Perjalanan tersebut dimulai pada 27 April dan berlangsung hingga 9 Mei 2009. Dr. Adian Husaini belum lama ini meraih gelar doctor bidang Peradaban Islam dari International Institute of Islamic Thought and Civilization—International Islamic University Malaysia (ISTAC-IIUM). Dalam roadshow ini kami telah mengunjungi sejumlah kota di Pulau Jawa. Mulai dari Ponorogo, Surakarta, Yogyakarta, Surabaya, Jember, Malang. Gresik, Semarang, dan selanjutnya Bandung.
Disamping untuk mendiskusikan tema Peradaban Islam, roadshow kali ini juga untuk memperingati dan mensyukuri telah terbitnya Jurnal ISLAMIA yang berumur 5 tahun. Jurnal ini dikelola oleh INSISTS dan sekarang merupakan satu referensi penting bagi pemikiran Islam di Indonesia. Hingga sekarang Jurnal ini telah terbit 12 nomor.
Berikut ini secara ringkas laporan perjalanan tersebut.
KULIAH DI PENDIDIKAN KADER ULAMA ISID GONTOR
Pada 28-29 April 2009, DR. Adian Husaini dalam perjalanan Roadshownya memulai kegiatannya dengan memberikan kuliah dalam kelas Program Kader Ulama Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Gontor angkatan ke-2. Selama dua hari, Adian membahas tentang Tantangan Pemikiran Kontemporer, khususnya masalah liberalisme, feminisme, sekularisme, dan sebagainya.
Program Kader Ulama ISID Gontor merupakan program pendidikan yang diselenggarakan dalam rangka penyiapan kader ulama yang siap dalam menghadapi tantangan dakwah. Peserta dari program ini merupakan hasil seleksi dari utusan sejumlah lembaga Islam di seluruh Indonesia. Program ini akan berlangsung selama 6 bulan dan baru memasuki bulan pertama dari waktu yang ditentukan. Angkatan pertama program ini sudah selesai dan mereka telah kembali bertugas di lembaga pendidikan Islam masing-masing.
ORASI ILMIAH ADIAN HUSAINI DI SURAKARTA
Dari Pesantren Gontor, Dr. Adian Husaini melanjutkan perjalanannya ke Surakarta. Malam harinya (29/4) Mas Adian – begitu biasanya para mahasiswanya memanggilnya — melakukan pertemuan dengan Mahasiswa Magister Pemikiran Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta. Keesokan paginya beliau (30/4) menghadiri Ujian Seminar Proposal Thesis mahasiswa Magister Pemikiran Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta bersama DR. Muinudinillah dan Dr. Syamsul Hidayat.
Dalam rangkaian kegiatan roadshow dalam rangka Tasyakkur dan Orasi Ilmiahnya, DR. Adian Husaini, melakukan orasi ilmiah di hadapan tokoh-tokoh Islam Jawa Tengah. Acara yang bertempat di Balai Muhammadiyah Surakarta pada 30 April 2009 tersebut, mengambil tema Indonesia Masa Depan Perspektif Peradaban Islam. Dalam acara yang diselenggarakan oleh Mahasiswa Pasca Sarjana Magister Studi Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta bekerjasama dengan Pusat Studi Peradaban Islam (PSPI) Surakarta tersebut, DR. Adian menekankan pentingnya konsolidasi umat dalam rangka membangun peradaban Islam. Mengutip pendapat Muhammad Natsir, DR. Adian mengungkapkan bahwa tantangan peradaban Islam di Indonesia terdiri dari pemurtadan, nativisasi, dan sekularisasi. Selain itu juga diungkapkan sejumlah bukti pemalsuan sejarah di Indonesia dan upaya marginalisasi peran Islam dari bingkai keindonesiaan.
Acara dibuka oleh Dr. Syamsul Hidayat, Wakil Ketua Majlis Tabligh dan Dakwah Khusus Pimpinan Pusat Muhammadiyah; Ia menjelaskan pentingnya umat Islam memperhatikan paham-paham yang merusak aqidah Islam. Hadir dalam acara itu dr. Jufri, SKM, direktur Rumah Sakit Islam Surakarta; Kyai Solihan MC, Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Perwakilan Jawa Tengah, dan sejumlah tokoh Islam lainnya di Jawa Tengah.
Antusiasme peserta sangat nampak dalam acara tersebut. Hal ini terlihat dari banyaknya masukan, tanggapan, dan arahan yang disampaikan oleh peserta. dr. Jufri, Skm, misalnya, mengakui telah mengenal cukup lama pemikiran Adian Husaini melalui karya-karyanya. Bahkan dia telah membeli buku ”Wajah Peradaban Barat” lebih dari 20 eksemplar untuk yang dibagikan kepada koleganya dan sejumlah anggota DPR. Menurrutnya, buku ini sangat penting dibaca oleh kalangan akademisi maupun politisi.
ORASI ILMIAH DI YOGYAKARTA
Pada 1 Mei 2009, DR. Adian Husaini melanjutkan kegiatan roadshownya dengan berorasi di hadapan tokoh-tokoh Islam Yogyakarta bertempat di Gedung Pimpinan Pusat Muhammadiyah, jalan Cik Ditiro Yogyakarta. Acara tersebut dihadiri ratusan peserta dari sejumlah organisasi Islam. Acara dibuka oleh pimpinan Majlis Tabligh dan Dakwah Khusus PP Muhammadiyah. Ruangan acara dipadati peserta yang sebagian besar adalah mahasiswa.
Acara diselenggarakan oleh Inetitut Pemikiran Islam (IPI) Yogyakarta yang dipimpin oleh Ust. Fathurrahman Kamal, Lc Mag. Dalam sambutannya, Ust. Fathurrahman berharap agar tradisi ilmu benar-benar bisa dikembangkan di kalangan umat Islam Yogyakarta, khususnya kalangan akademisi. Tidak banyak berbeda dengan tema yang dibawakan di Surakarta, Dr. Adian menekankan pentingnya umat Islam memiliki rasa kebanggaan terhadap peradabannya sendiri. Sebab, menurut dia tidak mungkin suatu peradaban akan bengkit, jika peradaban itu sendiri sudah kehilangan kebanggaan terhadap peradabannnya sendiri. Pernyataan itu mengutip pendapat dari Muhammad Asad.
Karena banyaknya pertanyaan yang dilontarkan, maka acara siang hari itu dilanjutkan setelah shalat Ashar berjamaah. Dari Yogyakarta, kami langsung berangkat menuju Surakaya. Tapi karena terlalu lelah, maka kami istirahat di Solo. Barulah pada tanggal 2 Mei 2009, pukul 02.30 dini hari, kami berangkat ke Surabaya.
ORASI PERADABAN DI PESANTREN HIDAYATULLAH
Setiba di Surabaya pukul 09.00 pagi, pada tanggal 2 Mei 2009, Dr. Adian Husaini langsung menyampaikan orasi ilmiah tentang peradaban Islam. Aula Pesantren Hidayatullah dipenuhi ratusan pengunjung yang kelihatan antusias menyimak orasi ilmiah. Acara tersebut dihadiri sejumlah tokoh Islam senior di Surabaya seperti Dr. Fuad Amsyari, Ust. Abdurrahman dari Masjid Mujahidin Surabaya, dan sejumlah pimpinan Hidayatullah. Acara ini diselenggarakan atas kerjasama Pesantren Hidayatullah, Institut Peradaban Islam Surabaya (Inpas), Masjid Mujahidin Surabaya dan Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, Jawa Timur.
Pada siang harinya, usai shalat dzuhur, dilakukan dialog dengan para mahasiswa Sekolah Tinggi Lukmanul Hakim yang bernaung di bawah Hidayatullah. Pada kesempatan ini, Dr. Adian menekankan pentingnya mahasiswa meluruskan niat dalam menuntut ilmu, agar ilmunya nanti bermanfaat bagi umat Islam. Sore harinya, ba’da Maghrib roadshow dilanjutkan dengan melakukan ceramah dihadapan sejumlah tokoh Surabaya bertempat di Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan Umat ”Al Hilal” yang diselenggarakan oleh Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Perwakilan Jawa Timur. Malam itu juga, kami berangkat ke Pasuruan, menginap di sana.
PASURUAN DAN MALANG
Pada hari Ahad, 3 Mei 2009 DR. Adian Husaini mengisi kajian rutin Pengurus Daerah Muhammadiyah Kabupaten Pasuruan. Acara berlangsung hingga pukul 7.30 WIB. Dari Pasuruan, roadshow dilanjutkan dengan orasi ilmiah dihadapan mahasiswa dan dosen yang bertempat di Universitas Brawijaya Malang. Acara yang bertempat di Gedung Fakultas Ilmu Administrasi Unibraw tersebut terselenggara berkat kerjasama antara Institute of Islamic Thought and Civilization (ICON) Malang dan BEM Fakultas Ilmu Administrasi Unibraw. Acara berlangsung mulai jam 9.00 hingga 14.00.
Bakda Ashar rombongan roadshow telah sampai di SMP Putri Pesantern Hidayatullah Malang guna melakukan aktivitas kajian. Tema kajian menyangkut tantangan paham liberalisme bagi umat Islam. Dalam penyelenggaraan acara ini Pesantern Hidayatullah turut menggandeng Radio Mitra FM Malang. Hadir dalam acara sekitar 200 an orang yang terdiri dari para guru dan aktivis Islam di wilayah Malang, khususnya kawasan Kota Batu.
JEMBER
Pada hari Senin, 4 Mei 2009, usai shalat shubuh, rombongan roadshow bertolak ke Kota Jember. Di sini, DR. Adian Husaini diundang untuk mengisi Seminar Nasional bertajuk ” Telaah Kritis Pemikiran Islam Liberal”. Acara yang dimulai bakda dhuhur tersebut bertempat di Masjid Sunan Ampel STAIN Jember atas prakarsa Komunitas Pecinta Ilmu Manhaj Ahlussunnah Waljamaah (KOPI MANIS). Acara dibuka secara resmi oleh Ketua III STAIN Jember, Faisol Nasar.
Malam harinya bakda Isya’, DR. Adian Husaini diundang oleh Ketua PCNU Jember, KH Muhyiddin Abdusshamad untuk berdialog dengan sekitar 70 kyai dan aktivis Islam di Pesantern Nurul Islam (NURIS). Dialog tentang berbagai masalah umat Islam berlangsung cukup lama dan baru berakhir pukul 22.30 WIB. Setelah berakhirnya acara, secara informal DR. Adian Husaini dan Kyai Muhyidin saling tukar menukar souvenir berupa buku karya masing-masing. Kepada Kyai Muhyidin, DR. Adian Husaini menyerahkan buku karyanya yang berjudul ”Wajah Peradaban Barat”. Buku tersebut pernah menjadi buku terbaik kategori non fiksi dalam Islamic Book Fair 2006 di Jakarta. Sedangkan Kyai Muhyidin menyerahkan karyanya yang berjudul Fiqh Tradisionalis.
Usai acara, kami langsung bertolak ke Surabaya. Tiba di Surabaya, sekitar pukul 03.00 dini hari. Pada tanggal 5 Mei 2009, kami mengunjungi situs Kerajaan Majapahit di Trowulan Mojokerto, yang jaraknya hanya sekitar 1,5 jam dari Kota Surabaya. Usai acara, sore harinya, Dr. Adian Husaini sudah dijemput untuk mengisi pengajian di Kota Gresik.
GRESIK
Acara di Gresik 5 Mei 2009 tersebut bertempat di Masjid Taqwa Gresik. Tema yang diminta oleh jamaah Masjid adalah tentang Tantangan Pemikiran Liberal. Rupanya, jamaah Madjid di situ sudah banyak yang mengenal Adian Husaini melalui buku dan tulisannya di internet. Banyak jamaah masjid yang bertanya kiat bagaimana agar keluarga mereka tidak terpengaruh oleh pemikiran-pemikiran liberal yang merusak keimanan. Dijawab oleh Mas Adian bahwa karena hal itu disebarkan melalui keilmuan, maka jawabannya hanya dengan ilmu juga. Beliau menyarankan agar tantangan pemikiran liberal dijadikan sebagai pemicu untuk semakin menggiatkan majlis-majlis keilmuan, sebab mencari ilmu memang wajib bagi setiap Muslim. Juga disarankan agar mereka berhati-hati memilih teman. Dan yang juga penting agar senantiasa memanjatkan doa kepada Allah, agar tidak tersesat atau tertipu oleh pemikiran-pemikiran yang kelihatannya indah padahal menyesatkan.
Dari Gresik, kami langsung menuju Bojonegoro dan beristirahat di tempat kelahiran Dr. Adian Husaini selama dua hari. Disamping menginap di rumah ibu beliau, kami juga berziarah ke makam ayahnya yang meninggal tahun 2004 ketika beliau sedang kuliah di Kuala Lumpur.
SEMARANG
Perjalanan berikutnya, 7 Mei 2009, kami menuju Kota Semarang. Alhamdulillah, kami sempat mampir di Kota Kudus. Kami shalat dhuhur di Masjid Sunan Kudus dan sempat melakukan penelitian beberapa saat tentang peninggalan salah satu dari Wali Songo tersebut. Juga kami membeli banyak buku dari kota ini.
Sore harinya kami tiba di Semarang. Malam itu, pada jam 18. 30 WIB bertempat di Masjid Al Falah di kompleks Perumahan Tembalang Pesona Asri, DR. Adian Husaini mengisi kajian dengan tema Tantangan Paham Pluralisme bagi upaya Membangun Peradaban Islam di Indonesia. Sekitar 80 peserta dari perwakilan berbagai masjid di Kota Semarang hadir dalam acara tersebut. Banyak diantaranya dosen Universitas Diponegoro Semarang. Sebagaimana acara di kota-kota sebelumnya, pada acara tersebut DR. Adian Husaini juga membagikan kepada hadirin buku berjudul ”Indonesia Masa Depan: Perspektif Peradaban Islam”.
Pada hari Jumat 8 Mei 2009, Dr. Adian mengisi kajian keislaman untuk guru-guru di SD Islam Diponegoro Semarang. Sore harinya, acara terakhir di Semarang, dilakukan di Masjid Universitas Diponegoro (Undip), berupa Seminar Tentang Peradaban Islam. Hadir juga sebagai pembicara dosen Undip Dr. Abdullah yang juga seorang pakar kebudayaan Melayu. Acara dibuka oleh Dekan Fakultas Psikologi Undip yang mewakili Rektor Undip yang berhalangan karena sedang bertugas di luar negeri.
BANDUNG
Acara terakhir dari rangkaian roadshow peradaban Islam berakhir di Kota Bandung. Pada tanggal 9 Mei 2009, Dr. Adian mengisi acara rutin kuliah dhuha di Masjid Salman ITB. Beliau membahas masalah al-Quran dan Tantangan zaman. Pagi harinya beliau sempat rekaman di Radio KLCBS Bandung.
Penutup
Alhamdulillah, perjalanan selama sekitar dua minggu tersebut berlangsung lancar atas isin Allah. Kami serombongan mendapatkan banyak manfaat yang luar biasa dan mengucapkan terimakasih atas doa dan dukungan semua pihak. Semoga Allah senantiasa memberikan perlindungan kepada kita semua, sehingga kita tetap bisa istiqamah dalam berjuang di jalan-Nya. Amin. (Solo 11 Mei 2009)