Sekjen Kemenag Bahrul Hayat menjelaskan, konferensi itu diperkirakan dihadiri 400 peserta dari negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan juga negara non anggota OKI. ”Konferensi ini diharapkan bisa memberi keseimbangan informasi mengenai Islam dan masyakarat Muslim di seluruh dunia,” ujar Bahrul kepada peserta Forum Badan Komunikasi Humas Pemerintah (Bakohumas) pada sosialisasi ”The Second International Conference of Islamic Media” di Kantor Kemenag, Jakarta, Rabu (30/11).
Ditegaskannya, konferensi kali ini ditujukan untuk meningkatkan kerja sama dan membentuk jejaring di antara negara Islam di bidang pengembangan informasi dan teknologi komunikasi. “Konferensi ini tidak akan menyisipkan agenda politik. Namun tidak menutup kemungkinan, dalam konferensi tersebut akan dibahas pula masalah terorisme dan Palestina. Opini Dunia Barat mengenai terorisme dan Islam itu memang diakibatkan karena adanya ketidakseimbangan informasi. Begitu juga dengan Palestina,” kata Bahrul.
Lebih lanjut Bahrul menjelaskan, definisi media Islam yang terlibat dalam konferensi ini tidak merujuk pada identitas keagamaan. Namun labelisasi Islam di sini lebih menunjukkan media-media yang terdapat di negara-negara bermayoritas muslim.
Selain itu, konferensi ini juga bertujuan meningkatkan kerjasama dalam bidang media dan informasi negara-negara Islam, sehingga menghasilkan networking yang kokoh dalam upaya memajukan dan meningkatkan pengetahuan umat Islam pada umumnya, dan memajukan industri media islam pada khususnya, serta mengantisipasi persoalan-persoalan yang muncul dan merugikan umat Islam.
Rencananya konferensi ini akan dibuka secara resmi Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara. Sedangkan untuk penutupannya oleh Wakil Presiden Boediono.
Konferensi akan menghadirkan 20 pembicara utama (keynote speaker) dari berbagai negara termasuk Indonesia seperti Prof Dr Azyumardi Azra MA, Prof Dr Komaruddin Hidayat, pakar komunikasi Prof Dr Alwi Dahlan dan Parni Hadi.
Staf anggota Sekretariat Konferensi Media Islam Internasional ke-2, Hasbu Marzuki menyatakan, hingga kini pendaftaran masih berlangsung dan diharapkan dari kalangan media massa ikut ambil bagian dalam kegiatan akbar tersebut.
Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari konferensi pertama yang pernah digelar pada 1980. Konferensi Media Islam Internasional ke-1 pernah diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 1-3 September 1980 yang diikuti oleh 327 peserta dari 49 negara. Saat itu Delegasi RI diketuai oleh Menteri Penerangan RI, Harmoko.
Pada konferensi tahun 1980 tersebut telah dihasilkan deklarasi Jakarta yang berisi kode etik wartawan Islam; penetapan Sekjen Rabithah Alam Islami (Ali Al Harakan) sebagai Sekjen tetap Media Massa Islam sedunia yang berkedudukan di Makkah; dan Pendirian Dewan Tertinggi Penerangan Islam yang berkedudukan di Makkah. (Kartika Pemilia/uinonline)