Wajah Peradaban Barat Yang Sesungguhnya

Ia selanjutnya memaparkan fenomena yang miris di salah satu institut seni di Jakarta. Di institut seni tersebut, masih ada mata kuliah yang mewajibkan mahasiswa melukis perempuan telanjang. Si perempuan dibawa ke kampus, lalu dilukis beramai-ramai. Bagi mereka, semua nilai itu relatif, tidak ada baik dan buruk, pornografi dan pornoaksi sekalipun.

Menurut pandangan Relativisme, kebenaran fundamental agama dipandang sekedar teoritis. Kebenaran absolut dinegasikan dan nilai-nilai relatif diterima. Tidak ada satu kepastian. Konsekuensinya, adalah penegasian Tuhan dan akhirat, dan menempatkan manusia sebagai satu-satunya yang berhak mengatur dunia.

Dr. Adian menjelaskan bahwa berbagai problem kemanusiaan pun muncul sebagai hasil kacaunya nilai-nilai. “Ini adalah Gene Robinson, seorang homoseks yang diangkat menjadi uskup. Gereja akhirnya melegitimasi homseksualitas demi penghormatan kepada Hak Asasi Manusia,” jelas Dr. Adian sambil memperlihatkan slide berupa gambar seorang uskup berjubah besar dan memegang tongkat. Dr. Adian mengatakan  bahwa Relativisme yang menjadi sendi peradaban Barat ternyata memiliki latar belakang sejarah yang kelam. Sejarah kelam ini kemudian meninggalkan trauma berkepanjangan sehingga nilai-nilai sekular-liberal menjadi harga mati bagi Barat. Dahulu, lembaga gereja terlalu berkuasa. Mereka membentuk dewan inquisisi yang bertugas menyiksa dan menghukum mati orang-orang yang dianggap menentang gereja dan nilai-nilainya. Dan kini, orang-orang Barat seakan ingin membalikkan semua masa lalunya, dengan mengumbar kebebasan dan anti agama (Kar)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *