Media Dan Peristiwa Jemaat Gereja HKBP

Peristiwa penganiayaan dan penusukan terhadap jemaat gereja HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) tentu mengagetkan semua orang. Hampir semua media melaporkan peristiwa ini. Bahkan Jawa Pos menjadikan berita ini sebagai headline dengan gambar yang sangat besar pada hari Selasa, 14 September 2010. Harian Kompas juga menurunkan berita ini beberapa hari berturut-turut dari Selasa hingga Kamis, 14-16 September 2010. Tidak ketinggalan juga, TVONE menghadirkan pengacara dari Jemaat HKBP, untuk mengulas lebih dalam peristiwa tersebut.
 
Kita tentu bertanya, kenapa peristiwa ini begitu besar di hadapan media-media tersebut. Sementara hampir bersamaan dengan peristiwa tersebut dunia dihebohkan dengan rencana pendeta Terry Jones di Florida yang akan membakar Al-Qur’an di hari ulang tahun ke sembilan peristiwa penyerangan terhadap gedung WTC. Walaupun tidak jadi membakar dengan berbagai alasan, tapi masih terjadi perobekan al-Qur’an di depan gedung putih Washington DC, AS. Hampir media yang penulis sebutkan itu tidak mengulasnya seheboh peristiwa HKBP tersebut. Belum lagi peristiwa pembakaran masjid di Medan yang terjadi hingga tiga kali (1986, 2009, dan 27 Juli 2010), sebagaimana laporan Harian Waspada 16 Agustus 2010, sedikitpun media tidak menghiraukan peristiwa tersebut. Sangat aneh tentunya.

Sementara laporan tentang peristiwa penganiayaan Jemaat HKBP terkesan seolah dibesar-besarkan, dan hanya satu arah, yaitu hanya dari pihak jemaat gereja HKBP. Hal inilah yang membuat kesal sebagian orang. Padahal di pihak umat Islam juga ada yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut, yaitu Ismail menderita luka di kepala dan dijahit serta Ade Firman luka dalam di lengan. Tapi, sayangnya fakta ini tidak diberitakan di media-media. Tidak heran jika Pengacara Salih Mangara Sitompul yang juga pengurus Forum Umat Islam Kota Bekasi, menegaskan bahwa pemberitaan media tentang peristiwa jemaat gereja HKBP ini tidak adil karena hanya bersumber dari satu arah. Kordinator Nasional Gerakan Peduli Pluralisme (GPP), Damien Dematra juga menyayangkan bahwa selama ini yang dimonitor lebih cenderung dari pihak jemaat HKBP sementara versi teman-teman Muslim belum ada. (mm)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *