Oleh M. Anwar Djaelani
Inpasonline.com-Jakarta banjir lagi pada Selasa 21/02/2017. “Jakarta Banjir, Ahok Salahkan Hujan yang Tak Berhenti-henti” (www.voa-
Lantang Menantang
Di situs yang disebut pertama di atas, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyalahkan hujan yang tak berhenti sejak Senin malam 20/02/2017 sampai Selasa 21/02/2017 sebagai penyebab banjir yang terjadi di banyak wilayah Jakarta. Lalu, seperti apa tingkat keparahan banjir kali ini?
“Jakarta Dikepung Banjir, Ribuan Rumah Tenggelam” (www.harnas.co21/02/2017). Disebutkan, bahwa sebagian wilayah Jakarta lumpuh akibat sejumlah ruas jalan terendam banjir seiring hujan deras yang mengguyur Ibu Kota sejak Senin 20/02/2017 hingga Selasa 21/02/2017 siang. Sedikitnya ada 54 titik banjir dan ribuan rumah penduduk terendam hingga ketinggian 1,5 meter.
Fakta tentang banjir besar tersebut jelas menarik, sebab publik lalu ingat kepada sesumbar ini: “Ahok Tantang Hujan Lebat, Puluhan Mobil Mewah Terendam Akibat Banjir Kemang” (www.tarbiyah.net28/08/2016). Disebutkan bahwa dulu Ahok mengklaim Jakarta tidak akan terkena banjir lama, walaupun diguyur hujan selama tiga hari berturut-turut. Bahkan, Ahok juga menantang Sang Pemberi Hujan agar menurunkan hujan lebat. “Saya kira, banjir tidak akan lama. Kalau hujan tiga hari berturut-turut sekalipun, begitu berhenti, saya jamin surut,” kata Ahok di Gedung DPRD DKI Jakarta pada 19/12/2015. “Makanya, saya enggak tahu, saya harap beberapa hari ini, hujan lebat lagi. Kalau perlu, hujan lebat satu jam hingga dua jam, kita tes lagi,” lanjutnya waktu itu.
Tantangan kepada Sang Pemberi Hujan juga diulangi keesokan harinya di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan. “Nah semalam dites, ok. Makanya, saya enggak tahu, saya harap beberapa hari ini hujan lebat lagi nih, kalau perlu hujan lebat yang lah, satu jam, dua jam, kita tes lagi,” kata Ahok pada 20/12/2015.
Seakan menjawab tantangan itu –tulis www.tarbiyah.net-, hujan deras yang mengguyur Kemang segera membuat wilayah itu banjir hebat. Bahkan, sebuah situs berita menyebut banjir itu sebagai mengerikan. Akibat banjir tersebut, sejumlah warga hingga 27/08/2016 malam pukul 20.50 WIB masih terjebak di berbagai tempat di Jalan Raya Kemang, Jakarta Selatan. Di salah satu lokasi tampak puluhan mobil mewah tenggelam akibat banjir tersebut.
Mulut Ahok tampak seperti gampang menantang Tuhan. Cermatilah di kasus lain ini: “Ahok: Kalo Tuhan Ngaco Juga Gua
Masih bersumber dari situs di atas, berdasarkan audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), pembelian lahan RS Sumber Waras pada APBD Perubahan 2014 terindikasi menyebabkan kerugian Daerah Rp 191 miliar. Ada aroma korupsi dalam proyek ini dan melibatkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Apa kata Ahok? Menurut dia, temuan BPK yang menganggap pembelian lahan RS Sumber Waras kurang cermat, sebagai bentuk tuduhan semata. “Saya mah nggak peduli. Kalo Tuhan ngaco juga
Pesan Hujan
Di balik hujan ada tanda-tanda Kemahabesaran Allah. Maka, nikmat besar bernama hujan ini akankah hanya berlalu begitu saja tanpa bisa menambah subur iman kita? Mari menunduk sejenak, kita renungkan lagi.
Hujan termasuk ayat Allah. Peristiwa turunnya hujan tergolong kejadian hebat, antara lain karena prosesnya sangat terukur. Cermatilah! Pertama, air turun ke bumi menurut kadar tertentu. Hujan adalah air yang diturunkan Allah ‘menurut kadar’. “Dan, (Allah) yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) …” (QS Az-Zukhruf [43]: 11). Hujan turun dalam takaran yang tepat.
Kedua, hujan memberi kehidupan bagi tanah yang mati. Di Al-Qur’an, banyak ayat yang menyeru kita agar memerhatikan bahwa hujan berguna untuk menghidupkan tanah yang mati. “… dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih, agar Kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati, dan agar Kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kami, binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak” (QS Al-Furqaan [25]: 48-49). Hujan juga berfungsi sebagai penyubur. “Dan, Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam” (QS Qaaf [50]: 9). Sungguh, “ … Tuhan kami tidak akan salah dan tidak (pula) lupa; Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan Yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka, Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam”(QS Thaahaa [20]: 52-53).
Sangat mengesankan penjelasan Al-Qur’an tentang hujan. Di antara pesan kuatnya adalah, bahwa: Ada Allah di balik hujan. Maka, ketika ada yang berani menantang-nantang Tuhan, kita lalu ingat ini: “Mereka berkata: ‘Apakah kamu datang kepada kami, agar kami hanya menyembah Allah saja dan meninggalkan apa yang biasa disembah oleh bapak-bapak kami? Maka datangkanlah azab yang kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar’. Ia (Hud) berkata: ‘Sungguh sudah pasti kamu akan ditimpa azab dan kemarahan dari Tuhanmu’.” (QS Al-A’raaf [7]: 70-71).
Jangan, Jangan!
Alhasil, jangan tiru umat-umat terdahulu yang sangat berani menantang Allah untuk menyegerakan mengirim azab. Sungguh, jangan sekali-kali kita menjadi Penantang Allah dengan mengajukan permintaan seperti ini: “Maka datangkanlah azab yang kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar”. []
*Tinggal di www.anwardjaelani.com