Gugah Diri dengan Memahami Alam Barzakh

76-pertanyaan-seputar-alam-barzakh

Catatan M. Anwar Djaelani, penulis buku ”Menulislah, Engkau Akan Dikenang” dan 12 judul lainnya

76-pertanyaan-seputar-alam-barzakh

inpasonline.com – Hamid Az-Zaini, profesor, pada 2021 menebitkan buku dalam bahasa Arab. Judulnya, ’Alamul Barzakh Sual wa Jawab fii Dhau’i Al-Kitab wa As-Sunnah. Pada 2023, edisi terjemahan buku ini yaitu ”76 Pertanyaaan Seputar Alam Barzah”, diterbitkan Pustaka Al-Kautsar Jakarta.

Apa isi buku ini? Lihatlah Kata Pengantar dari dua pakar bidang ilmu ghaib. Pertama, Syaikh Wahid Abdul Salam Bali (Mesir) menyatakan, bahwa isinya menjangkau sebagian besar hal yang berkaitan dengan kubur dan barzakh sehingga kajian ini sangat berguna (xii). Sementara, Dr. Muhammad Yusri Ibrahim (Qatar), bilang bahwa semangat dari buku ini adalah ajakan untuk bangun dari ”tidur”, waspada setelah lalai, mengambil pelajaran dan nasihat, permintaan untuk segera bertaubat, dan seruan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat sebagai negeri terbaik (h.xiv).

Tempat Antara    

Sesuai dengan judul, buku ini memberikan jawaban atas 76 masalah alam barzah. Jawabannya ilmiah. Uraiannya mudah dipahami.

Pertanyaan 1, ”Apakah itu alam barzakh?” Dalam bahasa Arab, barzakh artinya adalah sekat di antara dua hal. Ini, mengacu kepada QS Al-Furqan 53, QS Ar-Rahman 19-20, dan QS Al-Mu’minun 100 (h.15).

Alam barzakh adalah rumah pertama di akhirat. Bahwa, berdasar HR Ibnu Majah dan Tirmidzi, sabda Nabi Saw: ”Sesungguhnya kubur adalah jenjang pertama akhirat. Jika seseorang selamat darinya, maka yang datang setelahnya lebih mudah darinya. Jika dia tidak selamat darinya, maka yang datang setelahnya lebih berat darinya”  (h.16).

Dua Ada

Pertanyaan 7, ”Apakah Nabi Saw menyatakan secara tegas dalam haditsnya bahwa ada nikmat dan azab di alam barzah?” Ya! Penulis lalu mengutip HR Bukhari, bahwa azab kubur itu benar adanya. Juga, HR Muslim, ”Sesungguhnya umat ini akan diuji dalam kuburnya. Seandainya bukan karena mereka akan saling mengubur, niscaya aku akan berdoa kepada Allah untuk membuat kalian mendengar sebagian dari azab kubur yang aku dengar” (h.33).

Sebenarnya, hadits tentang adanya nikmat dan azab kubur sangat banyak, namun penulis mencukupkan dengan tambahan sabda Nabi Saw di HR Bukhari ini: ”Yaa Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekikiran, aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut, aku berlindung kepada-Mu dari kembalinya kami kepada umur yang paling lembah, dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah dunia dan azab kubur” (h.34).

Ada Kabar

Pertanyaan 11, ”Apakah seseorang diberi kabar tentang nikmat atau azab saat sekarat?” Ya! Ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi Saw menginformasikan bahwa para malaikat memberikan kabar gembira kepada orang beriman berupa nikmat pada saat kematiannya. Adapun untuk orang kafir, munafik, dan ahli maksiat, Malaikat memberinya kabar tentang azab ketika sekarat. Atas jawaban ini, penulis memberikan dalil berdasar sejumlah ayat dan hadits (h.44-51).

Pertanyaan 32, ”Apakah nikmat dan azab kubur terjadi pada tubuh dan ruh?” Ya! Ini berdasarkan HR Ahmad dan Ibnu Hibban. Bahwa Rasulullah Saw menyebutkan soal Malaikat penanya di kubur, lalu Umar Ra bertanya, ”Yaa Rasulullah, apakah pikiran kita dikembalikan kepada kita?” Rasulullah Saw menjawab, ”Ya, seperti keadaan kalian pada hari ini” (h.96).

Pertanyaan 21, ”Apakah kubur memiliki himpitan yang tidak dapat dihindari oleh siapapun?” Ya! Penulis lalu menyertakan tiga hadits sebagai pendukung atas jawabannya (h.70).

Tentang Teman

Pertanyaan 28, ”Apakah amal seorang hamba ikut masuk kubur bersamanya?” Ya! Dalilnya, sabda Nabi Saw dalam HR Bukhari-Muslim: ”Mayit itu diikuti oleh tiga hal, lalu yang dua pulang dan yang satu tetap tinggal. Ia diikuti oleh keluarganya, hartanya, dan amalnya. Kemudian keluarga dan hartanya pulang, sedangkan amalnya tetap tinggal” (h.82).

Pertanyaan 35, ”Apakah para mayit saling bertemu dan mengunjungi satu sama lain di alam barzakh?” Ya! Salah satu dasarnya adalah HR Al-Khatib: ”Apabila salah seorang di antara kalian mengurus jenazah saudaranya maka hendaklah ia membaguskan kafannya. Mereka akan saling mengunjungi dalam kafan-kafan mereka” (h.105).

Bertingkat-Tingkat

Pertanyaan 37, ”Apakah maqam atau kedudukan orang-orang Mukmin dalam merasakan nikmat di alam barzakh itu berbeda-beda sesuai dengan amal perbuatan mereka di dunia?” Jawabannya, ya!

Dalilnya, berdasarkan kepada dua ayat yaitu Ali ’Imran 163 dan Al-An’am 132. Juga, berdasarkan HR Bukhari. Ketika Haritsah bin Suraqah Al-Anshari Ra syahid di Perang Badar, ibunya datang dan mengatakan, ”Wahai Nabiyullah, tidakkah engkau memberitahu aku tentang Haritsah? Jika dia di surga aku akan bersabar dan jika sebaliknya aku akan menangisi dia”. Nabi Saw bersabda: ”Wahai Ummu Haritsah, sesungguhnya ada banyak tingkatan dalam surga dan putramu telah mencapai Surga Firdaus yang tertinggi” (h.112).

Amal Pelepas

Pertanyaan 44, ”Adakah amalan tertentu yang menyelamatkan seseorang dari siksa kubur?” Ada, yaitu, pertama, berdoa dan berlindung kepada Allah dari siksa kubur (h.142).

Kedua, mengerjakan kebaikan secara umum serta menjaga shalat, puasa, dan zakat, menyambung silaturahim, serta berbuat baik kepada manusia secara khusus.

Ketiga, membaca Surat Al-Mulk setiap malam. Rasulullah Saw bersabda, di HR Abu Asy-Syaikh: ”Surat Tabarak adalah penghalang dari siksa kubur” (h.142-146).

Kesaksian, Penting!

Pertanyaan 59, ”Bisakah orang yang masih hidup melakukan amal yang bermanfaat bagi yang sudah mati di alam barzakh? Jawabannya, ya jika yang mati seorang Muslim. Pertama, memuji mayit dan tidak membicarakan keburukannya. Dari HR Bukhari, ”Muslim mana yang mendapatkan kesaksian yang baik dari empat orang, maka Allah akan memasukkannya ke surga”. Kami bertanya, ”Bagaimana dengan tiga orang?” Nabi Saw menjawab, ”Tiga orang juga”. Kami bertanya, ”Bagaimana dengan dua orang?” Nabi Saw menjawab. ”Dua orang juga” (h.225).

Di HR Ahmad, Nabi Saw bersabda: ”Tidaklah seorang Muslim meninggal, lalu ada empat keluarga tetangganya yang terdekat bersaksi untuknya, melainkan Allah Swt berfirman, ’Aku telah menerima pengetahuan kalian tentangnya dan Aku telah memaafkannya atas apa yang tidak kalian ketahui’.” (h.225).

Di HR Ahmad dan Ibnu Hibban: ”Setiap kali Rasulullah Saw diundang untuk menghadiri jenazah, Beliau Saw akan menanyakannya. Jika jenazah itu dipuji dengan kebaikan, maka Beliau Saw berdiri untuk menshalatkannya. Jika dia disebut dengan selain itu, maka Beliau Saw bersabda kepada keluarganya, ’Uruslah jenazah kalian’. Beliau Saw tidak menshalatinya” (h.225-226).

Di HR Ibnu Majah, Nabi Saw bersabda, ”Kalian akan segera bisa membedakan penghuni surga dari penghuni neraka”. Mereka bertanya, ”Apa itu wahai Rasulullah?” Nabi Saw menjawab, ”Dengan pujian yang baik dan perkataan yang buruk. Kalian adalah saksi-saksi Allah, sebagian dari kalian terhadap sebagian yang lain” (h.226).

Di HR Ibnu Asakir, Rasulullah Saw keluar mengantarkan jenazah dan orang-orang ikut keluar. Kemudian orang-orang berkata baik dan memuji dengan baik. Setelah itu Jibril datang kepada Nabi Saw dan berkata, ”Sesungguhnya orang ini tidak seperti yang mereka sebutkan, tetapi kalian adalah saksi-saksi Allah di bumi dan hamba-hamba kepercayaan-Nya atas makhluk-Nya. Allah telah menerima perkataan kalian tentang jenazah ini dan mengampuni dosa-dosa yang tidak kalian ketahui” (h.226).

Di dalam HR An-Nasa’i, sabda Nabi Saw: ”Janganlah kalian menyebut orang-orang yang sudah mati di antara kalian kecuali yang baik-baik”. Sementara dalam HR Ibnu Hibban, sabda Nabi Saw: ”Sebutkanlah kebaikan-kebaikan mayit kalian dan tutup mulutlah kalian terhadap keburukan-keburukan mereka” (h.227).

Bangun, Bangun!

Buku dengan tebal xxii+327 halaman ini meyakinkan, karena ditulis seorang Guru Besar. Hal lain, Daftar Pustaka-nya sangat lengkap. Pertama, sandaran utamanya adalah Al-Qur’an Al-Karim. Kedua, Kitab-Kitab Tafsir dan Asbabun Nuzul. Di sini, ada 16 judul. Ketiga, Kitab-Kitab Hadits dan Syarah-nya. Di sini, ada 59 judul. Keempat,  Kitab-Kitab Fiqih dan Ushul Fiqih. Di sini, ada 8 judul. Kelima, Kitab-Kitab Bahasa dan Kamus. Di sini, ada 5 judul. Keenam, Kitab-Kitab Aqidah, Pemikiran, dan lainnya. Di sini, ada 29 judul (h.323-327).

Alhasil, buku ini memang mantap. Kita patut segera membacanya mengingat nilai yang dikandungnya sangat penting. Semoga, seperti kata Dr. Muhammad Yusri Ibrahim, buku ini mampu membangunkan kita dari ”tidur” dan mengambil pelajaran untuk segera bertaubat. Itu semua, agar kita bahagia di dunia dan akhirat. []

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *