Optimalisasi Pesantren dalam Membangun Peradaban
Oleh Kholili Hasib*
Peran keilmuan pesantren dalam masyarakat tidak diragukan, akan tetapi kita tidak pula menafikan adanya proses yang terlewatkan. Proses pengajaran integral barangkali yang saat ini perlu dioptimalkan.
Keterlambatan pembangunan peradaban Islam, kata Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.Phil – pengamat pemikiran – disebabkan dinamisasi konsep ilmu fardhu ‘ain (ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap individu muslim) dan fardhu kifayah (ilmu yang wajib dipelajari oleh sebagaian kalangan muslim) yang kurang dalam sistem pengajaran. Padahal, dinamisasi konsep yang holistik tersebut berperan membangkitkan kualitas tradisi ilmu dalam sebuah peradaban.
Ibnu Taimiyah, Gagah Melawan Kemunkaran dengan Pena
Oleh M. Anwar Djaelani
Ibnu Taimiyah sebuah contoh, bahwa kebenaran harus terus ditegakkan apapun resikonya. Ketika masyarakat di sekitarnya tenggelam dalam berbagai bid’ah dan khurafat, Ibnu Taimiyah meluruskannya sekalipun berhadapan dengan kekuasaan yang lalu (sering) memenjarakannya.
Ibnu Khaldun, Ilmuwan Bergelar Aneka ‘Bapak‘
Oleh M. Anwar Djaelani
Bagi pecinta ilmu, nama Ibnu Khaldun hampir bisa dipastikan sebagai salah satu yang dikenalnya dengan baik. Sebab, sebagaimana Ibnu Sina, Ibnu Khaldun menguasai berbagai macam ilmu dan menuliskannya dengan baik sehingga karya-karyanya masih bisa dinikmati hingga kini.
Ibnu Sina, ‘Bapak Kedokteran’ yang Polymath
Oleh M. Anwar Djaelani
Tak banyak orang yang menguasai beragam ilmu dan menuliskannya dengan baik. Ibnu Sina termasuk satu di antara yang sedikit itu. Dia menulis prosa, logika, psikologi, musik, politik, kedokteran, falsafah, dan lain-lainnya.