Jalan Palestina Menuju PBB : Dunia Sambut Pidato Mahmoud Abbas

Written by | Internasional

Dalam pidatonya, ia menyampaikan mengapa ia merasa terpaksa mengambil banding langsung ke PBB. Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatkakan dalam forum PBB bahwa kini telah tiba saatnya untuk mengakhiri penderitaan jutaan pengungsi Palestina dan sudah saatnya menujudkan hak-hak rakyat Palestina, Jum’at.

Setelah Abbas mengajukan permohonan formal, mediator internasional menyerukan Israel dan Palestina untuk kembali ke perundingan yang sempat buntu agar didapatkan kesepakatan paling lambat tahun depan. Kuartet,  Amerika Serikat, Uni Eropa, PBB dan Rusia – mendesak kedua belah pihak untuk menyusun agenda bagi pembicaraan perdamaian dalam waktu satu bulan dan menghasilkan proposal yang komprehensif di wilayah dan keamanan dalam waktu tiga bulan.

Di Metro Detroit, warga Palestina mengatakan mereka telah lama mendukung kenegaraan untuk tanah air mereka dan menyatakan penyesalan atas kemungkinan bahwa Presiden Barack Obama akan memveto pemungutan suara pada setiap tindakan untuk memberikan kenegaraan.

Sementara itu, dukungan komunitas Yahudi metro Detroit tetap teguh untuk Israel. Sharon Lipton, presiden Dewan Hubungan Masyarakat Yahudi Metropolitan Detroit, menyatakan kekecewaannya dengan permintaan Palestina. Ia mengatakan bahwa jika ingin membuat kesepakatan damai, maka bicaralah dengan musuh, bukan dengan PBB.

Abbas Sambut Dingin Usulan Pembicaraan Baru

Pemimpin Palestina Mahmoud Abbas bereaksi dingin terhadap cetak biru usulan pembicaraan damai yang diajukan oleh mediator internasional. Abbas bersikeras tidak maju ke meja perundingan hingga syarat yang diajukannya dipenuhi.

Abbas mengatakan dia telah mempelajari usulan yang disebut dengan Kuartet Timur Tengah selama sebulan penuh, namun Abbas mengatakan dia akan mengabaikan semua rencanan pembicaraan yang tidak menyinggung penghentian pembangunan pemukiman warga Israel.

Abbas menyampaikan hal itu kepada wartawan disela kepulangannya dari New York setelah mengikuti Sidang Dewan Umum PBB.

Sebelumnya Abbas kepada sejumlah delegasi negara anggota PBB mengatakan bahwa Dewan Keamanan PBB harus merujuk kembali pada batas wilayah yang ditetapkan sebelum tahun 1967.

“Saat ini waktunya bagi warga saya yang berani dan penuh kebanggaan, setelah hampir satu dekade menderita tanpa henti dibawah pemerintahan kolonial dan kerap mengalami pengusiran, kini hidup seperti warga lainnya di dunia, hidup bebas di tanah merdeka dan berdaulat,” katanya.

Syarat mutlak

Abbas juga kemungkinan tidak akan merespon usulan pembicaraan damai baru sampai dua syarat mutlak yang diajukannya dipenuhi.

“Kami tidak akan berurusan dengan inisiatif apapun yang tidak mengandung poin penghentian pembangunan pemukiman warga Yahudi atau penegasan terhadap batas wilayah tahun 1967,” kata Abbas.

Palestina telah menghentikan pembicaraan damai langsung dengan Israel pada tahun 2010 lalu setelah Israel tetap meneruskan pembangunan pemukiman warganya di wilayah yang mereka duduki di Tepi Barat.

Sebelumnya empat negosiator Timur Tengah mendesak Israel dan Palestina untuk melanjutkan pembicaraan damai dalam satu bulan ini yang tertujuan untuk mencapai kesepakatan pada akhir 2012.

Reaksi empat perunding yaitu Uni Eropa, PBB, AS dan Rusia, disampaikan setelah pemimpin Palestina Mahmoud Abbas secara resmi mengajukan permohonan kepada PBB agar diakui sebagai negara merdeka.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton mengatakan dia berharap kedua pihak memberikan reaksi positif terhadap rencana itu.

Sementara itu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan kepada PBB bahwa inti dari konflik bukan mengenai pembangunan pemukiman tetapi penolakan Palestina terhadap Israel sebagai negara Yahudi. (bbc/republika/Kartika Pemilia)

 

Last modified: 30/09/2011

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *