Apa Sikap Kita Terkait Teror Israel Atas Palestina?

Apa Sikap Kita Terkait Teror Israel Atas Palestina

Oleh M. Anwar Djaelani

Apa Sikap Kita Terkait Teror Israel Atas Palestina

inpasonline.com – ”Israel Serang Gaza Saat Idul Fitri, Puluhan Orang Tewas” (https://news.detik.com 31 Maret 2025). ”Israel Lancarkan Serangan Udara ke Sekolah di Gaza, 25 Orang Tewas” (https://news.detik.com 4 April 2025).

Demikianlah, sekadar dua berita ”terakhir” terkait kekejaman Israel. Tepat di saat Hari Raya Idul Fitri 2025, mereka membiadabi Gaza Palestina. Tak sampai sepekan, masih di suasana Idul Fitri, tanpa perasaan mereka kembali beraksi barbar.

Sekadar melengkapi wajah brutal penjajah Israel, berikut ini dua contoh. Pada 5 April 2023, ada judul berita ini: “Polisi Israel Serbu Al-Aqsa, Lempar Bom dan Gas Air Mata di Ruang Salat”. Di hari yang sama, di media yang lain, ada judul ini: “Turki Kecam Aksi Brutal Polisi Israel Serbu Masjid Al-Aqsa”.

Berbagai berita itu cukup mewakili suasana mencekam yang terus terulang di Palestina. Dulu dan kini, teror dan teror terus berlangsung di Masjid Al-Aqsha, Gaza, Rafah, dan di berbagai Palestina yang lain.

Alhasil, dunia sering menyaksikan aksi keji Israel kepada warga Palestina. Apa sikap kita? Hal yang pasti, semua prihatin, menyesalkan, dan mengutuk brutalisme Israel.

Segenap warga dunia, yang punya hati nurani, pasti sesak dadanya melihat kebiadaban Israel. Pilu hati mereka melihat penderitaan warga Palestina. Sangat perih jiwa mereka, melihat teror Israel di Masjid Al-Aqsa. Batin mereka sakit menyaksikan kekejian Israel di bulan Ramadhan. Terguncang perasaan mereka, mendapati kenyataan tentang kekejaman Israel di saat dan di sekitar Idul Fitri.

Kita syok dan tercengang melihat foto-foto dan video-video aksi di luar perikemanusiaan dari penjajah Israel. Mereka tak pilih waktu. Misal, pernah memukuli jemaah di Masjid Al-Aqsa pada subuh waktu setempat.

Suara Saudara

Sikap Indonesia, bagaimana? Sikap kita mesti sejalan dengan pemikiran para pendiri bangsa kita. Perhatikan, sekadar dua contoh, pendapat Soekarno dan Agus Salim berikut ini.

“Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menentang penjajahan Israel,” kata Soekarno.

“Memang seharusnya umat Islam Indonesia mempersatukan pula suaranya berkenaan dengan Palestina dan membuahkan daya-upaya jika ada yang dapat dilakukan untuk membuktikan persatuan hatinya dan pengakuannya akan pertalian dengan umat Islam tiap-tiap bangsa Islam di seluruh dunia,“ kata Agus Salim.

Sikap Kita

Israel “Menyebut dirinya sebagai Negara Yahudi (The Jewish State)”. Hal itu, karena seringnya mereka ”Mendasarkan eksistensinya pada klaim-klaim Bibel dan klaim historis,” kata Adian Husaini (2002: 4).

Di sepanjang sejarah, kaum Yahudi terus bersikap melampaui batas. Mengapa? Antara lain, karena di Yahudi ada ajaran bahwa mereka adalah bangsa yang paling pilihan dan diistimewakan Tuhan di dunia ini. Kaum Yahudi menilai segala pendapat dari pihak lain, sekalipun itu benar, tak akan pernah diterima.

Mereka arogan. Mereka selalu bersikap mau menang sendiri. Terkait itu, Israel selalu melampaui batas.

Lihatlah sejarah, terutama di Palestina (dan sekitarnya). Di sana, telah lama Yahudi-Israel membuat masalah. Himbauan, kecaman, dan tekanan dunia, tak pernah dihiraukan. Yahudi itu suka berbuat dosa. Di titik ini, kita ingat ayat ini: “Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram. Sesungguhnya  amat buruk apa yang mereka telah kerjakan itu (QS Al-Maaidah [5]: 62).

Boikot, Boikot!

Kini, dalam duka, kita harus selalu bisa membantu saudara-saudara kita di Palestina. Bantulah dengan sejauh apapun yang mungkin bisa berikan: Harta, jiwa, tenaga, doa, dan lain-lain.

Sekadar langkah sederhana, kita bisa membantu dengan harta. Di antara cara yang mudah, yaitu tidak membeli produk-produk yang–langsung atau tidak langsung-akan menguntungkan Israel. Buatlah hal yang disebut terakhir itu sebagai sebuah gerakan yang berketerusan! Biokot dan boikot! []

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *