Berbahaya, Kampanye Homoseks di Konferensi Masyarakat Sipil ASEAN

Written by | Nasional

Inpasonline, 26/6/11

Sekitar bulan lalu (4/5) Forum Masyarakat Sipil ASEAN yang telah menyelenggarakan konferensi mengeluarkan pernyataan pers tentang pembelaan terhadap kaum homo dan transeksual. Isinya, memperjuangkan hak-hak kelompok lesbian, gay, biseksual, trans-interseks dan queer (LGBTIQ) di Negara-negara ASEAN.

Seperti disebut dalam laporan forum Masyarakat ASEAN  tersebut, kelompok homoseks dan para pendukungnya melakukan diskusi, workshop, dan promosi  perlindungan terhadap LGBTIQ. Ternyata, kampanye homoseks tersebut sebelumnya telah menyebar secara massif di Negara-negara ASEAN.

Dalam press release itu disebut Negara-nagara yang telah ‘memperjuangkan’ homoseks. Di antaranya parade kehormatan di Philipina, pertemuan Pink Dot di Singapura, Seksualiti Merdeka di Malaysia, Phnom Penh Pride di Kamboja, Q Film Festival di Indonesia, Hari Keragaman Seksual di Thailand, dan lain-lain.

Para penganut kelainan seksual dan para pendukungnya, saat ini terus-menerus melakukan kampanye di dunia. Kampanye ini boleh telah mencapai puncaknya. Buktinya, PBB merestui praktik tersebut.

Hal ini merupakan sebuah dilema, sebab di saat yang sama semua bangsa-bangsa sedang melawan penyakit virus HIV. Padahal, penyebaran virus penyebab penyakit AIDS ini banyak melalui praktik homoseks tersebut.

Jika dilegalkan, maka sama saja menyokong cepatnya penyebaran virus mematikan tersebut. Apalagi, kelompok penganut kelainan seksual itu tidak mempersoalkan hubungan seks dengan siapapun termasuk binatang.

Perkawinan seorang wanita dengan seekor anjing pernah terjadi di Negara-negara Eropa. Bahkan mereka berdua melangsungkan akad nikah layaknya pernikahan antar manusia. Selanjutnya wanita itu hidup bersama dengan anjing itu sebagai suaminya.

Kampanye dalam konferensi itu harus distop gerakannya di Indonesia. Kalau tidak, bakal terjadi nantinya perkawinan antara manusia dengan binatang.

Ini benar-benar di luar nalar manusia beradab. Kelompok-kelompok yang menganut kelainan seks yang berpaham liberalisme, hedonisme dan humanisme telah keluar dari batas-batas kemanusiaan.

 Indonesia yang menjadi Negara terbesar di ASEAN cukup mengkhawatirkan dijadikan tempat kampanye para penganut kelainan seks ini. Apalagi, isu-isu penghalalan homoseks pernah digaungkan oleh seorang dosen pergu ruan tinggi Islam yang berpaham liberal.

Dalam konsep para penganut kelainan seks itu, perkawinan tidak bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia antar lelaki dan perempuan. Lelaki dengan lelaki, perempuan dengan perempuan, manusia dengan binatang boleh melangsungkan pernikahan.

Jadi, tujuan pokoknya adalah pemenuhan hasrat seksual saja, tanpa mempedulikan dengan siapa dan dengan apa. Ini pasti merusak tatanan kemanusiaan. Selain merusak peradaban juga mempercepat tersebarnya penyakit mematikan, HIV-AIDS.

( kholili)

 

 

Last modified: 26/06/2011

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *