Musdah Mulia Ancam Pidanakan Mahasiswi di Makasar

“Hati-hati yah kalau adik berkata-kata, saya bisa tuntut anda pasal pelecehan jika anda mengkritisi saya seperti itu. Anda ini kan mengambil data dari Sabili dan Suara Islam. Kedua majalah ini bukan bacaan kaum intelektual. Kedua majalah itu kerja cuma menghina orang,”

Itulah ancaman Prof. Dr. Musdah Mulia terhadap salah seorang peserta seminar perempuan yang bertema “Adilkah Bangsa dan Agama Terhadapmu”. Seminar yang diadakan di Gedung Mulo, Jl Sungai Saddang, Makassar, Senin (30/5/2011) ini sejak awal memang terlihat tegang. Puluhan peserta hadir dalam seminar nasional ini. Rata-rata peserta adalah mahasiswi dari berbagai kampus di Kota Makassar.

Suasana menjadi lebih tegang ketika Mudah Mulia mendapat giliran berbicara. Peserta dari kalangan mahasiswi rata-rata kaget dengan pernyataan-pernyataan Musdah yang dianggap kontroversial. Suasana seminar pun berubah layaknya unjuk rasa mahasiswi yang memprotes sepak terjang Prof Musdah.

Umi Kaltsum, salah satu peserta seminar, menuding Musdah sebagai sosok kontroversial yang memojokkan Islam. Kaltsum juga mengungkit-ungkit sepak terjang Musdah yang pernah meraih nobel Internasional Women of Courage dari Menteri Luar Negeri AS Condoleezza Rice di Washington pada 8 Maret 2007 lalu, dan ia mendapat hadiah Rp 6 miliar.

Kaltsum juga menggugat Musdah ketika mengutak-atik ajaran Islam melalui draft Kompilasi Hukum Islam pada tahun 2004 yang isinya menyebutkan, pernikahan bukan ibadah, perempuan boleh menikahkan dirinya sendiri, poligami haram, boleh menikah beda agama, boleh kawin kontrak, ijab-kabul bukan rukun nikah, dan anak kecil bebas memilih agamanya sendiri.

“Kawan-kawan sekalian, kita harus mempertanyakan sosok Prof Musdah yang kontroversial ini. Ia adalah orang Amerika. Ia adalah pendukung Amerika yang liberal,” kritik Umi Kaltsum.

Suasana jadi kian tegang karena Musdah tak menjawab kritikan mahasiswi dengan argumen, tapi membalas dengan ancaman di atas. Ia juga berkomentar “Makanya baca dulu buku saya kalau mau berkomentar tentang saya. Jangan seenaknya aja mengkritik seperti itu,” tambahnya. Moderator pun kaget dan kewalahan mengendalikan jalannya diskusi.

Di tempat lain, Munarman, Kuasa Hukum Suara Islam menanggapi: Professor kok beraninya cuma gertak mahasiswi. Kalau dia tahu bahwa mahasiswi tersebut ngambil data dari Suara Islam (SI), berarti si profesor preman ini baca SI, kenapa dia nggak tuntut SI sekalian?. Kenapa cuma menggertak mahasiswi yang mendebatnya secara ilmiah di forum seminar?”, kata Munarman kepada SI Online,

Munarman malah balik menuding bahwa Musdah sejatinya bukan seorang intelektual. Pasalnya jika Musdah tidak membaca SI tetapi berbicara bahwa data mahasiswi Unhas itu diambil dari SI, makin menunjukkan bahwa Musdah bukan seorang intelektual. Artinya Musdah menuduh tanpa membaca data secara langsung.

“Itu sama sekali bukan perbuatan seorang intelektual. Itu ciri-ciri preman intelektual”, tegas Direktur An Nashr Institute ini, Selasa (31/5/20110.

Tidak hanya itu, ancaman Musdah Mulia yang akan mempidanakan Umi Kaltsum membuat para facebooker bergerak menggalang dukungan bagi Umi Kaltsum.

Seperti disuarakan Hanifah Ekarianti yang meminta agar Umi Kaltsum tidak takut dengan ancaman pengusung pemikiran Feminisme tersebut.

“Jangan takut sama ancaman si Musdah ngga mulia itu, toh dia cuma manusia biasa aja, gak ada apa-apanya dbanding Allah.”

Bahkan pemilik facebook atas nama Mohammad Islamy menyerukan kepada semua orang untuk melakukan penggalangan dukungan. Ia juga meminta Umi Kaltsum untuk gigih mengganyang faham liberalisme, sekularisme, dan pluralism yang lebih iblis dari pada iblis.

“Mari kita galang dukungan untuk ukhti Umi Kaltsum, yang diancam dipidanakan oleh musdah semprul karena telah mengkritisi pemikiran liberal ala si semprul ini… Allahu Akbar!!! “

Kalau memang pada akhirnya, konflik antara Musdah Mulia dengan Umi Kaltsum berujung kepada meja hijau, salah seorang facebooker mengaku bersedia mem-back-up Umi Kaltsum hingga persidangan.

“Kalau jadi diperkarakan, Aku ikut di tim pengacaranya ya? Biar imbang, bisa bongkar-bongkar lebih terang benderang,”

Menanggapi ancaman dari Musdah Mulia, Umi Kaltsum ternyata mengaku siap. Di halaman facebooknya, ia menyatakan akan meladeni tantangan pengusung JIL yang selalu bermanis muka tapi saat bersamaan menancapkan racun ke kepala Ummat. Bagi Umi, hal ini akan membuka mata masyarakat supaya tahu siapa Musdah sebenarnya.

“Saya juga tahu bagaimana kehidupan pribadi anda (Musdah Mulia, red.) Ayo aja,” tulis Umi Kaltsum yakin. (mm/si/voa/em)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *