Adian Husiani: “Banyak Masjid Tidak Punya Ulama’ Karena Lupa Mengkader”

IMG-20131220-WA0005Keberadaan masjid dan perpustakannya saat ini tidak digarap dengan baik dan serius. Banyak masjid yang sudah tidak memiliki ulama dan perpustakannya tidak akitf.

Keprihatinan ini disampaikan oleh Dr. Adian Husaini pada acara “Grand Launching 100 Perpustakaan Masjid Solo Raya” pada Kamis 16/12 kemarin di Masjid Raya Fatimah Surakarta.

Adian mengatakan, tradisi menulis harus dimulai dulu dengan tradisi membaca. Inilah pentingnya perpustakaan. Tetapi yang terjadi, banyak masjid yang tidak punya ulama. Ditambah perpustakannya tidak deprogram dengan baik.

“Perpustakaan di zaman dulu, dipimpin oleh seorang ulama. Sekarang banyak perpustakaan akhirnya setengah-setengah”, ungkap Adian.

Ketua Prodi Pendidikan Islam Universitas Ibnu Khaldun Bogor itu juga prihatin dengan minimnya kaderisasi ulama saat ini.

“Umat ini lupa tidak mengkader ulama. Banyak masjid hanya ingin dapat penceramah dan ustadz yang bagus, tapi tidak mau mengkadernya”, tegasnya.

Padahal, saat ini diperlukan sekali ulama-ulama yang pandai menulis. Seperti tradisi ulama dahulu. Sebab, menurut Adian, kini saatnya perang tulisan, opini dan pemikiran. Karena itu, katanya, tradisi baca-tulis harus dikuatkan lagi.

Adian menceritakan, dahulu ulama itu rakus terhadap ilmu. Mereka menggunakan segenap waktunya untuk belajar. Bahkan saat mereka masuk kamar mandi, mereka tetap menyuruh anaknya membacakan buku di luar kamar mandi dengan suara kencang agar dia mendengarnya.

Selain itu, yang juga menjadi masalah adalah, umat tidak memaksimalkan dana untuk pendidikan. Adian prihatin karena jarang yang melakukan kaderisasi untuk cetak ilmuan.

“Umat Islam jika punya duit lebih tertarik bikin sekolah dasar dan menengah. Jarang yang mau investasi di sekolah tinggi”.

Ini berbeda dengan Barat yang sudah sangat serius. Pembina INSISTS ini mengatakan; “Barat sangat tekun dalam menginvestasikan perpustakaan. Akhirnya banyak lahir professor doktor dan master yang banyak. Mereka rela mengkader satu orang, tapi betul-betul dibiayai”.

Inilah beberapa hal, kata Adian, yang harus dibenahi. Untuk bangkit, umat juga harus bersatu. “Umat sering kalah dalam banyak hal, karena banyak bertikainya dan sering berpecah”, ujarnya.

Acara Grand Launching 100 Perpustakaan Masjid ini dihadiri sekitar dua ratus jamaah. Sekitar 100 perwakilan takmir masjid di sekitar Solo Raya hadir. Wali Kota Solo dan ketua MUI juga turut hadir mendukung progam ini.(kh)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *