inpasonline.com – ”Kita perlu menyadari bahwa klaim besar Islam sebagai agama yang Rahmatan lil Alamin masih jauh dalam kenyataan. Kalaupun suatu saat umat Islam bisa mendominasi peradaban dunia, yang perlu diingat bahwa dengan besarnya Islam, harus bisa menjadi payung bagi semua kalangan dan agama. Inilah tanggungjawab sebagai umat mayoritas,” tutur Menag.
Ditambahkan Menag bahwa misi Islam sebagai agama Rahmatan lil Alamin bisa menjadi kenyataan manakala agama dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi seluruh manusia dan lingkungannya. Tanpa membedakan ras, kelamin, suku bangsa dan bahasa. ”Potensi besar PTAI sebagai pusat kajian ke-Islaman di Indonesia seharusnya diselaraskan dengan misi ini.
Selain itu menurut Suryadharma, kajian Islam yang dikembangkan di PTAI diharapkan bukan saja meningkatkan pemahaman terhadap obyek kajian, yakni Islam itu sendiri. ”Namun pada saat yang sama, menggali nilai-nilai Islam dalam rangka meneguhkan kepribadian Muslim di tengah-tengah membanjirnya berbagai keyakinan, ideologi, aliran-aliran baru, gaya hidup dan sebagainya.
Diakui Suryadharma bahwa besarnya jumlah PTAI dengan pakar di bidang ke-Islaman yang mencapai ratusan orang, sesungguhnya merupakan potensi yang luar biasa untuk menjadi pusat pengembangan dan kajian-kajian ilmu ke-Islaman di Indonesia. ”Dibandingkan dengan lembaga-lembaga lain, PTAI memiliki infrastruktur dan suprastruktur yang memadai untuk menjadi garda terdepan dalam pengembangan ilmu-ilmu ke-Islaman. PTAI tidak memiliki beban sejarah atau kaitan ideologis dengan seseorang atau tokoh, organisasi atau lembaga apapun.
Pada kesempatan yang sama, Dirjen Pendidikan Islam Depag, Mohammad Ali mengungkapkan bahwa sebagai forum tahunan, ACIS diadakan dengan maksud menjadi barometer perkembangan kajian Islam di Indonesia. Penyelenggaraan ACIS ke-9 ini mengusung tema ‘Merumuskan Kajian ke-Islaman di Indonesia’. Digelar mulai Senin malam (2/11) hingga Kamis (5/11).
”Tema ini dimaksudkan untuk memberi ruang yang luas bagi para pengelola PTAI, para sarjana dan ilmuwan, pakar di bidang ke-Islaman, untuk mendiskusikan arah kajian Islam di masa depan. Serta memikirkan, memecahkan masalah dan memberi solusi atas persoalan kebangsaan dari sudut pandang ilmu-ilmu ke-Islaman,” kata Ali.
Menurutnya, tujuan itu sekaligus untuk memperkuat PTAI sebagai lembaga yang secara khusus mendapat main mandate sebagai penyelenggara dan pengembang ilmu-ilmu ke-Islaman di Indonesia. (Rep)