inpasonline.com – Setelah Islam datang dibawa oleh para pendakwah dari Timur Tengah, perubahan-perubahan baik dan mendasar terjadi pada penduduk alam Melayu. Bahasa Melayu yang terislamkan, tradisi, dan agama telah mampu persatukan suku-suku yang ada di alam Melayu. Pencapaian ini belum berhasil diraih oleh agama-agama sebelumnya.
Demikian dikatakan oleh Prof. Wan Mohd Nor Wan Daud dari CASIS (Center for Advanced Studies on Islam, Science and Civilization) UTM (Universiti Teknologi Malaysia) pada Kuliah Umum dengan tema ‘Islamisasi Ilmu-Ilmu Kontemporer dan Peran Universitas dalam Membangun Peradaban Islam di Nusantara’, di Hotel Dalwa Bangil Pasuruan, Rabu 6 April 2016.
“Kedatangan Islam di kepulauan Melayu merupakan pencapaian luar biasa yang kehadirannya tidak perlu militer”, ujarnya.
Prof. Wan menambahkan, harus dikenalkan dalam sejarah bahwa Islam membangun peradaban ilmu di alam Melayu. Bersifat saintifik. Dan katanya, Islam lah yang mengusir penjajah Eropa dari alam Melayu. Itulah peran besar Islam, menurut Prof. Wan yang tak boleh dilupakan.
Akan tetapi, peran positif Islam tersebut berusaha dibelokkan oleh sejarah melalui fikiran-fikiran sarjana Barat.
“Pengajaran sejarah telah diselewengkan misalnya dikatakan bahwa Islam tidak datang dari Arab tapi dari India dan Cinta. Pendapat ini ada tujuan ideologi. Yaitu untuk ciptakan kesan bahwa Islam yang datang itu tidak orisinil. Tercampur dengan budaya dan agama lain”, tegasnya.
Dalam Kuliah Umum yang dihadiri oleh civitas akademika Institut Agama Islam Darullughah Wadda’wah (INI DALWA) Bangil dan perwakilan 30 perguruan Tinggi Islam wilayah Tapal Kuda, dan Bali itu, Prof. Wan mengungkapkan kesan tersebut diciptakan supaya Muslim di alam Melayu terputus koneksinya dengan Timur Tengah.
Islamisasi Bahasa
Prof. Wan menjelaskan bahwa Islamisasi di alama Melayu mula-mulanya dilakukan dengan Islamisasi bahasa.
“Islamisasi dilakukan dengan memasukkan unsur baru ke dalam bahasa Melayu. Bahkan juga tercipta tulisan baru, yang dikenal dengan arab jawi atau pegon”, tambahnya.
Ada unsur baru dalam bahasa Melayu, kata Prof. Wan. Sehingga kosa katanya ada yang berasal dari Arab.
“Pengislaman bahasa ini juga berlaku pada bahasa Arab pada awal datang Islam. Worldview (pandangan alam) orang Arab diubah ke Islam melalui bahasa. Seperti islamisasi kata-kata kunci bahasa Arab. Terutama pengislaman kata ‘Allah’. Makna Allah kembali khas Islam”, terangnya.
Dalam penjelasannya, Islamisasi memang harus dilakukan dengan pengislaman kata-kata kunci. Contoh kata “ukhuwah” yang berlaku di alam Melayu.
“Persaudaraan tidak sekedar saudar sedarah tapi persaudaraan (ukhuwah) itu dalam seagama Islam”, tegasnya.
Karena itu, jelasnya, pengislaman seperti itu bersifat global, bukan lokal. Islam melebarkan pikiran orang Melayu yang sebelumnya sempit. Selain itu, Islam menekankan untuk berfikir dan berilmu.
“Siapa atau peradaban apa yang kuasai ilmu pengetahuan, maka dia akan menguasai mencipta konsep-konsep kunci seperti keadilan, manusia dan lain-lain. Sehingga di sinilah peran penting Universitas Islam dalam membangun cara berfikir yang benar dan beradab”, pungkasnya.
A.Kholili H