KAMMI dan InPAS Akan Menggelar Diskusi Ilmiah di IAIN Sunan Ampel

SURABAYA – KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) Komisariat IAIN Sunan Ampel bekerjasama dengan InPAS (Institut Pemikiran dan Peradaban Islam) akan menggelar Diskusi Ilmiah dengan tema Telaah Kritis Atas Dekonstruksi Syari’ah. Acara yang akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 12 Maret 2011, jam 08.00 – 12.00 WIB dan bertempat di Wisma Bahagia IAIN Sunan Ampel ini menghadirkan pakar Syari’at Islam alumnus ISTAC (International Institute of Islamic Thought and Civilization) Kuala Lumpur, Nirwan Syafrin, M.A., Ph.D., sebagai pemateri. 

Menurut ketua panitianya, Deca, acara ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada publik mengenai tantangan dekonstruksi Syari’ah . Tidak hanya itu, ia juga berharap melalui acara ini umat Islam bisa mengetahui pemikiran tokoh-tokoh anti Syari’ah dan proses penyebarannya di kampus-kampus Islam.

Sementara pihak InPAS, Bahrul Ulum, mengaku bahwa acara ini merupakan acara keduanya yang bekerjasama dengan KAMMI Komisariat IAIN Sunan Ampel Surabaya. Sebelumnya, InPAS pernah bekerjasama dengan KAMMI ini dalam acara Dialog Tokoh yang menghadirkan Syamsuddin Arif, Ph.D., pakar Orientalisme dari Universität Frankfurt , Jerman.

Terkait dengan pemateri acara ini, Bahrul mengaku kenal baik dengannya. Menurutnya, Nirwan memang tidak banyak dikenal di kalangan umum, tapi bagi para pengkaji Syari’at Islam, namanya sudah cukup populer. Beliau sering menjadi pemateri dalam acara seminar dan diskusi di berbagai kampus bahkan tidak jarang beliau harus berdebat sengit dengan tokoh-tokoh liberal, lanjut peneliti InPAS ini.

“Kritiknya yang tajam dan ilmiah terhadap pemikir-pemikir dekonstruksi Syari’ah tingkat dunia, sering menjadi momok bagi kalangan penganut Islam liberal di Indonesia”, tegas Bahrul.

Tidak hanya itu, nilai lebih Nirwan terletak pada kefasihan Bahasa Arab dan English-nya, jelas pria yang juga berprofesi sebagai wartawan Hidayatullah ini. Bahkan ia menilainya sangat excellent, tidak kalah dengan lulusan Timur Tengah dan Eropa. Tidak heran jika penguasaannya terhadap turath dan referensi berbahasa Inggris lainnya sangat bagus. Hal ini sudah beliau buktikan dalam berbagai tulisannya di Jurnal ISLAMIA dan buku yang ditulisnya.(mm)                    

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *