Kuasai Ilmu Syar’i Dulu, Baru Pelajari Teori Barat

Written by | Nasional

Inpasonline, 18/5/11

Salah satu tantangan pesantren saat ini adalah munculnya pemikiran dekonstruksi ilmu syar’i. Seperti misalnya yang telah berkembang, yakni mengganti makna agama, kerancuan konsep Tuhan dan doktrin teologi global yang mengajarkan pluralisme. Pesantren yang memiliki Ma’had ‘Aly (perguruan tinggi pesantren) perlu meresponnya dengan benar.

Peringatan ini disampaikan Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, M. Phil dalam acara Sarasehan Budaya Membaca Kekuatan dan Kelemahan Pesantren di Indonesia di Pesantren Tebuireng Jombang 14 Mei 2011.

Untuk merespon tantangan itu kata Dr.Hamid adalah, pesantren perlu mengajarkan ilmu syari’i, dan pemahaman akidah sedalam-dalamnya. Ilmu tafsir, hadis, ushul fikih dan akidah harus dikuasai santri. Jika sudah kuasai maka baru boleh membaca kritis teori Barat.

Jadi responnya adalah harus tahu Islam dan tahu apa itu Barat. Salah satu kelemahan mengapa terjadi liberalisasai tegasnya adalah, santri baru tahu tafsir setengah-setengah sudah membaca hermeneutika.

Maka. ilmu-ilmu syari’i harus didahulukan, didalami sampai akar-akarnya. Sehingga tahu kekayaan dan keunggulan khazanah Islam. Sehingga tidak terburu silau dengan teori Barat.

Lantas bagaimana pesantren ke depan? “Pikirkan untuk mendirikan Ma’had ‘Aly”, tegas Dr. Hamid di depan ratusan peserta utusan dari berbagai pesantren.

Perguruan Tinggi Pesantren perlu didirikan untuk melanjutkan pendalaman materi yang telah diperoleh di madrasah pesantren.

Selain itu, pengembangan perlu diarahkan kepada kajian sains Islam. “Buku-buku pelajaran Ekonomi Islam atau Fisika Islam sudah semestinya ditulis oleh lulusan pesantren, bukan orang lain” tuturnya yang disambut aplaus hadirin.

Oleh sebab itu, sekarang pesantren perlu mempelajari ilmu-ilmu sains atau humaniora yang telah diwariskan oleh para ulama’ kita.

Selain Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, sarasehan yang diadakan dalam rangka memperingati 100 tahun KH. Abdul Wahid Hasyim itu, juga menghadirkan pembicara KH. Mahmud Ali Zain dari PP. Sidogiri, Dr. Sahiron Syamsuddin, MA dari Pesantren Pascasarjana Nawasea dan Dra. Hj. Noer Chalida Badrus,M.HI, pengasuh PP. Al-Hikmah Purwoasri Kediri.(kholili)

 

 

Last modified: 18/05/2011

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *