Adian Husaini Berbicara Pancasila di Surabaya

Written by | Nasional

 

Adian menegaskan bahwa kehadiran buku ini bukan dalam rangka menggugat Pancasila ataupun meratapi hilangnya ‘tujuh kata’ dalam sila pertama. “Buku ini ingin menegaskan bahwa Pancasila bukanlah sebuah alat untuk menindas umat Islam”, jelas Adian kepada peserta. Dalam banyak kesempatan, imbuh Doktor lulusan ISTAC ini, umat Islam sering dibenturkan dengan ideologi Pancasila oleh kalangan sekularis, bahkan oleh tokoh-tokoh non-muslim.

Padahal kelahiran Pancasila tidak bisa dilepaskan dari peran tokoh-tokoh umat Islam. Sudah tentu banyak kepentingan umat Islam terakomodasi dalam Pancasila tersebut, jelasnya. Adian memberikan banyak bukti keterkaitan Pancasila dengan kepentingan umat Islam dan kesepakatan yang terkait dengan penafsiran Pancasila tersebut.  

Dalam paparannya lebih lanjut, Adian mengutip pernyataan tokoh-tokoh non-Muslim yang semakin berani menuduh umat Islam telah membangkang terhadap Pancasila. Salah satunya, pernyataan yang tercantum dalam sebuah Tabloid terbitan non-Muslim, yang menegaskan bahwa lahirnya perda-perda Syari’ah menunjukkan umat Islam di Indonesia telah keluar dari kesepakatan bersama, yang telah dirintis oleh founding fathers Indonesia.

Sementara, Roesdiansyah, menyayangkan adanya protes terhadap perda-perda Syari’ah tersebut. Menurutnya, kelompok yang tidak sepakat dengan perda-perda Syari’ah itu sama saja dengan otoriter dan tidak paham dengan konsep otonomi daerah. “Lahirnya perda-perda tersebut adalah sebuah cerminan dari penerapan otonomi daerah, jadi tidak bisa diprotes”, jelasnya. Tentunya itu sudah melalui kesepakatan daerah pemerintah daerah untuk melahirkan perda-perda tersebut, imbuh pria yang sekarang bekerja sebagai legal assistant pada MSP Law Firm, Surabaya. (mm)       

 

Last modified: 09/11/2009

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *