Perguruan Tinggi Islam Harus Memiliki Metode Benar dalam Belajar

Inpasonline.com-Zaman ini banyak berdiri perguruan tinggi (PT) di Eropa. Orang-orang Muslim Arab juga banyak yang belajar di sana, pulang membawa ijazah (Syahadah). Kata beliau, memang masa ini adalah kita dalam alam ‘ijazah’. Maksudnya banyak orang belajar demi menjadapatkan sertifikat atau ijazah.

Demikian dijelaskan oleh Syekh Abdul Hadi as-Syami dalam acara Kuliah Umum bertema “Urgensi Perguruan Tinggi dalam Melahirkan Generasi Khairu Ummah” di hotel Dalwa Syariah pada Senin, 22 Juli 2019.

Dalam acara Kuliah Umum yang sekaligus sebagai cara pembukaan tahun ajaran baru 2019/2020 Program Pascasarjana IAI Dalwa Syeikh Abdul Hadi menjelaskan, ada di antara mereka yang belajar di Barat itu yang kemudian pemikirannya menyeleweng mengikuti cara berfikir orang Eropa, tetapi ada juga yang tidak.

“Adapun yang menjaga pikiran kita dari penyelewengan itu adalah belajar pada guru yang baik yang berisnad”, kata ulama terkemuka asal Suriah itu.

Beliau mengingatkan, agar pemikiran kita berdiri di atas kaidah-kaidah keimanan, dzikir dan bersambung kepada salaf sholeh, supaya pikiran kita tidak menyeleweng.

Inhirof (penyelewengan) dalam pikiran itu kadang disebabkan oleh nafsu ingin dikenal, atau mungkin karena mengikuti kelompok yang keliru dan ilmunya dijual demi materi.

Karena itu, kata beliau perguruan tinggi harus memiliki metode, cara belajar yang benar.

“Tugas kalian, khususnya di Jamiah adalah menasihati dalam kebenaran serta menyebarkan kebaikan”, tutur beliau.

Selain Syeikh Abdul Hadi Kharsa, hadir sebagai narasumber adalah Prof. KH. Ali Maschan Moesa. Ia menerangkan bahwa tujuan asasi dari pendidikan Islam itu adalah menuju Allah Swt. Yakni agar menjadi manusia yang alim yang takut kepada Allah Swt.

“Masalah kita itu, pendidikan diarahkan untuk kepentingan manusia bukan kepentingan Allah Swt”, tegas beliau.

Kata beliau, masalahnya karena pendidikan yang berlaku kini adalah ilmu yang dari Barat yang antroposentris itu (cenderung kepada memusatkan manusia), tidak teosentris.

“Misi Dalwa harus mengembalikan misi atau ide dasar pendidikan Islam itu kepada ide pendidikan yang dasarnya adalah Allah Swt”, ujarnya.

Prof. Ali, demikian panggilan akrabnya, menjelaskan bahwa kita perlu mengembalikan ide dasar pendidikan itu adalah untuk Rabb bukan untuk manusia itu yang harus dilakukan oleh lembaga pendidikan seperti Dalwa ini.

Kuliah Umum ini diikuti oleh seluruh mahasiswa Pascasarjana baik S-2 maupun S-3 dari semua angkatan, serta turut dihadiri oleh Mudir Ma’had Dalwa al-Habib Ali Zainal Abidin bin Hasan Baharun, Rektor IAI Dalwa al-Habib Dr. Segaf bin Hasan Baharun, Direktur Pascasarjana al-Habib Dr. Zainal Abidin Bilfaqih, dan jajaran para dosen dan wakil rektor.[kh]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *