Inpasonline, 14/08/09
Kualalumpur: Pertemuan Tahunan Tidak Rasmi Menteri Agama Negara Brunei Darussalam, Republik Indonesia, Malaysia dan Singapura (Mabims) yang berlangsung kemarin, di Kualalumpur, membicarakan tentang usaha menolak gejala negatif yang bisa merusak akidah umat Islam.
Menteri di Jabatan Perdana Menteri, Senator Major Jenderal (B) Datuk Jamil Khir Baharom, mengatakan bahwa paham pluralisme, liberalisme yang didukung beberapa kelompok Islam dinilai berbahaya terutama berkaitan dengan soal aqidah sehingga menyebabkan muncul perasaan fanatik .
Pertemuan Mabims itu akan membicarakan lebih konkrit ancaman paham tersebut sehingga cepat ditangani secara utuh sebelum menyebar ke tahap membahayakan.
Selain membahas peranan Mabims dalam melaksanakan kerjasama dan membina silaturahim empat negara, pertemuan ini juga membicarakan isu terkini yang membutuhkan dukungan negara anggota.
“Penyebaran paham sesat yang menyentuh aqidah membuat kita gelisa,” katanya.
Jamil Khir berkata, Malaysia akan melakukan pendekatan yang bersifat internal yaitu dengan membina jati diri umat Islam, sementara pendekatan ekternal yaitu melalui sesi penjelasan mengenai paham yang salah itu serta dampaknya bagi umat Islam.
Melalui seminar dan kursus juga dilihat sebagai cara untuk memperbaiki kelompok tersebut supaya tidak terikat dengan paham salah yang akhirnya membawa kepada tindakan atau perbuatan yang keliru.
Jamil Khir berkata, semua wakil Mabims akan membincarakan masalah ini secara terbuka karena ia menjadi masalah dan tanggungjawab semua untuk mengungkapkan kekeliruan paham tersebut yang bisa menggugat ketenangan umat Islam sejagat.
“Ini sudah menjadi budaya Mabims untuk menjalinkan kerjasama demi kebaikan umat Islam semua,” katanya.
Pertemuan ini diantaranya juga membicarakan mengenai pembangunan masjid, isu awal bulan Ramadan dan Idul Fitri, zakat dan usaha membangunkan aktivitas agama.
Pertemuan Mabims kali ini di Malaysia, diadakan setelah Lomba Tilawah al-Quran Tingkat Dunia Ke-51 yang berlangsung delapan hari dimulai 4 Agustus dan berakhir kamerin malam. Anggota Mabims ikut penutupa dan penyampaian hadiah.
Mabims yang didirikan pada 1989 yang anggotnya terdiri dari Brunei Darussalam, Indonesia dan Malaysia. Pada 1994, Singapura secara resmi menjadi anggota.
Pembentukan Mabims bertitik tolak dari Muktamar Keempat Menteri-menteri Wakaf dan Masalah Islam (OIC) yang berlangsung di Jeddah, Arab Saudi pada 17 hingga 19 Mei 1989. (Uts)