Presiden Obama, Kamis (9/9), mengutuk rencana Jones itu. Dalam pidatonya di acara ulang tahun ke-9 peristiwa sebelas september, sabtu (9/11), Presiden Barack Obama mengatakan kepada rakyat Amerika bahwa Islam bukanlah musuh Amerika.
Juru Bicara Gedung Putih, Robert Gibbs juga mengutuk rencana keji Terry Jones tersebut. Ia mengatakan “orang yang menghadiri jumpa pers ini lebih banyak dari pada mereka yang mendengarkan kotbahnya,” katanya di hadapan para wartawan yang meliput.
Dunia Islam pun bereaksi dengan rencana tersebut. Minggu (5/9) lebih dari 500 orang berdemontsrasi di Kabul, Afghanistan sembari membakar gambar Jones. Demo ini menakutkan bagi Panglima Perang AS sekaligus NATO, Jenderal David H. Petraeus. Oleh karenanya ia segera memperingatkan bahwa pembakaran Al Qur’an akan membahayakan prajurit AS di Afghanistan.
Presiden SBY juga mengirim surat kepada Presiden Obama terkait dengan rencana Terry Jones tersebut. Ia menegaskan seusai shalat Idul Fitri, rencana pembakaran Al-Qur’an tersebut membahayakan kerukunan umat beragama dan antarperadaban. Beberapa forum antar umat beragama pun digelar, termasuk yang dihadiri pimpinan Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq, beberapa waktu lalu untuk mengantisipasi dampak rencana pembakaran tersebut.
Maraknya protes itu berbuah peembatalan rencana tersebut oleh penggagasnya sendiri, Terry Jones. Dalam pernyataannya, pimpinan gereja Dove World Outreach Centre yang hanya memiliki 50 jemaat itu, berjanji tidak akan pernah lagi menyerukan untuk membakar Al-Qur’an hingga kapanpun. Bahkan pastor dari gereja nondenominasional (bukan aliran besar manapun) ini berjanji tidak akan membakar Al-Qur’an meskipun Islamic Centre dan masjid jadi didirikan di Ground Zero, dekat lokasi gedung WTC yang runtuh akibat ditubruk pesawat sembilan tahun lalu.(Republika 13/9)
Meskipun rencana pembakaran Al-Qur’an batal, bukan berarti pelecehan terhadap Al-Qur’an sudah berakhir. Ternyata, ketika tiba di hari yang ditentukan, sabtu (9/11), sekelompok kecil Kristen konservatif beranggotakan enam orang melakukan aksi protes dengan merobek beberapa halaman Al-Qur’an di depan gedung putih Washington DC, AS, sebagaimana dikutip Republika dari AFP.
Salah seorang aktivis pendemo, Andrew Beacham, membacakan beberapa ayat Al-Qur’an yang menyerukan kebencian terhadap Kristen dan Yahudi, lalu merobek-robeknya. Kemudian robekan kertas itu ia masukkan ke dalam kantung plastik agar tidak dianggap sampah. “Satu-satunya alasan saya tidak akan membakar Al-Qur’an di gedung putih ini karena membakar sesuatu di wilayah Gedung Capitol adalah tindak kejahatan yang bisa dianggap pidana,” katanya seusai merobek Al-Qur’an bersampul tipis dari Al-Qur’an edisi bahasa Inggris tersebut.
Polisi sengaja tidak membubarkan aksi tersebut, tapi hanya mencatat nama-nama para pendemo itu. Polisi tidak campur tangan karena aksi itu merupakan bagian dari kebebasan berpendapat. Tapi hal inilah yang menjadi sumber protes dari dunia Islam.
Dari Indonesia saja, Kantor berita ANTARA melaporkan beberapa komentar dari para tokoh. Prof Kudang Boro Seminar, Direktur Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi IPB mengemukakan bahwa perobekan Al-Qur`an merupakan perbuatan yang tidak berguna. Perbuatan sia-sia yang hanya menimbulkan kebencian. Menurut Prof Kudang Boro Seminar, aksi perobekan Al-Qur`an di Amerika hanya akan merugikan bangsa Amerika serta merugikan umat atau agama para pelaku aksi tersebut.
Hal senada diutarakan oleh Nailul Abrar, ketua Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) IPB. Nailul menegaskan, pihaknya mengutuk keras aksi perobekan Al-Qur`an yang dilakukan enam aktivis di depan Gedung Putih.
“Aksi perobekan Al-Qur`an di depan Gedung Putih sangat melukai hati dan perasaan umat Islam. Aksi tersebut sekaligus membuat malu bangsa Amerika dan agama pelaku perobekan di mata dunia,” tegas Nailul.
Sudeni Al-Fathoni, wakil ketua Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Sirajul Falah, Cibinong, Kabupaten Bogor menambahkan, aksi perobekan Al-Qur`an membuka mata dunia bahwa fenomena kekerasan dan intoleransi juga terdapat di Amerika yang notabene sebagai kiblat kemajuan.
“Aksi perobekan Al-Qur`an perbuatan terkutuk yang hanya mencederai kerukunan umat beragama dan mengancam perdamaian dunia,” ujarnya. (mm)