Bencana Tornado, ‘Kado’ untuk Pernikahan Sejenis?

Written by | Opini

Oleh M. Anwar Djaelani

Tornado mengamuk di Kota Moore, Oklahoma, Amerika Serikat (AS), pada 20/05/2013. Sekitar 100 orang tewas dan kerugian materiel ditaksir Rp 20 triliun akibat bencana yang -konon- terbesar dalam dua tahun terakhir. Masalah kian ‘menarik’ sebab “Tornado Turun karena Banyak Gay” (Jawa Pos 26/05/2013). Benarkah?

 

Tanda-tanda Itu  

Disebutkan di berita “Tornado Turun karena Banyak Gay” itu, bahwa sekarang ini ada ironi. Di satu sisi, semua agama menentang pernikahan sejenis. Di sisi lain sudah belasan negara yang melegalkan pernikahan sejenis. Sementara, di AS, 9 dari 50 negara bagian melegalkan pernikahan pasangan gay atau lesbian.

Mengiringi meningkatnya kecenderungan untuk melegalkan pernikahan sejenis, ramai pula dipercakapkan tentang hak mengekspresikan identitas pelaku homoseksual. Jika sebelumnya para gay atau lesbian cenderung menutup-nutupi identitas seksualnya, maka sekarang ada yang secara terbuka memublikasikannya. Misal, pada April 2013, Jason Collins -seorang atlet basket profesional di AS- mengumumkan bahwa dirinya gay.

Presiden AS Barack Obama yang terkesan dengan pengakuan itu, lalu memuji Jason Collins lewat telepon. Sikap Obama itu memantik kontroversi, termasuk datangngnya kecaman kepadanya.

Collins sendiri mengalami dampak buruk karena pengakuannya. Sejumlah besar tokoh AS mencaci pria 34 tahun tersebut. Chris Broussard -seorang komentator olahraga- langsung menyebut Collins sebagai pendosa. Bahkan, ada yang mengaitkan bencana Tornado di Oklahoma dengan ke-gay-an Collins. Melalui akun Twitter-nya, Fred Phelps Jr. -putra pendeta Gereja Baptis Westboro Fred Phelps- menyalahkan Collins atas terjadinya Tornado yang merenggut banyak korban itu.

Badai angin Tornado telah memorakporandakan Kota Moore, Oklahoma, AS, pada 20/05/2013. Tornado itu –kata seorang saksi- menimbulkan suara yang sangat riuh saat mendekat ke pemukimannya.Tornado itu bergerak dengan kecepatan 320 km per jam dan memusnahkan seluruh lingkungan serta menyebabkan timbunan properti dan mobil di jalan raya.  

Bencana itu memang mengerikan. Sekolah rusak parah, beberapa rumah terbakar, mobil-mobil terbalik, pepohonan tumbang, dan banyak infrastruktur lainnya yang ambruk. Seseorang kehilangan sekitar 1.000 ekor kudanya. Lebih dari 13 ribu rumah hancur dan 33 ribu orang kehilangan tempat tinggal. Setidaknya, akibat yang ditimbulkan oleh sergapan angin puyuh di sepanjang 27 kilometer selama 40 menit itu menyebabkan kerugian Rp 20 triliun. Barack Obama-pun menyebut terjangan angin kencang tersebut sebagai bencana besar.

            Jika di AS ‘kemajuan’ homoseksualitas beserta perdebatannya seperti sedikit tergambar di atas, maka bagaimana di dunia pada umumnya? Hal yang pasti, semua agama melarang praktik homoseksual. Tetapi, kini orang tak lagi sungkan untuk memublikasikan dirinya sebagai gay atau lesbian. Bahkan, sejalan dengan itu, kini sudah belasan negara di dunia yang melegalkan pernikahan sejenis lewat Undang-undang (UU).

Lihatlah! Prancis adalah negara ke-14 di dunia dan negara ke-9 di Eropa yang mengakui pernikahan sejenis lewat UU-nya. Tak hanya itu, UU tersebut juga melegalkan praktik adopsi anak oleh pasangan homoseksual. UU tersebut ditandatangani presiden Prancis Francois Hollande pada 18/05/2013.

Terkait UU yang mengakomodasi pernikahan sejenis, Belanda-lah negeri pertama yang mengesahkannya yaitu pada 2001. Lalu menyusul negara–negara lain seperti Belgia pada 2003, Spanyol pada 2005, Kanada pada 2005, dan Selandia Baru pada 2013.

Diterima secara bulatkah keberadaan UU itu? Di Prancis, terjadi gelombang penolakan. Pada 22/05/2013 –hanya empat hari setelah UU disahkan- Dominique Venner (78) menembak dirinya sendiri sebagai bentuk protes atas aturan yang tak disetujuinya itu. Dia memilih katedral Notre Dame yang kesohor dan di tengah ratusan orang sebagai tempat aksi bunuh-dirinya. 

Aksi penentangan terus berlanjut. Pada 26/05/2013, ratusan ribu orang turun ke jalan-jalan -berdemonstrasi- di pusat kota Paris, Prancis. Bahkan, demonstran mendesak sang Presiden agar mundur.

Sepuluh tahun sebelumnya -pada 2003- beberapa pekan setelah Belgia mengesahkan UU yang melegalkan pernikahan sejenis, Vatikan berusaha menghentikan tren itu. Maka menulislah Kardinal Joseph Ratzinger. Dalam dokumen 12 halaman, Kepala Penasihat Teologi Kepausan itu memeringatkan bahwa pernikahan homoseksual tidak bermoral, melawan hukum alam, dan merusak. 

          Bagi umat Islam, melegalkan pernikahan sejenis adalah sebentuk kemunkaran yang amat telanjang. Maka, terkait ini, hukum Allah tak akan pernah berubah. Azab Allah akan menimpa mereka yang membangkang kepada-Nya. Tentang ini, sejarah kaum terdahulu seharusnya menjadi pelajaran mahal bagi kita.

Dulu, kaum Nabi Luth a.s. memraktikkan perilaku seks yang menyimpang dan belum dikenal sebelumnya, yaitu homoseksual. Homoseksual adalah perilaku keji karena antara lain merusak jalan keturunan.

Ketika Nabi Luth a.s. menyeru untuk menghentikan penyimpangan itu, kaumnya–di Negeri Sodom- bukan saja mengabaikan tetapi malah menantang. Lalu, datanglah azab Allah. Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi” (QS Huud [11]: 82).

Pompei adalah contoh lain. Pompei, sebuah simbol kemerosotan Kekaisaran Romawi. Warganya yang banyak melakukan perilaku seks menyimpang,berkesudahan serupa dengan Sodom. Pompei dihancurkan oleh letusan Gunung Vesuvius. Lava dan debu letusan itu memerangkap warga kota tersebut dan bahkan menyapu bersih seluruh kota dari peta dengan seketika.

 

Pelajaran Mahal

Jangan terlambat untuk kembali beriman dan bertaqwa kepada Allah. Kembalilah kepada ajaran yang haq, yaitu jangan praktikkan homoseksual (gay atau lesbian) sebab hal itu pasti dilaknat Allah.

Ambillah pelajaran dari Oklahoma! “Maka, ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan” (QS Al-Hasyr [59]: 2). []

Last modified: 02/06/2013

One Response to :
Bencana Tornado, ‘Kado’ untuk Pernikahan Sejenis?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *