Drama Densus 88 Menjelang Ramadhan
inpasonline, 10/8/10
Menjelang Ramadhan, umat Islam di tanah air disuguhi drama pemberantasan terorisme oleh Densus 88. Pada hari Senin (9/8), Amir Jama’ah Anshorut Tauhid, Ustadz Abu Bakar Ba’asyir ditangkap secara semena-mena di tengah jalan, ketika tengah melintasi daerah Ciamis, Jawa Barat. Drama penangkapan ini menyisakan tanda tanya besar serta kecaman di kalangan umat Islam. Beberapa kalangan mensinyalir adanya keterlibatan pihak asing serta pengalihan isu.
“Kami menuntut agar Ustadz Abu dibebaskan sebab beliau tidak bersalah. Bukti-bukti yang dikemukakan polisi semuanya tidak benar dan selalu sepihak dari kepolisian”, tegas Zulkarnaen, juru bicara Jama’ah Anshorut Tauhid Jawa Timur ketika diminta keterangannya pada acara Taushiyah (Seruan Moral/Anjuran dan Himbauan) Menyambut Bulan Suci Ramadhan 1431 H/2010 M (10/8) yang diselenggarakan oleh MUI Jatim dan diikuti oleh beragam ormas Islam. Menurut Zulkarnaen, bukti-bukti tersebut berasal dari orang-orang yang disiksa oleh polisi. Mereka dipaksa untuk mengakui keterlibatan ustadz Abu dalam sejumlah aksi pemboman di tanah air. Zulkarnaen menambahkan, bahwa selama ini umat Islam tidak diberi ruang untuk membela diri dan polisi membuat seolah-olah penangkapan ustadz Abu sudah sesuai dengan jalur hukum.
Senada dengan hal di atas, Sekretaris Jenderal Konferensi Cendekiawan Islam Internasional (International Conference of Islamic Scholars – ICIS) KH Hasyim Muzadi menyatakan, penangkapan Amir Jamaah Anshorut Tauhid, ustadz Abu Bakar Ba’asyir, dengan tuduhan memiliki kaitan dengan pelaku terorisme, harus dibuktikan. Sedangkan ustadz Abu sangat yakin bahwa penangkapan dirinya ini merupakan pesanan Amerika Serikat. “Ini rahmat bagi semua, rahmat dari Allah. Ini rekayasa Amerika,” kata ustadz Abu di Mabes Polri (9/8).
Setelah dilakukan penangkapan terhadap Ustadz Abu dengan dalih terkait kasus “terorisme”, sebuah pages dibentuk dijejaring sosial Facebook dengan nama “Freedom and Support Ustadz Abu Bakar Ba’asyir”.
Sejak dibuat pada Senin (9/8/2010), kini pages tersebut telah beranggotakan 1.477 orang dan kemungkinan akan terus meningkat. Ini membuktikan bahwa ummat Muslim Indonesia bersimpati kepada beliau.
Facebook Ustadz Abu saat ini menjadi tempat paling favorit bagi siapapun yang ingin menumpahkan kekesalannya kepada tindakan dzolim aparat kepolisian yang telah menangkap paksa Ustadz Abu, terutama Densus 88. Facebook yang saat ini menjadi trend perjuangan umat Islam tersebut beralamat di http://www.facebook.com/free.abb. Foto profilenya tentu saja gambar Ustadz Abu, dengan tulisan mencolok berwarna merah dan kuning, “Freedom and Support Ustadz Abu Bakar Ba’asyir”.
Ustadz Abu ditangkap oleh tim Densus 88 kemarin (9/8) dalam perjalanan pulang menuju Jawa Tengah usai berdakwah di tanah pasundan (Bandung dan Tasikmalaya) selama 3 hari. Tidak hanya ustadz Abu yang ditangkap, bersamaan dengan penangkapan beliau, istri baliau (Aisyah Baraja) serta para pengawalnya juga ikut ditangkap tanpa alasan jelas.
Ustadz Abu dicecar 41 pertanyaan oleh penyidik dan semua pertanyaan tersebut dimentahkan olehnya. “Untuk sementara pemeriksaan selesai. Ada 41 pertanyaan yang diajukan dan tidak ada pertanyaan yang dijawab,” ujar Koordinator Tim Pengacara Muslim (TPM) Mahendradatta di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Senin (9/8) malam seperti yang dilansir detik.com.
Mahendradatta mengatakan Ustadz Abu juga tidak menandatangani apapun Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Menurutnya kalau Ustadz Abu dikatakan tidak koperatif memang sangat tidak koperatif. “Karena beliau merasa tidak perlu kerjasama,” imbuhnya.
Pihak Jama’ah Anshorut Tauhid memohon doa dan dukungan dari seluruh kaum Muslimin agar Ustadz Abu dibebaskan dan fitnah terhadap umat Islam tidak berkelanjutan. Kholili Hasib, seorang warga NU dan peserta Program Kader Ulama ISID Gontor menyatakan bahwa umat Islam harus bersatu. “Syekh Abdul Qadir Jaelani dan KH.Hasyim Asy’ari menghimbau persatuan umat dengan berpesan bahwa umat Islam harus menghindari fanatisme madzhab. Antar madzhab tidak boleh saling menyerang”, tegas Kholili. Kholili juga menambahkan, jika umat Islam terjebak dengan skenario penangkapan Ustadz Abu, maka akan timbul dampak sistemik yang menganggu hubungan antar ormas Islam yang berbeda corak pemikiran serta gerakan. “Yang dituju sebenarnya bukan Ustadz Abu itu sendiri, tapi ini merupakan program deradikalisasi umat Islam dengan menggunakan penangkapan Ustadz Abu sebagai dalih,” jelas Kholili. (Kar/inpasonline.com/hid.com/arrahmah.com)