Bom Solo dan Ragam Sudut Pandang yang Menyertainya

Satu orang tewas di lokasi kejadian, diduga merupakan pelaku bom bunuh diri. Dan seorang jemaat gereja dipastikan tewas serta puluhan orang mengalami luka-luka; kini dirawat di Rumah sakit Dr Oen yang lokasinya tak jauh dari gereja.  Total yang tewas ada dua orang.

Seorang jemaat gereja, seperti dilaporkan sebuah stasiun televisi swasta, menyatakan  sebelumnya melihat orang tak dikenal mondar-mandir di depan gereja sejak pukul 10.30 WIB, setinggi 169 cm.

Presiden SBY mengutuk peristiwa ini dan menyatakan keprihatinannya. Presiden memerintahkan Kapolri dan jajaran kepolisian segera melakukan penyelidikan di tempat kejadian. Presiden juga meminta agar membantu para korban serta mengamankan daerah sekitar tempat lokasi. Sementara saat ini kepolisian sedang bekerja, dan akan melaporkan perkembangan keadaan berdasarkan hasil temuan di lapangan kepada Presiden.

“Umat beragama jangan saling curiga karena itu hanya akan memperburuk keadaan. Masyarakat harus tenang, jangan terpancing keadaan, biar aparat yang bekerja secara profesional”, kata Ahmad Syafi’i Maarif ketika dimintai tanggapannya oleh TV One (25/9).

Tanggapan serupa terlontar dari Ketua PP Muhammadiyah, Din syamsuddin. Din meminta umar beragama untuk menahan diri dan tidak terpancing oleh kejadian bom yang terjadi di Gereja Bethel Injil Sepuluh (GBIS), Kepunton, Solo, Jawa Tengah. ‘’Mari bersama-sama tidak terpancing mereka yang mencoba mengail di air keruh,’’ ujarnya saat diwawancarai Republika, Ahad (25/9). Din juga mengecam tindakan peledakan bom tersebut.

Selanjutnya, mari kita dengar tanggapan dari umat Islam yang memandang peristiwa ini dari sudut pandang yang berbeda. Indri, salah seorang aktivis ormas Islam yang kini tengah menempuh studi di sebuah lembaga pendidikan bahasa Arab terkenal di Jawa Timur menanggapi reaksi pemerintah dan elemen bangsa yang lain terhadap bom Solo dengan kritis.

“Masya Alloh, sungguh jelas sekali pemerintah, kepolisian dan media di negeri ini tidak berpihak kepada umat Islam. Semuanya jelas terpampang di depan mata kita. Ketika sebuah bom meledak di sebuah gereja dan korban-korbannya bukan orang Islam, maka dengan serentak baik presiden, media, bahkan para tokoh Islam di negeri ini langsung mengutuk keras aksi pemboman tersebut. Bahkan salah satu ormas Islam mengatakan bahwa anggotanya siap melakukan pengamanan gereja. Tapi lihatlah, ketika kerusuhan Ambon yang menewaskan 9 orang Islam dan sebuah masjid dibakar, dengan serentak pemerintah dan media kita memberitakan dengan datar-datar saja bahkan mengatakan ini hanya peristiwa bentrokan biasa. Bahkan para tokoh Islam kita menyerukan untuk bertoleransi kepada umat beragama lain dan melemahkan semangat jihad umat Islam dengan dalih menjaga perdamaian. Perdamaian seperti apakah yang diinginkan negeri ini?,” kata Indri panjang lebar meluapkan kekecewaannya.

Sedangkan Muhammad Alim, warga Solo yang diwawancarai TV One dengan heran mengatakan bahwa aneh jika ada bom meledak di Solo sebab Solo merupakan kota yang relatif damai. “Kelihatannya warga Solo biasa-biasa saja sehingga dari warga Solo sendiri tidak begitu terprovokasi. Menurut saya peristiwa ini aneh jika terjadi di Solo karena Solo kota yang damai”, kata Muhammad Alim. (tvone/republika/Kartika Pemilia)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *