Percepat Langkahmu!

Percepat Langkahmu!

inpasonline.com – “Tidak ada kata stagnasi dalam kamus seorang Muslim. Tidak ada kata berhenti. Harus terus jalan. Jangan pernah berpikir kita tidak berbakat mengerjakan sesuatu. Berusaha keraslah! Para Nabi dan sahabat adalah orang-orang yang berhasil. Maka mereka disifati sebagai orang-orang yang sholeh, sesuai dengan Surat Al-Baqarah ayat 114”, papar Kh. Ihya’ Ulumuddin.

Selain KH.Ihya’ Ulumuddin, hadir pula Direktur INPAS, dr.Abdul Ghofir yang hari itu mengemukakan analisanya mengenai masalah yang membelit umat Islam, baik dari dalam maupun dari luar. Para peserta terperangah saat Direktur INPAS tersebut menguak realita terdapatnya upaya-upaya menggerogoti Islam oleh umat Islam sendiri, dengan menyuntikkan berbagai pemikiran yang bukan saja melawan syari’ah, tapi juga merusak akidah umat. “Kompilasi Hukum Islam yang coba digagas Musdah Mulia sangat liberal dan bermasalah karena merusak syariah Islam, lalu mendudukkannya di bawah HAM dan Gender”, paparnya. Akibat dari agresivitas gerakan berbasis gender ini, berdirilah Pusat Studi Wanita dan Gender di berbagai Perguruan Tinggi Islam, dan yang lebih memprihatinkan, pusat studi tersbut berdiri atas SK Presiden. Masih banyak lagi masalah penyebaran paham Pluralisme yang kian gencar pasca wafatnya Gus Dur, meski Pluralisme sudah difatwa haram oleh MUI tahun 2005. Semuanya ini membutuhkan kerjasama dan kerja keras umat Islam untuk mengatasinya.

Oleh karena itu, KH.Ihya’ Ulumuddin menghimbau agar para peserta Multaqo Sanawiy ke-IX untuk tidak menunda untuk melakukan kebajikan. “Sungguh perbuatan seorang Muslim terbina semestinya tidak bertolak belakang dengan hal yang selalu diulang-ulangnya dalam berdoa, …dan jadikanlah diriku sebagai pemimpin orang-orang yang bertakwa”, jelas KH. Ihya’ Ulumuddin.

Beliau lalu menceritakan kisah Sayyidina Umar bin Khattab ra. Setelah tertikam dan bersimbah darah, beliau melihat seorang anak muda yang memakai pakaian terjuntai (Isbaal). Maka beliau segera berkata : ‘Wahai putera saudaraku, angkatlah Izarmu. Sungguh itu lebih bertakwa kepada Tuhanmu dan lebih bersih bagi pakaianmu!”. Dalam kondisi menjelang wafat (sakarat al-maut) beliau masih memerintahkan kebaikan karena masalah ini menuntut untuk dipercepat dan disegerakan. “Percepat langkahmu!”, tegas KH. Ihya’ Ulumuddin mengakhiri tausiyah beliau. (Kar)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *