

Inkonsistensi Metodologi Orientalis dalam Studi al-Qur’an dan al-Hadits

Orientalis Menyaksikan Penyembelihan Hewan Qurban di Pesma Baitul Hikmah Surabaya
Inpasonline.com, 07/11/11
Suasana di pesantren mahasiswa (pesma) Baitul Hikmah Surabaya pada Hari Raya Idul Adha 1432 H yang bertepatan dengan 6 November 2011 tampak riuh. Keriuhan itu ditingkahi oleh kehadiran 10 ekor kambing dan dua ekor sapi yang tengah mengantri giliran untuk dipotong sebagai hewan qurban. Namun yang paling menarik perhatian adalah kehadiran sesosok “makhluk asing” yang tampak menonjol diantara para santri, warga sekitar, serta hewan qurban. Rambut coklat dan kulit putih-pucatnya menjadi objek pandangan orang-orang yang ada di sana. Penampilannya yang rapi dan good looking semakin menguatkan kesan, bahwa dia bukan turis asing biasa.
Pengaruh Orientalis dalam Penafsiran Al Qur’an
Oleh Bahrul Ulum
Alphonse Mingana, seorang orientalis dan pendeta Kristen asal Iraq, pada tahun 1927 mengatakan, "Sudah tiba saatnya sekarang melakukan studi kritis terhadap teks Al-Qur'an sebagaimana telah kita lakukan terhadap kitab suci Yahudi yang berbahasa Ibrani-Arami dan kitab suci Kristen yang berbahasa Yunani,'.