Inpasonline, 29/11/10
Kairo – Rakyat Mesir mulai memberikan suara kemarin dalam pemilu Parlemen yang ditandai adanya tindakan kekerasan terhadap oposisi utama dan media umum serta ketegangan dengan Amerika Serikat (AS) berkiaitan keengganan pemerintah mengizinkan masuknya pemantau internasional.
Partai pimpinan Presiden Hosni Mubarak, Partai Demokratik Nasional diperkirakan tetap menguasai dewan yang memiliki 508 kursi.
Lebih 1.000 pendukung Ikhwanul Muslimin ditahan selama kampanye. Ini adalah tindakan yang dilakukan untuk menutup mulut pengkritik sejak Mubarak berkuasa 30 tahun lalu.
Polisi dan kelompok bersenjata membubarkan kampanye gerakan itu dan menyerang anggota parlemen, dalam apa yang dilihat sebagai usaha pemerintah menghancurkan oposisi.
Pemilu Parlemen terakhir Mesir yang diadakan pada 2005 juga dicemari kekerasan yang merenggut 10 nyawa, setelah ada kelompok yang mengamuk karena mencoba memasuki tempat pemungutan suara yang ditutup polisi untuk mencegah pemilih oposisi. – (AP/ut/r)