Ulama dan Umara’ Malang Gelar Sosialisasi Bahaya Aliran Sesat

KH Abdusomad BukhariInpasonline.com – Hari Sabtu, 15 Maret 2014, Masjid Jami’ Kota Malang mengadakan acara seminar  bertema “Sosialisasi Bahaya Aliran Sesat”. Acara dihadiri Ketua MUI Jawa Timur, KH. Abdusshomad Buchori, dan sejumlah kiai, ustad, tokoh masyarakat, serta wali kota Malang, Muhammad Anton.

KH. Abdusshomad Buchori yang didapuk menjadi pemateri menjelaskan  tentang ragam aliran atau faham keagamaan.

Menurutnya, faham keagamaan di Indonesia itu terbagi dua, yaitu: pertama, masalah faham keagamaan yang tidak sesat, tetapi berpotensi menimbulkan masalah.

Kelompok kedua adalah kelompok yang memiliki faham yang ekstrim dan radikal. Beliau memberi contoh dengan adanya kelompok yang jika ada suatu masalah mudah melakukan pengrusakan. “Misalnya ada apa gitu, langsung main bakar”, ujar beliau.

Masalah kedua adalah faham atau aliran yang menyimpang, yang telah memenuhi kriteria aliran sesat.

KH.Abdusshomad Buchori menjelaskan bahwa hakikat kesesatan terbagi dua, yaitu: pertama, menyimpang atau menyalahi dari ketentuan yang bersifat jelas dan pasti/qath’i/ma’lum min al-din bi al-dharurah baik berkaitan dengan masalah aqidah maupun syari’ah Islam. Dan yang kedua  adalah menyimpang dari metodologi yang benar dalam memahami al-Qur’an dan al-Sunnah.

“Orang Indonesia masih belum membumikan Tauhid, jadi banyak yang menjual imannya dengan bergabung kepada aliran-aliran sesat yang ada”, paparnya.

Selanjutnya, beliau menjelaskan berbagai macam aliran sesat yang pernah ada ataupun yang masih eksis hingga saat ini. Ahmadiyah, Islam Liberal, Syi’ah Imamiyah Itsna Asyariyah adalah beberapa aliran sesat yang beliau sebutkan dalam presentasi beliau.

Beliau juga memberikan bukti kesesatan mereka, contohnya Syi’ah Imamiyah Itsna Asyariyah dalam kitab-kitab rujukan mereka. Diantaranya adalah faham mereka yang meyakini bahwa orang yang tidak mengimani terhadap imam-imam Syi’ah adalah syirik dan kafir [Lihat: Bihar al-Anwar XXIII/390].

“Ahlussunnah wal Jama’ah yang tidak mengimani imamnya Syi’ah dianggap kafir dan halal darahnya”, tegas beliau.

Faham Liberalisem juga telah keluar dari kebenaran. Ia mengatakan: “Bahaya faham liberal di antaranya mereka mengatakan bahwa al-Qur’an itu produk budaya. al-Qur’an itu hasil kerjasama antara Allah, Nabi Muhammad, Malaikat Jibril dan orang-orang Quraisy. Ini banyak diajarkan di banyak perguruan tinggi”.

Secara singkat beliau juga menerangkan faktor utama penyebab munculnya faham ekstrimisme dan radikalisme adalah pemahaman agama yang sempit dan terlalu tekstual dengan mengesampingkan yang kontekstual serta lemahnya pemahaman keagamaan.

Di akhir materinya KH.Abdusshomad Buchori berpesan bahwa hendaknya kita sebagai ummat Islam harus tetap kokoh dan membangun ukhuwah Islamiyah, meninggalkan pertentangan-pertentangan tentang masalah-masalah furu’iyah sehingga tidak mudah diadu domba.

Semua ormas-ormas Islam yang ada sekarang, katanya, seperti NU, Muhammadiyah, Persis, dan lainnya ini sunni semua, kecuali kelompok-kelompok aliran sesat dan menyimpang.

Dalam seminar tersebut, Ketua MUI Malang, KH. Baidhowi Muslich turut memberi sambutan.

“Adanya aliran sesat dan ekstrim merupakan sebuah ancaman bagi ummat, karena akan merusak kerukunan ummat dan bangsa”, ujar Kiai Baidhowi yang juga pengasuh Ponpes Miftahul Huda (PPMH) Gadingkasri Kota Malang ini.

Turut serta menyambut H.Muhammad Anton, Wali Kota Malang. Ia berpesan agar warga kota Malang agar mewaspadai aliran-aliran sesat.

“Kami harapkan warga kota Malang agar mewaspadai aliran-aliran sesat yang menyimpang dari ajaran agama”, pesan pria yang akrab disapa Abah Anton ini kepada jamaah Masjid (laporan Aditya/Malang).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *