Pengaruh Orientalis dalam Penafsiran Al Qur’an
Oleh Bahrul Ulum
Alphonse Mingana, seorang orientalis dan pendeta Kristen asal Iraq, pada tahun 1927 mengatakan, "Sudah tiba saatnya sekarang melakukan studi kritis terhadap teks Al-Qur'an sebagaimana telah kita lakukan terhadap kitab suci Yahudi yang berbahasa Ibrani-Arami dan kitab suci Kristen yang berbahasa Yunani,'.
JIL Tawarkan Studi Al-Qur’an Perspektif Liberal
inpasonline, 24/12/2007
SURABAYA - Tidak puas dengan buku-buku studi Al-Qur’an yang ada, Jaringan Islam Liberak (JIL) meluncurkan buku studi Al-Qur’an versi Islam liberal dengan judul Metodologi Studi Al-Qur’an yang diterbitkan oleh Pustaka Gramedia. Buku yang berasal dari tulisan lama orang-orang JIL ini, didedikasi sebagai buku studi Al-Qur’an yang menggunakan pendekatan baru. Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh Koordinator Jaringan Islam Liberal, Ulil Abshar Abdalla, dalam bedah buku tersebut di IAIN Sunan Ampel Surabaya, hari Senin (21/12)kemarin.
“Area Bebas Liberal” dan “Paket Liberal” Mewarnai ACIS 2009
Inpasonline,10/11/2009
SURAKARTA – Pelaksanaan Annual Conference of Islamic Studies (ACIS) IX tahun 2009 di Surakarta beberapa hari yang lalu tidak hanya seru di dalam ruang acaranya saja. Di luar ruangan, banyak sesuatu yang tidak kalah serunya ditawarkan. Sebagaimana diketahui, selama ACIS berlangsung, 2-5 November 2009, panitia menyewakan stand-stand kepada institusi maupun penerbit untuk mempromosikan program dan dagangan mereka. Lokasi stand-stand yang ditawarkan memang cukup strategis karena menjadi akses utama para peserta untuk memasuki ruang acara.
Critical Studies Pemikiran Tokoh-Tokoh Liberal Dunia
Inpasonline,27/10/2009
Surabaya: “Naim adalah seorang liberal kaffah,” tegas Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi ketika mengomentari Abdullahi Ahmed An-Na’im, seorang tokoh liberal kaliber dunia kelahiran Sudan.
Orientalis Menggugat Hadits
Oleh : Dr. Syamsuddin Arif
Gugatan orientalis terhadap hadits dimulai pada pertengahan abad ke-19 M, tatkala hampir seluruh bagian Dunia Islam telah masuk dalam cengkraman kolonialisme bangsa-bangsa Eropa. Adalah Alois Sprenger, yang pertama kali mempersoalkan status hadits dalam Islam. Dalam pendahuluan bukunya mengenai riwayat hidup dan ajaran Nabi Muhammad SAW, misionaris asal Jerman yang pernah tinggal lama di India ini mengklaim bahwa hadits merupakan kumpulan anekdot (cerita-cerita bohong tapi menarik).