Inpasonline.com-Pada Ahad 21 Desember 2014 lalu Lembaga Dakwah Fakultas,MAIPA Muslim Club Universitas Negeri Makassar (UNM) mengadakan Seminar Peradaban Nasional yang bertajuk Mengembalikan Manusia Beradab Melalui Pendidikan Modern.
Seminar yang merupakan salah satu rangkaian dalam kegiatan MIPA Syariah Expo 2014 ini bertempat di auditorium Lt.2 Menara Phinisi UNM. Pembantu Rektor III UNM, Prof. Dr. Heri Tahir, M.H membuka seminar akbar tersebut.
Seminar ini menghadirkan Dr. Hamid Fahmy Zarkasy, merupakan direktur Pascasarjana UNIDA (Universitas Islam Darus Salam) Gontor, dan direktur Islamic Thought and Civilization (INSISTS). Hamid menjelaskan seputar Islamisasi Ilmu Pengetahuan Kontemporer.
“Hilangnya adab di wajah pendidikan modern disebabkan oleh upaya sistematis sekularisasi”, ujar Hamid dihadapan 400 peserta seminar.
Menurut Hamid, sekarang ini peradaban Islam tak lepas dari peradaban barat dimana di dalam peradaban itu ada ilmu pengetahuan.
Lebih lanjut beliau mengatakan, ciri-ciri peradaban barat tersebut diantaranya akal sebagai parameter tertinggi, pandangan yang bersifat dualistis atau dikotomis dan penyebaran doktrin-doktrin humanisme, sehingga sains yang sekarang berkembang di barat menghilangkan jejak tuhan. Diantara cirinya yang menonjol juga adalah skeptisisme yang dijadikan sebagai metodologi ilmiah.
“Sesungguhnya hubungan barat dan Islam,jika dikaitkan dengan worldview yang berpengaruh secara epistemologis terhadap ilmu-ilmu yang berkembang, adalah merupakan permanent confrontation”,tegas putra pendiri Pesantren Gontor itu.
Lebih lanjut ia menerangkan, karena Islam ilmunya dari wahyu dan wahyu dimulai dari keyakinan yang pusatnya merupakan konsep tuhan. Maka untuk mengembalikan manusia yang beradab, kita harus kembali ke konsep Islam, dimana ilmu ditempatkan di dalam hati dan akal, bukan diatas kertas semata. Tempatnya ilmu ini sama dengan bersemayamnya iman, sehingga ilmu tak lepas dari iman.
Hamid lalu menegaskan tentang langkah-langkah Islamisasi ilmu pengetahuan yakni melalui 3 tahapan proses yaitu dewesternisasi, integrasi dan islamisasi.
“Untuk mengembalikan manusia beradab yang sesuai dengan paham Islam, maka diperlukan campur tangan dari ulama sebagai pemilik otoritas”, pungkasnya.
Selain Hamid Fahmy Zarkasyi, seminar ini menghadirkan Dr. Rahmat Abdurrahman, Lc., M.A, dosen Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab (STIBA) Makassar yang juga menjadi ketua MIUMI Sulawesi Selatan.
Rahmat mempresentasikan makalah berjudul Peran Ulama Bagi Peradaban Dunia. Beliau menerangkan peran dan jasa ulama dalam membangun Islam di Sulawesi.
“Sulawesi Selatan dahulu sudah lama dikenal sebagai daerah yang memiliki pesantren yang banyak sekaligus pencetak ulama terbanyak. Namun sekarang, ulama-ulama sudah sedikit jumlahnya, tidak berkembang secara paralel dengan pertumbuhan ekonomi SulSel yang sangat pesat. Maka pertumbuhan peradaban di SulSel sekarang ini tidak dibarengi dengan peranan yang aktif dari para ulama” terangnya.
Seminar ini bertujuan sebagai upaya untuk mengembalikan tradisi keilmuan Islam yang telah dihegemoni oleh keilmuan barat, sehingga nantinya peradaban Islam bisa dibangun kembali melalui manusia-manusia yang beradab. (Laporan Muhalim ITJ Makassar)