Seperti dilansir situs sunnionline jangankan mengadakan shalat di tempat terbuka, pada Idul fitri tahun ini di dalam rumah pun mereka dilarang shalat.
Syekh Abdul Hamid, ulama Sunni Teheran sangat kecewa. Ia mengatakan adanya peningkatan dalam urusan madzhab dalam beberapa tahun terakhir.
“Kami telah bersabar dalam menghadapi semua masalah ini, tapi kami tidak pernah berharap ditimpakan kepada kami tekanan sektarian sampai batas ini, yaitu campur tangan system mereka dalam masalah agama dan madzhab”, tegasnya.
Kondisi ini merupakan serangkaian tindakan intoleransi pemerintah Syi’ah Iran terhadap minoritas Sunni.
Pada tahun lalu, mereka juga dilarang agen keamanan Teheran untuk berkumpul melaksanakan shalat Jumat di sebuah rumah penduduk yang dijadikan masjid.
Minoritas Sunni yang berjumlah 8 persen (data lain menyebut 20 persen) makin sulit melaksanakan aktifitasnya. Di ibu Kota Iran, Teheran, sendiri mereka tidak memiliki masjid resmi.
Sejak revolusi Iran, izin mendirikan madrasah juga dipersulit. Kalau pun ada sekolah Islam, itu didirikan sebelum Revolusi Iran.
Banyak kalangan berkomentar, Revolusi Iran justru ‘memakan’ kaum Sunni. Di bandingkan sebelum Revolusi, minoritas Sunni saat ini lebih sulit menjalankan ibadahnya.
Bandingkan dengan Yahudi. Di Teheran kaum Yahudi memiliki Sinagog resmi. Konstitusi Iran tahun 1979 memang memberi kebebasan menjalankan agama bagi kaum Yahudi. Di Parlemen mereka memiliki perwakilan.
Pada tahun 2008 Presiden Iran Ahmadinejad bahkan bersimpati terhadap kehidupan sosial Yahudi. Ahmadinejad menyumbangkan dana ke sebuah Rumah Sakit Yahudi di Teheran.
Seorang karyawan Yahudi di Rumah Sakit tersebut, Farangis Hassidim, mengiyakan dan mengakui merasa nyaman dengan pemerintah Ahmadinejad. “Komunitas Yahudi di sini tidak menghadapi kesulitan. Posisi kami tidak seburuk yang diperkirakan orang di luar Iran”, komentarnya.
Perlakuan ini berbeda jauh dengan perlakuan terhadap muslim Sunni. Dalam doktrin Syi’ah sendiri, kaum Sunni dijuluki dengan kelompok ‘Nawasib’, yaitu kelompok yang pantas diperangi. Doktrin ‘Nawasib’ ini tertuang dalam kitab rujukan Syi’ah yaitu Ushul al-Kafi.
Makanya, mereka mendiskrimanasi minoritas Sunni. Situs sunnionline juga beberapa kali memberitakan perihal ditangkapnya ulama’-ulama’ Sunni di Iran. Mereka represif terhadap Sunni tapi memberi keluasan kepada Yahudi. (sunnionline/eramus/v-i/Kholili )