Kerjasama Antar Universtias Islam se-Dunia Diperkuat

Inpasonline, 10/1/11

Untuk kedua kalinya, Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Gontor dipercaya sebagai tuan rumah Konferensi Internasional antar Universitas Islam se-dunia. Sebelumnya, ISID juga pernah menjadi tuan rumah pada 2007. Kali ini, Konferensi yang difasilitasi oleh Rabithah al-Jami’ah al-Islamiyah (Liga Universitas Islam se-dunia) diadakan mulai kemarin 9 Januari 2011 selama empat hari.

Hadir dalam Konferensi ini, utusan Universitas Islam dari 12 negara. Beberapa ilmuan muslim Dunia dijadwalkan berpartisipasi dalam pertemuan ini seperti Prof.Dr. Wahbah az-Zuhaily dari Universitas Damaskus Syiria dan Prof.Dr.Alparslan Acikgence, Rektor Universitas Fatih Turkey dan pernah mengajar di ISTAC Malaysia. Pertemuan pimpinan Universitas Islam sedunia kali ini mengambil tema Membangun Tradisi Keilmuan Bersama Universitas-Universitas Asia’.

Wakil Sekjen Liga Universitas Islam, Prof. Dr. Ismail Abdunnaby Syahin, dalam sambutannya menegaskan bahwa peradaban ilmu dan kemajuan negara-negara muslim harus dimulai dari peningkatan penelitian ilmiah para ulama’. “Tidak akan mungkin umat maju kecuali dari kemajuan pikiran ilmiah para ulama’”, tegas Prof. Ja’far dihadapan ratusan peserta konferensi.

Prof. Ja’far melanjutkan, bahwa dalam konteks inilah  pentingnya dibentuk Liga Universitas Islam. Salah satu tujuan utama pendirian Liga Universitas Islam adalah untuk menjembatani kerjasama antara perguruan tinggi Islam dan perguruan tinggi lain. Dalam pertemuan ini, Liga berinisiatif untuk mengalihkan perhatian ke negara-negara bagian Timur dan menjembatani kerjasama antara universitas-universitas Islam untuk mengejar ketertinggalan dengan negara Barat.

Menurut Wakil Ketua Panitia, Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.Phil, konferensi kali ini bertujuan untuk mencari arah baru universitas Islam dan revitalisasi peran universitas agar dapat merespon tantangan internal dan eksternal. Semua ini, lanjut Dr. Hamid, untuk membangun peradaban ilmu di dunia Islam.

Untuk menghadapi tantangan internal dan eksternal, kerjasama di antara lembaga pendidikan dan universitas Islam dalam berbagai bidang studi harus dikembangkan dan diperkuat. Oleh sebab itu Konferensi Internasional ini akan membahas tentang Reorientasi dan revitalisasi Universtias Islam dengan penekanan khusus pada peningkatan kerjasama demi membangun tradisi keilmuan dalam Islam dikalangan universitas Islam sangat diperlukan.

Selain itu, menurut Dr. Hamid, penyatuan kurikulum antar universitas perlu digagas. Agar lulusan S-1 dari universitas dalam negeri dapat langsung melanjutkan ke jenjang berrikutnya di beberapa universitas Islam di luar negeri. Konferensi ini juga menjadi ajang meningkatkan kerjasama antar universitas Islam untuk menyamakan persepsi dalam meningkatkan tradisi keilmuan di dunia Islam.

Oleh sebab itu, dalam merespon tantangan di dunia Islam, kerjasama dalam bidang penelitian, pertukaran pelajar dan mengembangkan ekonomi Islam harus ditingkatkan antar universitas Islam se-Asia. Prof. Islaiml yang juga Wakil Rektor Universitas al-Azhar Mesir dalam sambutannya mengingatkan, pengembangan ilmu ini perlu dengan penekanan pada motode yang tepat dan penelitian ilmu-ilmu praktis terutama ekonomi Islam.

Hanya saja, saat ini belum semua universitas menunjukkan kontribusi ilmiahnya terhadap duni Islam. Dalam konteks Indonesia, tradisi ilmu di universitas-universitas Islam belum sepenuhnya berjalan sesuai koridor metodologi Islami.

Dr. Amal Fathullah Zarkasyi, M.A yang menyampaikan makalah berjudul Ta’stir al-madaris al-Islamiyyah al-Hadistah wa al-Madaris al-Falsafiyah fi Nahdlati al-Jami’at fi al-Syarq mengaku prihatin dengan berkembangnya metode-metode sekuar yang tidak sesuai dengan tradisi Ilmu Islam di beberapa perguruan tinggi Islam di Indonesia. “Maka sangat penting mendirikan Universitas Islam yang menerapkan pendekatan dan metode Islami di Indonesia”, kata Dr.Amal.

Tema-tema yang akan dipresentasikan selama tiga hari adalah Models of the Development of Islamic Universities, Tajarub al-Jami’at al-Islamiyyah fi Tanmiyati wa al-Tathwir, dan Tathwir al-Ta’awun bayna al-Jami’at. Tema-tema umumnya difokuskan pada peningkatan bentuk kerjasama dan mengembangkan secara bersama format pendidikan tinggi Islam yang ideal.

Konferensi ini dijadwalkan  selama empat hari. Tiga hari di ISID Gontor dan akan ditutup pada tanggal 12 Januari di Jogjakarta. Menurut rencana acara akan ditutup oleh Menteri Agama RI Drs. Suryadharma Ali, M.Si. [kh]

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *