Meski Dinilai Paling Patriotik, Muslim Inggris Mendapat Perlakuan Tidak Menyenangkan

Baru-baru ini pemerintah Inggris bahkan mengeluarkan kebijakan baru yang selaras dengan program untuk memerangi ekstremisme. Kebijakan tersebut meminta kepada para dosen dan senat mahasiswa di universitas agar memata-matai para mahasiswa Muslim.

Para dosen dan mahasiswa tersebut diminta melaporkan berbagai aktivitas yang dilakukan mahasiswa Muslim termasuk yang terlihat seperti mengisolasi diri dan depresi kepada polisi terdekat; sehingga kekhawatiran mahasiswa dan dosen agar mahasiswa Muslim tidak menjadi radikal dapat dihindari.

 Para pejabat di universitas pun mendapatkan pelatihan layaknya strategi untuk mencegah ekstremisme. Karena merekalah yang berhadapan langsung dengan mahasiswa yang dinilai rentan menjadi ekstrem. Dokumen yang diserahkan ke staf mengklaim bahwa mahasiswa yang tampak depresi atau terasing dari keluarga mereka, atau yang menanggung keluhan politik, atau yang menggunakan website ekstremis atau yang minim mendapatkan pelajaran agama bisa bersiko menjadi radikal.

Meskipun Muslim Inggris memiliki patriotisme yang tinggi terhadap Inggris sebagai negeri tempat bernaung, namun hal itu tidak cukup untuk menepis fobia Briton (sebutan untuk warga asli Inggris) terhadap mereka. Sebuah penelitian mengungkapkan, sekitar 78 pesen Muslim di Inggris mengidentifikasika diri mereka sebagai warga Inggris,  sementara di negara tetangganya, Prancis, hanya 49 persen Muslim yang tinggal di sana, menyatakan diri sebagai warga Prancis. Lebih kecil lagi Jerman, hanya 23 persen Muslim yang merasa mereka adalah warga Jerman.

Penelitian tersebut juga menyajikan fakta yang mengejutkan sekaligus menyedihkan. Terdapat kontradiksi bagaimana Muslim memandang diri mereka dan bagaimana masyarakat memandang mereka. Direktur proyek penelitian, Nazia Hussain mengatakan, meski Muslim yakin mereka adalah warga Inggris serta bagian dari Inggris, namun mereka tidak dianggap sebagai rakyat oleh masyarakat yang lebih luas. Briton adalah masyarakat yang paling curiga terhadap Muslim. Pernah ada kebijakan yang mencoba mengakomodasi kesenjangan itu. Sebuah survei BBC mengungkapkan bahwa mayoritas Muslim Inggris menentang gerakan Taliban dan Al-Qaidah dan menyatakan akan mempertahankan negara Inggris dari kemungkinan serangan apapun. Kemudian polling oleh ICM/Guardian menunjukkan bahwa 91 persen Muslim Inggris loyal kepada Inggris dan 80 persen masih ingin menerima hidup dalam masyarakat Barat. (iol/republika/Kartika Pemilia)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *