Tag: al-quran

Nasional

Metode puzzle, Metode Sesat Ala Agus Mustofa

 

Inpasonline, 25/8/10

Yang dimaksud metode ini adalah metode menafsirkan ayat al-Qur’an dengan ayat al-Qur’an (tafsîrul-Qur’ân bil-Qur’ân) bikinan Agus Mustofa.

Caranya, mengambil ayat-ayat yang berkenaan dengan topik tertentu yang tersebar di beberapa surat dalam al-Qur’an, kemudian kita menggabungkannya, merumuskannya, untuk selanjutnya mendapatkan gambaran utuhnya menurut persepsi kita sendiri.

Metode inilah yang digunakan oleh Agus Mustofa dalam mengambil kesimpulan yang terdapat dalam Al-Qur’an. “Semua buku yang saya susun dalam serial diskusi ini menggunakan metode puzzle,”aku Agus Mustofa.

Pemikiran Islam

Catatan Kritis Pemikiran Muhammad Shahrur

Oleh: Muhamad Sahrul Murajjab

Pendahuluan

            Al-Qur’an al-Karim sebagai wahyu Allah yang diturunkan terakhir bagi umat manusia menempati posisi sangat penting sebagai salah satu pilar epistemologi Islam. Karena dari Al-Quran-lah seluruh struktur, aspek, pandangan, tujuan dan hukum Islam bersumber dan disandarkan. Maka dari itu, upaya-upaya untuk menggali dan memahami nilai-nilai al-Qur’an dilakukan secara terus menerus sejak generasi pertama umat ini dan tidak pernah berhenti sehingga menghasilkan literatur yang sangat luar biasa berlimpah, terutama jika dibandingkan apa yang dilakukan terhadap kitab suci agama lain manapun.

Studi Al Qur'an & Al Hadits

Sekilas tentang Kajian Orientalis terhadap al-Qur’an

Oleh: Dr. Syamsuddin Arif

 Pada tahun 1927, Alphonse Mingana, seorang pendeta Kristen asal Irak dan guru besar di Universiti Birmingham Inggris, mengumumkan bahwa “sudah tiba saatnya sekarang untuk melakukan kritik teks terhadap al-Qur’an sebagaimana telah kita lakukan terhadap kitab suci Yahudi yang berbahasa Ibrani-Arami dan kitab suci Kristian yang berbahasa Yunani (The jawatan-kuasae has surely come to subject the text of the Kur’an to the same criticism as that to which we subject the Hebrew and Aramaic of the Jewish Bible, and the Greek of the Christian scriptures).” Mengapa missionaris satu ini menyeru begitu?