saw bersabda, Tepatkanlah usahamu dan dekatilah kebenaran. Ketahuilah bahwa salah seorang di antara kalian tidak masuk surga karena sebab amalannya dan sesungguhnya amalan yang paling dicintai Allah adalah yang rutin walaupun sedikit” (HR Bukhari–Muslim).

Selalu ingatlah, amal shalih yang istiqomah merupakan bukti keimanan seseorang, sekalipun sedikit (h.174). Seseorang bertanya kepada Aisyah Ra, ”Apakah Rasulullah Saw mengkhususkan sesuatu dalam hari-harinya?” Aisyah menjawab, ”Tidak, tetapi amal beliau istiqomah. Siapa di antara kalian yang mampu, melampaui kemampuan Rasulullah?” Aisyah juga berkata, ”Keluarga Muhammad jika beramal maka mereka mengerjakannya dengan istiqomah” (HR Muslim).

Terbaik, Terbaik!

Amalan yang Terbaik. Ini, judul ada di h.175. Hadits Nabi Saw: ”Istiqomah-lah kalian dan kalian tidak akan mampu menjangkau seluruh jalan kebajikan. Ketahuilah bahwa sebaik-baik amalan kalian adalah shalat dan tidak ada yang mampu menjaga wudhu kecuali seorang Mukmin” (HR Ibnu Majah, Ahmad, dan Ad-Darimi).

Istiqomah-lah kalian! Maksudnya, kita harus berkomitmen dalam menjalankan agama Allah. Kita harus menjalankan ketaatan tanpa menambah atau mengurangi.

Sangat Bermanfaat

”Buku ini hadir sebagai penyejuk jiwa,” tutur penerbit di pengantarnya. Di dalamnya, tersaji ”Hadits-hadits pilihan yang sarat dengan motivasi dan hikmah,” lanjut sang penerbit.

Isi buku ini, padat. Selain yang telah disampaikan pada uraian di atas, bahasan lain dengan tema-tema yang tak kalah penting, di buku ini banyak dikupas. Dalam hal materi, semua atau setidaknya sebagian besar isinya, mungkin saja sudah pernah kita baca. Hanya saja, boleh jadi kita sudah lupa. Mungkin saja, tidak kita amalkan atau sekadar sesekali diamalkan.

Alhasil, buku ini berfungsi sebagai pengingat. Buku ini berguna sebagai penyemangat. Buku ini, sungguh bermanfaat. Alhamdulillah! []

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *